PP PBSI akan menggelar turnamen mini meski sebagian atlet yang menjadi pesertanya disibukkan agenda mengikuti berbagai kejuaraan penting. Turnamen itu akan berkonsep olahraga dan hiburan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah jadwal padat turnamen guna berburu poin lolos ke Final BWF dan menaikkan posisi atlet dalam peringkat dunia, PP PBSI menggelar turnamen yang diikuti pemain putra Indonesia, Malaysia, dan Thailand di Jakarta, 10-11 November. Turnamen ini disebut sebagai bagian persiapan atlet menuju Final BWF World Tour meski sebagian peserta hingga akhir pekan ini masih bertanding di Jerman dan akan tampil di Australia Terbuka, 15-20 November.
Turnamen mini bertajuk BNI BrightUp ini akan diselenggarakan di Stadion Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, 10-11 November dengan tiket yang dijual Rp 290.000 (presale) dan Rp 405.000 (dijual di tempat) setiap hari. Ajang ini diikuti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Chico Aura Dwi Wardoyo, Ng Tze Yong, Leong Jun Hao (Malaysia), dan Sitthikom Thammasin (Thailand) di bagian tunggal. Adapun pada ganda putra, akan tampil Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, serta dua pasangan Malaysia, juara dunia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.
Jonatan, Fajar/Rian, dan dua ganda putra Malaysia telah dipastikan lolos ke Final BWF yang akan berlangsung di Guangzhou, China, 14-18 Desember. Turnamen tutup tahun ini diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor berdasarkan performa tahun ini.
Selain Jonatan dan Fajar/Rian, Indonesia juga meloloskan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan serta Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Ganda campuran nomor satu pelatnas ini lolos setelah memenangi babak kedua Hylo Terbuka di Saarbruecken, Jerman, Kamis (3/11/2022). Rinov/Pitha menang atas Lucas Corvee/Sharone Bauer (Perancis) 23-21, 21-11, dan akan bertemu Mathias Thyrri/Amalie Magelund (Denmark) pada perempat final.
Indonesia berpeluang menambah Anthony dalam skuad itu. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roediyanto mengatakan, Anthony setidaknya harus mencapai semifinal di Hylo Terbuka untuk lolos ke Guangzhou. Jika tidak, dia harus menambah poin dari Australia Terbuka BWF World Tour Super 300 di Sydney, turnamen terakhir untuk pengumpulan poin menuju Final BWF.
Namun, di antara Hylo dan Australia Terbuka, PBSI justru menggelar turnamen BrightUp yang akan diikuti Anthony. Dengan jadwal kepulangan tim Indonesia dari Jerman pada 8 November, atlet seharusnya menjalani masa istirahat minimal tiga hari jika harus tampil pada turnamen dalam pekan berikutnya. Jika tak ada turnamen terdekat yang harus diikuti, masa istirahat biasanya berlangsung sepekan, sebelum berlatih kembali yang dimulai dengan pengondisian.
Jonatan, Anthony, dan Chico perlu beristirahat karena mereka telah menjalani tiga turnamen secara beruntun di Eropa, yaitu Denmark, Perancis, dan Hylo Terbuka. Perbedaan waktu enam jam antara Jerman dan Jakarta juga membuat mereka harus beradaptasi untuk menghilangkan jetlag. Setelah itu, jika tak ada perubahan rencana, mereka harus bertolak menuju Sydney, baru kemudian bersiap untuk Final BWF.
Ketua Panitia Pelaksana Turnamen BrightUp Armand Djarmadji mengatakan, ajang BrightUp tidak digelar dadakan, tetapi telah ditetapkan dalam kalender kegiatan PP PBSI sejak awal tahun. Namun, dalam kalender November dan Desember pada laman pbsi.id, tak tertera jadwal turnamen ini.
Armand juga menyebut, keikutsertaan atlet telah didiskusikan dengan pelatih dan tidak merusak program mereka. Ketika padatnya jadwal yang harus diikuti tunggal putra ini dikonfirmasi pada pelatih Irwansyah di Jerman, dia meminta Kompas bertanya kepada Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Rionny Mainaky. Namun, Rionny, yang juga masih berada di Jerman, tak merespons pertanyaan tersebut.
Agenda PBSI ini juga mendapat kritik warganet dalam akun media sosial PBSI. Mereka khawatir pemain Indonesia cedera karena terlalu padatnya jadwal. Apalagi, turnamen dibuat berkonsep olahraga dan hiburan dengan akan dihadirkannya penyanyi.
Biasanya, uji tanding dilakukan dengan sesama pemain pelatnas. Sekarang, ada kesempatan melawan pemain lain yang juga lolos ke Final BWF. Kami bisa mengukur kemampuan dengan pemain Malaysia.
Berbeda dengan pemain tunggal, Fajar/Rian yang tak tampil di Hylo Terbuka tak terkendala dengan adanya turnamen BrightUp, meski mereka akan mengikuti Australia Terbuka. Fajar mengatakan, ajang tersebut akan dimanfaatkan untuk latihan dan uji tanding.
”Biasanya, uji tanding dilakukan dengan sesama pemain pelatnas. Sekarang, ada kesempatan melawan pemain lain yang juga lolos ke Final BWF. Kami bisa mengukur kemampuan dengan pemain Malaysia,” katanya.
Tentang agenda mengikuti Australia Terbuka, Fajar menjelaskan bahwa dia dan Rian memerlukan turnamen untuk menjaga atmosfer kompetisi sebelum menjalani debut pada Final BWF. ”Jika tak mengikuti turnamen, waktu kosong kami terlalu panjang,” kata Fajar yang terakhir kali tampil pada babak kedua Perancis Terbuka, 27 Oktober.
Dari Hylo Terbuka, kemenangan Rinov/Pitha tak diikuti ganda putra, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Langkah mereka dihentikan pasangan nomor satu dunia, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang), 16-21, 18-21.