Indonesia sebenarnya bisa menggaet tiket final ganda campuran turnamen Spanyol Masters lebih awal. Namun, kekalahan Adnan Maulana/Nita Violina Marwah gagal melengkapi perempat finalis sesama pemain ”Merah Putih”.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MADRID, KAMIS — Indonesia berpeluang besar menempatkan satu finalis ganda campuran lebih awal pada turnamen bulu tangkis Spanyol Masters. Namun, kesempatan itu melayang karena kekalahan salah satu dari empat wakil pada babak kedua.
”Skenario” menempatkan empat pasangan pada perempat final dalam paruh bawah undian sebenarnya berjalan baik ketika tiga wakil memenangi babak kedua di Centro Deportivo Municipal Gallur, Madrid, Kamis (30/3/2023). Kemenangan didapat Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Amri Syahnawi/Winny Oktavina Kandow.
Kesempatan tampil pada babak delapan besar juga dimiliki Adnan Maulana/Nita Violina Marwah yang berhadapan dengan Mathias Thyrri/Amelie Magelund (Denmark). Setelah berbagi kemenangan dengan lawan pada dua gim, Adnan/Nita unggul 14-9 di gim penentuan, tetapi akhirnya kalah dengan skor 21-15, 14-21, 20-22.
Hasil tersebut membatalkan pertemuan mereka dengan Amri/Winny yang bisa melengkapi perempat final Rehan/Lisa melawan Praveen/Melati. Seandainya itu terjadi, semifinal sesama pemain Indonesia akan tercipta karena keempatnya berada di paruh bawah undian, hingga ”Merah Putih” memastikan satu wakil di laga puncak.
Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Amon Santoso menjelaskan, Adnan/Nita harus belajar lebih tenang saat berada dalam posisi unggul. ”Mereka terburu-buru ingin cepat menang. Selain itu, mereka ragu-ragu saat akan menerapkan servis yang lebih bervariasi, apalagi setelah servis mereka sering dinilai salah oleh hakim servis,” tutur Amon.
Berkebalikan dengan Adnan/Nita, Gregoria Mariska Tunjung bisa tetap tampil tenang ketika berada di ambang kekalahan. Saat berhadapan dengan pemain Korea Selatan, Kim Ga-eun, Gregoria tertinggal 17-20 pada gim ketiga. Namun, tunggal putri Indonesia peringkat ke-12 dunia itu menggagalkan dua match point lawan dan berbalik menang, 12-21, 21-14, 23-21.
Dengan tersingkirnya Adnan/Nita, ganda campuran baru memastikan satu tiket semifinal yang akan diperebutkan dalam laga Rehan/Lisa melawan Praveen/Melati. Rehan/Lisa akan memanfaatkan perempat final pada Jumat untuk mengetes kemampuan melawan senior mereka. Praveen/Melati meraih prestasi tertinggi ketika menjuarai All England 2020 dan menempati peringkat keempat dunia pada Oktober 2019, sedangkan prestasi terbaik Rehan/Lisa adalah juara Hylo Terbuka 2022.
”Melawan Praveen/Melati, kami mau tampil semaksimal mungkin tanpa memikirkan hasil. Mereka punya banyak pengalaman dan prestasi, jadi kami akan main tanpa beban saja,” komentar Rehan, yang untuk pertama kalinya akan melawan Praveen/Melati.
Menjalani turnamen ketiga di Eropa dalam tiga pekan beruntun, Lisa berusaha menjaga konsentrasinya sebaik mungkin. Selain fisik, konsentrasi atlet bisa menurun ketika menjalani lebih dari dua turnamen secara beruntun.
Mereka terburu-buru ingin cepat menang. Selain itu, mereka ragu-ragu saat akan menerapkan servis yang lebih bervariasi.
”Saya berusaha menjaga pola tidur, makan, dan selalu berpikir positif,” ujar Lisa tentang kebiasaannya dalam menjaga daya tahan fisik dan mental ketika harus menjalani turnamen panjang.
Disusul lawan
Momen dilampaui lawan ketika berada di ambang kemenangan dialami ganda putra, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. Pasangan yang ditempatkan sebagai unggulan kelima itu tak jadi membuat perempat final sesama pemain Indonesia melawan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto karena kalah dari Lee Fang Chih/Lee Fang Jen (Taiwan) 14-21, 21-10, 20-22.
Bagas/Fikri kalah ketika tinggal membutuhkan dua poin untuk menang, pada posisi 19-16, pada gim ketiga. Namun, lawan berbalik unggul ketika merebut empat poin beruntun. Meski bisa menggagalkan satu match point lawan, Bagas/Fikri akhirnya tersisih. Sementara itu, Fajar/Rian menang atas Andreas Soendergaard/Jesper Toft (Denmark) 21-13, 22-20.
Kekalahan juga dialami Putri Kusuma Wardani dan Christian Adinata pada babak kedua. Setelah membuat kejutan dengan mengalahkan Pusarla V Sindhu (India) pada babak kedua Swiss Terbuka, pekan lalu, Putri kalah dari lawan yang sama, 14-21, 16-21. Adapun Christian disingkirkan Rasmus Gemke (Denmark) 20-22, 15-21.
Dengan kok yang melaju lebih kencang dibandingkan dengan yang digunakan di Swiss, Sindhu bisa lebih mudah menyerang dengan smes tajam. Apalagi, dia memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari Putri. Putri pun kesulitan mengantisipasi serangan yang begitu cepat dari Sindhu.