Arsenal dan Sporting sama-sama bermain terbuka, ceroboh di pertahanan, dan kurang tajam saat menyerang. Laga pun berakhir tanpa pemenang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LISABON, JUMAT – Merotasi lebih dari separuh skuad, Arsenal cukup beruntung bisa membawa pulang hasil imbang dari markas Sporting Lisbon. Hasil itu sudah sangat baik untuk ”Si Meriam” jika melihat kualitas mereka yang jauh dari standar. Mereka begitu rentan, begitu juga dengan tuan rumah.
Arsenal ditahan imbang Sporting, 2-2, dalam laga pertama 16 besar Liga Europa di Stadion Jose Alvalade, Kota Lisabon, Jumat (10/3/2023) dini hari WIB. Mereka sama-sama kemasukan akibat skema tendangan sudut pada paruh pertama, lalu kecolongan lagi karena salah antisipasi di pertahanan seusai turun minum.
Tim tamu datang dengan ide merotasi skuad. Sebanyak enam pemain mula di laga sebelumnya diganti. Salah satu pemain cadangan yang diberi kesempatan adalah bek asal Polandia, Jakub Kiwior. Dia menjalani debutnya bersama Arsenal setelah didatangkan lewat jendela transfer pada Januari lalu.
”Kami kehilangan sedikit kohesi akibat banyak pergantian tersebut. Kami tidak punya pilihan selain merotasi tim sebab beberapa pemain (utama) tidak tersedia. Bahkan, beberapa pemain harus tampil di luar posisinya. Untungnya mereka bisa tampil cukup baik,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta.
Arsenal memang jauh mendominasi penguasaan bola, 67,7 persen. Namun, Sporting sama sekali tidak bertahan total. Mereka bermain sangat terbuka dengan pertahanan blok tinggi sepanjang laga. Jebakan mereka di separuh lapangan lawan membuat Si Meriam sering kehilangan bola saat membangun serangan dari bawah.
Tim asuhan Arteta unggul lebih dulu lewat bola mati pada menit ke-22 setelah tancap gas sejak awal laga. Umpan gelandang Fabio Vieira dari tendangan sudut diakhiri sundulan bek William Saliba. Sporting membalas dengan gol serupa hanya 12 menit berselang. Giliran bek Goncalo Ignacio memanfaatkan tendangan sudut gelandang serang Marcus Edwards.
Lini belakang Arsenal, dalam formasi 4-2-3-1, tampak belum padu bersama Kiwior. Dia masih sering bingung menempatkan diri di antara Saliba dan bek sayap Oleksandr Zinchenko. Adapun pada gol pertama, dia tidak melompat saat bola datang karena salah komunikasi dengan kiper Matt Turner.
Lubang di sisi kiri, area Kiwior, pun kembali menjadi awal mula petaka Arsenal. Sporting berbalik unggul 2-1 saat laga baru berjalan 10 menit setelah turun minum. Kiwior gagal mengantisipasi umpan terobosan Edwards yang akhirnya berujung kemelut dan menjadi gol ujung tombak Sporting Paulinho.
”Ini adalah laga pertamanya bersama kami. Dia bermain bagus menurut saya, hanya saja kurang beruntung karena kami kemasukan dua gol. Kami sudah sering bermain bersama di latihan. Kami sering dipasangkan. Kami akan berusaha lebih baik lagi (saat bersama),” kata Saliba.
Garis pertahanan tinggi kedua tim menciptakan banyak transisi serangan balik sepanjang laga. Sporting nyaris unggul 3-1 berkat garis sangat tinggi pertahanan Si Meriam. Namun, tembakan Paulinho melayang di atas mistar saat tinggal berhadapan dengan kiper Arsenal.
Kami kehilangan sedikit kohesi akibat banyak pergantian tersebut. Kami tidak punya pilihan selain merotasi tim sebab beberapa pemain (utama) tidak tersedia.
Beberapa menit berselang, giliran penyerang Arsenal Gabriel Martinelli yang mendapatkan peluang emas. Dia melewati empat pemain dari tengah lapangan, termasuk kiper Antonio Adan. Saat tinggal menendang bola ke gawang kosong, bek Jeremiah St Juste datang dari belakang untuk menghalau.
Dua peluang emas terbuang percuma itu cukup untuk menggambarkan lini serang Arsenal dan Sporting kurang efektif. Total, Arsenal lebih unggul dalam percobaan tembakan 14-10. Hanya saja, peluang Sporting lebih berbahaya dibandingkan tim tamu.
Menurut Pelatih Sporting Ruben Amorim, keberuntungan belum berpihak kepada anak asuhnya. ”Kami berhasil menahan mereka. Bahkan, kami semestinya bisa menang 2-1 atau 3-1. Terlepas dari hasil hari ini, kami semakin percaya bahwa itu memungkinkan (mengalahkan Arsenal),” ujarnya.
Arsenal menyeimbangkan kedudukan hanya 7 menit setelah gol kedua Sporting. Giliran gelandang Sporting Hidemasa Morita yang salah mengantisipasi bola. Dia mencetak gol bunuh diri setelah membelokkan tembakan gelandang Granit Xhaka.
Seusai kedudukan imbang, Arteta mengganti Zinchenko dan Kiwior. Bek tengah Gabriel Magalhaes dan bek sayap Takehiro Tomiyasu dimasukkan. Dengan pergantian itu, pertahanan tim tamu terlihat lebih stabil. Sporting tidak bisa lagi mengeksploitasi sisi kiri pertahanan lawan.
Namun, lini serangan Arsenal justru kurang bertaji. Vieira yang berposisi asli gelandang terpaksa ditempatkan sebagai penyerang tengah. Sebab, Gabriel Martinelli harus berpindah ke sayap kiri seusai Reiss Nelson ditarik keluar. Vieira yang kalah fisik dari bek tengah lawan pun tidak berkembang.
Arteta berkata, hasil ini cukup positif. Mereka diuntungkan karena akan bermain di kandang pada laga kedua. Mereka juga bisa mengistirahatkan sebagian pemain untuk menjalani pertandingan Liga Inggris pada akhir pekan. ”Dengan kemasukan dua gol di kandang lawan dan bisa imbang, ada banyak hal positif yang bisa diambil,” tuturnya. (AP/REUTERS)