Seminggu sebelum All England, para atlet pelatnas bulu tangkis menyerukan akan mempertahankan permainan yang stabil. Hal yang dimaksud adalah menjaga performa baik tanpa bermain terlalu agresif dalam pertandingan nanti.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN, YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pebulu tangkis nasional yang akan berlaga di All England, 14-19 Maret 2023, fokus untuk menjaga penampilan mereka tetap stabil. Kestabilan ini dibutuhkan karena bermain pada turnamen level Super 1000 yang menjadi level tertinggi BWF World Tour itu memberikan tekanan bagi para atlet karena harus mempersembahkan hasil terbaik sekaligus mengurangi risiko membuat kesalahan fatal. Meski demikian, ambisi bertanding dan harapan kemenangan tetap mereka jaga.
Tunggal putri terbaik Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, yang ditemui seusai berlatih di Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (7/3/2023), mengaku merasakan tekanan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika dia juga menjadi satu-satunya tunggal putri Indonesia yang tampil di All England. Salah satu pikiran yang terus menghantui tunggal putri peringkat ke-14 dunia ini adalah tuntutan hasil yang mesti lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Kegalauan itu membuatnya semakin merasa gugup untuk menghadapi turnamen yang diselenggarakan di Birmingham, Inggris, tersebut. Namun, Gregoria mulai mengubah pandangannya menjadi lebih optimistis. Hal yang ia lakukan adalah mencoba memperbaiki kecenderungan buruk yang ia sering lakukan dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya. Gregoria melihat bahwa dia kerap kali bermain terburu-buru ketika tertinggal skor. Akhirnya, fokusnya menjadi buyar dan permainannya pun langsung tidak stabil.
Ketidakstabilan itulah yang menurut dia perlu diantisipasi sebelum berangkat menuju All England. Dengan bermain lebih tenang dan fokus meningkatkan kepercayaan diri, Gregoria mencoba menjaga keseimbangan permainannya. Mental dan suasana hati sebelum dan saat bermain juga perlu ia perhatikan untuk menjaga kestabilan tersebut. Maka dari itu, mencoba lebih tenang menjadi kata kuncinya.
”Jadi aku mencoba untuk bermain lebih aman dan tenang dulu. Dengan begitu, aku harap bisa jadi lebih pede (percaya diri) dan bermain lebih stabil. Soalnya, kadang kalau terburu-buru, justru jadi lebih sering buat kesalahan. Aku mencoba menghindari itu,” tutur Gregoria.
Selain Gregoria, fokus pada kestabilan penampilan juga diupayakan oleh Daniel Marthin, yang akan tampil di nomor ganda putra bersama Leo Rolly Carnando. Kata Daniel, bermain stabil adalah kunci untuk menjaga performa tetap baik.
Dari empat turnamaen yang telah diiikuti tahun ini, Leo/Daniel menjadi ganda putra Indonesia paling konsisten dengan merebut dua gelar juara, yakni pada Thailand Masters Super 300 dan Indonesia Masters Super 500, Januari lalu. Konsistensi itu yang ingin dijaga Daniel menghadapi All England.
Menurut Daniel, untuk menjaga kestabilan, ia bersama Leo tidak boleh lengah, baik dalam latihan rutin maupun saat bertanding. Intinya, mereka tidak boleh membiarkan ritme bermain yang telah dibentuk terganggu dengan friksi yang muncul saat bertanding. Ia berharap konsistensi dalam bermain dapat juga menghasilkan hasil yang konsisten.
Untungnya, Daniel menuturkan, lawan-lawan yang akan ia temui sudah sering dihadapi dalam turnamen sebelumnya sehingga ia dan Leo telah mengetahui kelebihan dan keurangan lawan. Hal ini dibutuhkan karena di babak pertama mereka harus menghadapi pasangan Malaysia peringkat kedua dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang belum pernah mereka kalahkan dari empat pertemuan sebelumnya.
Jadi, aku mencoba untuk bermain lebih aman dan tenang dulu. Soalnya, kadang kalau terburu-buru, justru jadi lebih sering buat kesalahan. Aku mencoba menghindari itu.
Daniel mengatakan, ia dan Leo akan bermain semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang selama ini mereka tunjukkan. Meski mencoba untuk stabil, mereka tidak serta-merta mengurungkan niat untuk ambisius. Menurut dia, ambisi bertanding bersama dengan permainan yang konsisten dapat menjadi perpaduan yang stabil untuk menghasilkan kemenangan.
”Jujur, kami mengincar posisi top five. Namun, tidak buru-buru. Ambisi untuk menuju ke sana akan kami lakukan dengan tetap menjaga fokus agar tidak lengah. Yang pasti stabil saja, kami tidak akan tergesa-gesa,” ujar Daniel.
Sikap yang sama ditunjukkan oleh pasangan ganda putra Pramudya Kusumawardana dan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan yang menempati peringkat ke-21 dunia. Mereka mencoba menunjukan permainan yang mengutamakan kestabilan performa. Hal ini, kata Pramudya, merupakan isu yang dapat berdampak pada konsistensi mereka saat bertanding.
Pram dan Yeremia masih mencari pola permainan yang stabil untuk kembali ke performa sebelumnya, terutama setelah Yeremia pulih dari cedera lutut yang memaksanya absen selama enam bulan. Ia menekankan, kesiapan diri bertanding, terutama kesesuaian keduanya dalam menjaga pola bermain, harus dibentuk.
”Kalau kemarin, kami mengandalkan kecepatan, rotasi, dan tenaga. Namun, sekarang, kami sesuaikan lagi. Kami masih mencari pola permainannya,” kata Pram.
Yeremia menambahkan, stamina merupakan hal yang vital dalam pertandingan. Kewalahan di tengah pertandingan akan berdampak pada hasilnya. Kelelahan juga akan diperhatikan lawan dan dapat digunakannya untuk menekan permainan. Maka dari itu, penting untuk terus menjaga ketahanan tubuh dan mental.