Gregoria Mariska Tunjung kalah pada semifinal turnamen Hylo Terbuka di Jerman. Sejak turnamen bulu tangkis dunia menggunakan struktur BWF World Tour pada 2018, Gregoria tak pernah menembus final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SAARBRUECKEN, SABTU — Sejak struktur turnamen bulu tangkis BWF World Tour digunakan pada 2018, tak sekali pun Gregoria Mariska Tunjung menembus final. Dia selalu gagal dalam empat kesempatan ketika tinggal selangkah lagi untuk mencapai laga puncak.
Kesempatan keempat yang tak bisa dimanfaatkan adalah ketika bersaing dengan Han Yue (China) pada semifinal turnamen Hylo Terbuka Super 300 di Saarbruecken, Jerman, Sabtu (5/11/2022). Dalam laga itu, Gregoria kalah 19-21, 19-21.
Kekalahan itu menambah kegagalan dalam tiga semifinal lain, salah satunya pada Malaysia Masters Super 500 tahun ini. Semifinal lain dijalani pada 2018, yakni Thailand Terbuka Super 500 dan Denmark Terbuka Super 750.
Satu-satunya final yang dijalani pada turnamen level senior adalah ketika berhadapan dengan Pusarla V Sindhu (India) pada Syed Modi International Grand Prix Gold 2017 di India. Saat itu, struktur turnamen BWF masih menggunakan nama Super Series dan Grand Prix.
Berbeda dengan semifinal sebelumnya ketika bertemu pemain top, yaitu Sindhu di Thailand Terbuka, Saina Nehwal (Denmark Terbuka), dan An Se-young (Malaysia Masters), Gregoria sebenarnya punya peluang lebih besar menembus final di Hylo Terbuka. Han adalah pemain yang bersaing dengan Gregoria sejak yunior.
Persaingan di Jerman adalah pertemuan ketiga mereka. Gregoria mengalahkan Han pada final tunggal putri Kejuaraan Dunia Yunior 2017 di Yogyakarta. Han lalu menang pada perempat final Selandia Baru Terbuka Super 300 2018.
Berasal dari angkatan yang sama, laga mereka di Jerman berlangsung seimbang. Gregoria sebenarnya bisa mempersulit Han melalui pukulan silang. Namun, atlet berusia 23 tahun itu tak konsisten dalam mempertahankan akurasi. Ketika kok telah diarahkan dengan benar, yang seharusnya membuat Han mati langkah, pukulan Gregoria terkadang terlalu lemah atau melambung.
Saat mendekati akhir gim, dia pun kehilangan poin dengan mudah. Dua poin bagi lawan setelah skor 19-19 pada gim pertama didapat dari pukulan net, buah kesalahan Gregoria dan winner Han, hanya dalam dua-tiga pukulan sejak servis.
Gregoria juga tak bisa memanfaatkan kesempatan memperpanjang laga menjadi tiga gim ketika mendekati poin lawan, sejak 16-20 menjadi 19-20, pada gim kedua. Lagi-lagi, dia kehilangan kesempatan itu dalam momen singkat.
Pemain peringkat ke-21 dunia itu membiarkan kok dari pengembalian servis Han jatuh di belakang lapangan. Menduga kok jatuh di luar garis, tangan hakim garis menunjukkan bahwa kok berada di dalam garis.
Dia selalu gagal dalam empat kesempatan ketika tinggal selangkah lagi untuk mencapai laga puncak.
Pemain Indonesia lain yang bersaing pada semifinal, Minggu dini hari waktu Indonesia, adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Anthony bertemu pemain India, Kidambi Srikanth, yang mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Jonatan Christie, pada perempat final. Anthony tiga kali menang dari lima pertemuan dengan atas Srikanth, termasuk duel terakhir pada babak kedua All England, Maret.
Lolos ke Final BWF
Kemenangan atas Loh Kean Yew (Singapura) pada perempat final, Jumat, memastikan Anthony lolos ke Final BWF World Tour, ajang yang akan diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor berdasarkan performa tahun ini. Turnamen itu akan berlangsung di Guangzhou, China, 14-18 Desember. Tunggal putra lain yang lolos lebih dulu ke Guangzhou adalah Viktor Axelsen (Denmark), Prannoy HS (India), Chou Tien Chen (Taiwan), dan Jonatan.
Anthony kembali ke semifinal setelah tersingkir pada babak pertama dua turnamen terakhir dengan level Super 750, yaitu Denmark dan Perancis Terbuka. Perjalanan Anthony pada 2022 memang ini naik-turun. Mengawali 2022 dengan tersingkir pada babak kedua Jerman Terbuka Super 300, hasil terbaiknya dalam ajang besar adalah perempat final All England dan Indonesia Terbuka Super 1000.
Tunggal putra peringkat keenam dunia itu akhirnya menjadi juara, yang pertama dalam 2,5 tahun terakhir, ketika menjadi yang terbaik di Singapura Terbuka Super 500. Namun, performanya kembali menurun. Setelah mencapai perempat final Kejuaraan Dunia, dia batal tampil di Jepang Terbuka, lalu kalah dari Lakhsya Sen pada babak pertama Denmark Terbuka dan disingkirkan Sameer Verma dalam babak awal Perancis Terbuka.
Adapun bagi Rehan/Lisa, semifinal melawan Thom Gicquel/Delphine Delrue (Perancis) menjadi ulangan pertemuan mereka pada perempat final Perancis Terbuka, pekan lalu. Saat itu, Rehan/Lisa menang sebelum dihentikan Robin Tabeling/Selena Piek (Belanda) pada semifinal.