Pemerintah Janji Beri Kesempatan Atlet Muda Potensial
Pemerintah tetap pada komitmennya, yaitu memberi kesempatan bagi para atlet muda untuk tampil di SEA Games Kamboja 2023. Hal itu penting bagi regenerasi atlet elite nasional.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Di tengah target untuk menjaga perolehan medali pada SEA Games Kamboja 2023, pemerintah mempertahankan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan regenerasi atlet. Namun, hingga saat ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga belum memutuskan jumlah atlet yang akan berlaga di Kamboja.
Indonesia memiliki catatan manis di SEA Games Vietnam 2021 dengan menempati peringkat ketiga klasemen akhir perolehan medali. Saat itu, kontingen Indonesia mengumpulkan 69 medali emas, 92 perak, dan 80 perunggu. Pencapaian itu dinilai cukup bagus karena jumlah kontingen Indonesia pada SEA Games 2022 menurun sebesar 43,4 persen dari 841 atlet menjadi 476 atlet.
Di Kamboja nanti, pemerintah mencanangkan target untuk minimal bisa mempertahankan atau bahkan melampaui pencapaian di Vietnam. Dengan waktu persiapan yang sekitar 33 hari, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terus berkoordinasi dengan para pengurus cabang olahraga (cabor). SEA Games Kamboja akan mempertandingkan 36 cabor.
"Indonesia datang untuk menang, bukan hanya berpartisipasi. Seluruh atlet Indonesia akan berjuang habis-habisan untuk mempertahankan peringkat yang telah diraih sebelumnya," kata Ketua KOI Raja Sapta Oktohari, Sabtu (1/4/2023), seusai kegiatan kirab obor SEA Games Kamboja 2023 di Jakarta.
Namun,di sisi lain, Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy, belum dapat memastikan berapa jumlah kontingen Indonesia yang akan diberangkatkan. Ia juga belum mengetahui pasti total anggaran yang dibutuhkan untuk memberangkatkan atlet, pelatih, dan ofisial tim, ke Kamboja nanti.
Meski begitu, Muhadjir memastikan pemerintah akan memenuhi segala kebutuhan dari kontingen Indonesia. Ia meyakinkan bahwa anggaran yang disiapkan nanti akan cukup untuk mengakomodasi keperluan seluruh kontingen. Bila ternyata anggaran masih kurang, Muhadjir bakal mengusulkan penambahan anggaran.
"Kalau masih kurang, kami akan rapat kabinet terbatas untuk membicarakan anggaran, termasuk kemungkinan melakuan extend (memperlama masa tinggal) atlet yang kira-kira masih bisa diperkirakan mendulang medali. Ada beberapa cabang yang akan kita evaluasi, dari yang kira-kira masih potensial mendapatkan medali," ujar Muhadjir.
Ia menerangkan, belum adanya kejelasan mengenai jumlah kontingen Indonesia disebabkan karena masih adanya beberapa pertimbangan dan masukan yang sangat dinamis dari Tim Peninjau. Walakin, Muhadjir membantah lamanya pengumuman jumlah kontingen dikarenakan ada permasalahan atau hambatan.
Muhadjir berkomitmen bahwa atlet yang akan membela Indonesia di Kamboja tidak hanya mereka yang benar-benar berpeluang besar meraih medali, melainkan juga atlet-atlet muda potensial yang akan menjadi penerus atlet-atlet senior. Ia menggaransi pemerintah tetap pada komitmen memberikan kesempatan berupa 60 persen atlet muda potensial dan 40 persen atlet senior.
"Pokoknya ini kita pertimbangannya di samping meraih medali, terutama emas, itu juga kita memperhitungkan keberlanjutan atlet kita. SEA Games bukan (target) yang terakhir. Ada event-event internasional lain yang harus kita siapkan ke depan. Ada beberapa yang memang walaupun dia tidak ada potensi meraih medali, tapi karena dia diproyeksikan sangat potensial (ke depan maka akan ikut diberangkatkan)," tutur Muhadjir.
Indonesia punya sejumlah atlet muda potensial yang diperkirakan akan bersinar di Kamboja. Di cabor angkat besi, ada atlet muda Rahmat Erwin Abdullah (22) yang meraih medali emas di nomor 73 kilogram (kg). Erwin meraih emas setelah mencatatkan total angkatan 345 kilogram, dengan rincian 155 kg snatch dan 190 kg clean and jerk. Di cabor atletik ada sprinter putri, Valentin Vanesa Lonteng. Valentin digadang-gadang sebagai sprinter yang akan mampu menyumbangkan medali untuk Indonesia di Kamboja, meski gagal meraih medali nomor 100 meter di Vietnam.
Kami mencoba untuk menginisiatifkan diri memberikan optimisme bagaimana menggantikan 39 potensial medali yang hilang. Kita ada tambahan cabor yang kemarin tidak dipertandingkan.
Komitmen ini masih sejalan dengan visi pemerintah yang kini hanya menjadikan SEA Games sebagai target antara. Target atlet-atlet Indonesia sesungguhnya adalah meraih medali di ajang yang lebih tinggi, yaitu Asian Games dan Olimpiade.
Persiapan Kamboja
Sementara Utusan Khusus CAMSOC (Komite Pelaksana SEA Games Kamboja) dan Sekretaris Negara untuk Pariwisata Kamboja, Hor Sarun, menyampaikan, SEA Games kali ini merupakan ajang bersejarah karena untuk pertama kalinya Kamboja akan bertindak sebagai tuan rumah. Sarun mengklaim seluruh persiapan menyambut ajang dua tahunan itu telah memasuki tahap akhir. Ia pun mengundang masyarakat Asia Tenggara untuk datang dan menikmati keindahan Kamboja.
"Kami sudah siap menyambut Anda semua. Ada dua stadion besar yang kami siapkan," kata Sarun.
Sebagai tuan rumah, Kamboja memiliki hak untuk menentukan cabor-cabor yang akan dipertandingkan. Sayangnya Kamboja banyak memasukkan cabor yang asing untuk Indonesia seperti kun khmer dan kun botakor. Hal itu dilakukan Kamboja demi meraih target mengumpulkan banyak medali dan menempati peringkat atas klasemen raihan medali.
Ketua Kontingen Indonesia di SEA Games Kamboja Lexyndo Hakim menuturkan, Indonesia berpotensi kehilangan 39 medali akibat tidak dilombakannya sejumlah cabor andalan, seperti panahan dan menembak. “Kami mencoba untuk menginisiatifkan diri memberikan optimisme bagaimana menggantikan 39 potensial medali yang hilang. Kita ada tambahan cabor yang kemarin tidak dipertandingkan. Ada jetski, soft tenis, TBR (traditional boat race), sama polo air,” kata Lexyndo.