Fabio Quartararo seperti mengendarai ”roller coaster” sejak tes pramusim MotoGP yang kurang mulus. Ia sempat menemukan kembali optimisme, tetapi direpotkan persoalan lain dalam balapan seri pertama di Portugal.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PORTIMAO, MINGGU — Fabio Quartararo gagal mengawali balapan MotoGP musim ini dengan solid karena performa motor Yamaha YZR-M1 yang dipacunya belum cukup kompetitif, terutama dalam time attack untuk meraih posisi start baris depan. Dia kembali mengalami situasi seperti musim lalu, yaitu cepat dalam pace balapan, tetapi kesulitan saat kualifikasi sehingga hanya bisa start dari belakang.
Kondisi itu membuat Quartararo tidak bisa bersaing meraih podium dalam balapan sprintdan balapan utama dalam seri perdana MotoGP 2023 di Sirkuit Internasional Algarve, Portimao, Portugal, MInggu (26/3/2023).
Quartararo sedang terombang-ambing seiring naik turunnya performa M1 yang musim ini mengalami perombakan besar untuk menaikkan kecepatan puncak. Namun, peningkatan top speed yang berhasil diraihnya membawa dampak lain, yaitu mulai dari setelan sasis, aerodinamika, serta kompromi elektronik untuk mendapatkan daya cengkeram ban yang maksimal.
Dalam tes pramusim pertama di Sepang, Quartararo mengonfirmasi bahwa kecepatan puncak M1 meningkat signifikan. Namun, dia menemukan masalah besar pada M1 2023, yaitu waktu putaran yang lambat dengan ban baru. Dia menilai kondisi itu sebagai ”bencana” karena time attack yang lemah akan membuat dirinya sulit bersaing meraih posisi start yang bagus saat kualifikasi.
Kendala itu belum terselesaikan dalam hari pertama tes pramusim kedua di Portimao. Dia baru menemukan solusi pada hari kedua atau tes terakhir dengan kembali menggunakan aerodinamika serta setelan sasis musim lalu. Langkah mundur itu membuat M1 bisa sangat kuat dalam time attack. Pebalap asal Perancis itu pun menyatakan siap menjalani balapan pertama karena M1 sudah bisa diandalkan meskipun belum maksimal.
Hari pengujian pun tiba dalam balapan pertama musim 2023 di Portimao, 24-26 Maret. Dia menjalani sesi latihan pertama dan kedua dengan kuat. Namun, dalam kualifikasi, dia kembali kesulitan mencetak waktu putaran yang kompetitif dan hanya bisa meraih posisi start ke-11. Start dari baris keempat membuat keunggulan dia dalam pace balapan tidak bisa maksimal saat balapan sprintdan utama. Dia finis di posisi ke-10 dalam balapan sprint sehingga tidak mendapat poin. Dalam balapan 12 putaran itu, Quartararo tidak bisa start dengan baik karena terkendala launch control.
Sangat sulit menemukan sisi positif (dari balapan di Portimao). Namun, sesuatu yang positif adalah saya melihat dengan jelas di mana masalahnya. Jadi, itu hal positif yang saya miliki. Melihat dengan jelas di mana masalah kami.
Adapun dalam balapan utama, dia finis di posisi kedelapan setelah start dari posisi ke-10 karena Enea Bastianini tidak bisa balapan akibat cedera. Balapan 25 putaran ini sangat berat bagi Quartararo karena dia langsung turun lima posisi setelah start karena jalur yang dia pilih tidak bagus. Dia bisa mendahului beberapa pebalap serta diuntungkan oleh kecelakaan yang dialami oleh Marc Marquez dan Miguel Oliveira sehingga bisa finis di posisi kedelapan.
”Sulit. Berjuang meraih apa yang kami inginkan tidak mungkin dilakukan hari ini. Pertama, karena hasil kualifikasi saya jelek. Lalu, saat start, sebenarnya tidak jelek, tetapi jalur yang saya pilih tidak bagus karena saya start dari baris keempat. Pace saya juga tidak jelek, tetapi kami harus mengetahui di mana kami bisa melakukan peningkatan,” papar Quartararo kepada MotoGP.
Dia menilai salah satu kendala yang dia alami di Portimao, sirkuit tempat dia dua kali menang, adalah daya cengkeram ban yang cepat menurun. Kondisi itu membuat dirinya sulit mencetak waktu yang kompetitif saat time attack, sedangkan dalam pace balapan dia bisa solid. ”Pertama, karena itu (ban kompon lunak), cara kami berkendara, dan penurunan daya cengkeram di bagian tengah ban kami sangat besar. Jadi, kami harus memperbaiki itu,” tutur pebalap andalan tim Monster Energy Yamaha itu.
”Pace tidak terlalu jelek. Jika melihat lap terakhir saya dalam balapan ini, itu sangat dekat dengan putaran tercepat saya dalam balapan tahun lalu (saat Quartararo finis terdepan). Menurut saya, pace yang kami miliki di sepanjang akhir pekan ini luar biasa cepat. Saya berharap bisa bersaing lebih di depan di Argentina,” kata Quartararo kemudian.
Peluang masih terbuka
Peluang Quartararo untuk lebih kompetitif di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, akhir pekan nanti, cukup terbuka. Dia mengaku telah melihat jelas masalah yang perlu diperbaiki. Jika M1 bisa kompetitif, Quartararo berpeluang mengejar ketertinggalan poin dari pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, yang meraih hasil sempurna dengan memenangi balapan sprintdan utama. Bagnaia kini di puncak klasemen dengan koleksi 37 poin, yaitu unggul 29 poin atas Quartararo di posisi ke-10.
”Sangat sulit menemukan sisi positif (dari balapan di Portimao). Namun, sesuatu yang positif adalah saya melihat dengan jelas di mana masalahnya. Jadi, itu hal positif yang saya miliki. Melihat dengan jelas di mana masalah kami,” ujar Quartararo.
Rekan setim Quartararo, Franco Morbidelli, juga mengalami kendala yang mirip dalam balapan di Portimao. Dia finis di posisi ke-14 dalam balapan sprintdan utama. ”Ini balapan yang sangat sulit. Dalam tes, pace saya tertinggal 0,6 detik dan hari ini tertinggal 0,5 detik, jadi saya membaik 0,1 detik. Saya perlu fokus pada hal-hal positif. Kami sedikit membaik dan saya sangat konsisten dalam balapan. Saya bisa membawa motor hingga akhir balapan dan meraih dua poin. Saya sangat berharap ada lebih banyak hal positif di Argentina. Saya menantikan itu,” ujar Morbidelli yang finis di posisi kedua klasemen akhir pada musim 2020.
Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli juga memilih fokus pada potensi untuk tampil lebih baik dari hasil yang diraih oleh para pebalapnya. Mereka kini bekerja keras untuk menemukan solusi untuk balapan di Argentina, 31 Maret-2 April.
”Kami tidak meraih hasil yang kami harapkan dalam seri pertama ini. Fabio kembali mengalami masalah saat start. Ini sesuatu yang perlu kami perbaiki. Morbidelli tidak menemukan peningkatan yang dia harapkan. Kami perlu melihat lagi data dan memastikan dia merasa bisa mendapat lebih dari paket (motor) dalam balapan berikutnya. Kami terbang langsung ke Argentina dari sini. Kami akan kembali berkumpul untuk balapan berikutnya. Kami bertekad menemukan performa yang hilang,” papar Meregalli.