Daerah Mencoba Melihat Hikmah di Balik Pembatalan Piala Dunia U-20 Indonesia
Batal digelarnya Piala Dunia U-20 di Indonesia jangan lantas membuat kita terpuruk. Masih ada hikmah untuk dipetik, termasuk persiapan lebih lama untuk membidik ajang FIFA lainnya, Piala Dunia U-17.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Meskipun kecewa, sejumlah pihak coba memetik hikmah dari pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sebagai contoh, agar tidak sia-sia, stadion yang telanjur disiapkan akan dialihkan untuk keperluan lain, termasuk jika Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah pengganti Piala Dunia U-17 2023.
Enggan terus terpuruk, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, misalnya, memilih mengambil hikmah dari putusan FIFA yang mencabut hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini. Ia berkata, setidaknya klub sepak bola kota itu, Persis Solo, bakal kembali ke ”rumahnya” yang hampir selesai direnovasi, Stadion Manahan, Surakarta.
”Kami sekarang fokus ke Persis Solo saja. Persis mainnya lagi bagus. Kami dorong agar (Persis) bisa main lagi di Stadion Manahan,” ujar Gibran saat ditemui di kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (30/3/2023).
Sebelumnya, Persis terpaksa menggelar laga kandang di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal itu dilakukan karena Stadion Manahan tengah direnovasi sejak akhir Desember 2022 agar sesuai standar Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Manahan adalah salah satu dari enam stadion di Tanah Air yang awalnya disiapkan untuk ajang Piala Dunia U-20 2023.
Gibran menambahkan, renovasi yang tengah berlangsung di stadion itu akan diselesaikan sesuai kontrak. Ia meyakini, renovasi yang sudah dilakukan tidak akan sia-sia. Alasannya, ungkapnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah menyiapkan sejumlah rencana cadangan pengganti Piala Dunia U-20.
Anggaran utama pemugaran renovasi stadion itu berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun, Pemerintah Kota Surakarta juga mengalokasikan sejumlah dana untuk keperluan mempercantik kawasan stadion serta menambah fasilitas pendukung. Ketika ditanya besaran anggarannya, Gibran enggan menyebut jumlahnya.
”Anggarannya lumayan besar. Kami sampai menggeser anggaran untuk support acara ini (Piala Dunia U-20). Tetapi, tidak apa-apa karena sudah komitmen kami. Kami sudah tanda tangan (kesepakatan sebagai penyelenggara). Jadi, kalau harus menggeser anggaran, menambah anggaran, saya rasa itu tidak masalah,” kata Gibran.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Surakarta Rini Kusumandari mengatakan, renovasi Manahan ditargetkan selesai 1 April 2023. Pengerjaan terakhir ialah pengaspalan kawasan luar stadion seluas 2.000 meter persegi. Selain itu, pihaknya masih menyempurnakan rumput. Mereka menunggu mesin penyulam rumput yang direncanakan tiba pekan depan.
Di Bandung, Jawa Barat, Bupati Bandung Dadang Supriatna juga menyatakan komitmennya untuk mengawal renovasi Stadion Si Jalak Harupat hingga tuntas meski kecewa Piala Dunia U-20 dibatalkan. Menurut dia, pembatalan itu menjadi pelecut motivasi untuk membangun sepak bola nasional yang lebih baik. ”Kami tetap menghormati keputusan FIFA karena (mereka) yang memiliki kewenangan,” ujarnya di Bandung.
Meskipun tidak jadi digelar, persiapan Piala Dunia U-20 setidaknya meninggalkan ”warisan” berupa enam stadion berstandar internasional di Tanah Air. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengeluarkan Rp 30 miliar untuk renovasi Stadion Gelora Sriwijaya selama tiga tahun terakhir.
Kita harus tetap dukung produk UMKM. Kalau bisa, semuanya harus terjual untuk meningkatkan ekonomi negara juga.
Renovasi itu lalu diambil alih Kementerian PUPR dengan pagu anggaran Rp 155,1 miliar. ”Stadion ini bisa digunakan untuk pengembangan sepak bola daerah ataupun nasional,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Sumsel Basyaruddin Akhmad.
Menariknya, polemik dan batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia justru mendorong penjualan suvenir ajang itu. Publik jadi penasaran mengoleksi suvenir yang diproduksi Juaraga, pemegang lisensi cendera mata resmi Piala Dunia U-20 2023.
Suvenir diburu
Menurut Manajer Umum Pemasaran Juaraga Darmawan, sejak Kamis dini hari, banyak orang yang menanyakan barang produksinya. Namun, ia belum bisa memastikan berapa persen lonjakan permintaan pembeli.
”Kita harus tetap dukung produk UMKM. Kalau bisa, semuanya harus terjual untuk meningkatkan ekonomi negara juga,” ujar Deslatnyo, salah seorang pembeli, yang mengoleksi suvenir Piala Dunia U-20.
Mimpi Indonesia menggelar ajang FIFA belum sepenuhnya musnah. Indonesia punya kans menggantikan Peru sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 pada November-Desember 2023. Sejumlah media lokal Peru mengabarkan, persiapan menyambut ajang itu di negaranya berjalan lambat. Sejumlah stadion belum direnovasi. Dikutip Depor, warga Peru mendesak agar anggaran difokuskan untuk menangani dampak bencana tanah longsor yang baru terjadi.
Arya Sinulingga, anggota Komite Eksekutif PSSI, belum bisa memastikan peluang Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. ”Kami tengah fokus ke masalah sanksi (FIFA),” ujarnya. (NCA/RTG/RAM/BRO/Z09)