Persaingan yang begitu ketat pada nomor ganda putra membuat nomor ini melahirkan banyak kejutan pada turnamen bulu tangkis Perancis Terbuka. Hanya ada satu unggulan yang akan bertanding pada semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
PARIS, JUMAT — Persaingan ganda putra turnamen bulu tangkis Perancis Terbuka BWF World Tour Super 750 tak henti memunculkan kejutan sejak babak pertama. Dari empat pasangan yang akan bersaing pada semifinal, hanya satu yang berstatus unggulan.
Satu-satunya unggulan yang akan tampil pada semifinal di Stade Pierre de Courbetin, Paris, Perancis, Sabtu (29/10/2022), adalah unggulan ketujuh, Satwiksairaj/Chirag Shetty. Pasangan asal India itu mendapat tempat di semifinal setelah memenangi persaingan atas unggulan teratas, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang), pada perempat final dengan skor 23-21, 21-18 untuk berhadapan dengan Choi Sol-gyu/Kim Won-ho. Ganda Korea Selatan ini menyingkirkan unggulan kedelapan, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia), 21-18, 21-18.
Sementara persaingan perempat final paruh bawah undian, yang berlangsung Jumat tengah malam waktu Indonesia hingga Sabtu dini hari waktu Indonesia, tak diikuti satu unggulan pun. Salah satu di antara mereka adalah pemain Indonesia, Bagas Maulana/Mohammad Shohibul Fikri, yang berhadapan dengan Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan). Pemenang dari laga yang berlangsung Jumat tengah malam waktu Indonesia ini akan bertemu Liang Wei Kang/Wang Chang (China) atau Ben Lane/Sean Vendy (Inggris).
Senior-senior andalan ”Merah Putih”, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, tersisih pada babak pertama. Sementara Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kalah pada babak kedua. Padahal, akhir pekan lalu, Fajar/Rian menjuarai Denmark Terbuka dalam final sesama Indonesia melawan Kevin/Marcus.
Unggulan yang tersingkir di babak awal tidak hanya dari Indonesia. Karakter kok yang berbeda di Denmark dan Perancis jadi salah satu penyebabnya. Selain itu, persaingan ganda putra sangat ketat. Mereka yang lebih fit setelah Denmark Terbuka memiliki peluang menang lebih besar.
Pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi menilai, ada beberapa faktor yang membuat banyak ganda putra unggulan tersingkir pada babak-babak awal Perancis Terbuka, salah satunya ketidakcocokkan antara kok dan gaya main.
”Unggulan yang tersingkir di babak awal tidak hanya dari Indonesia. Karakter kok yang berbeda di Denmark dan Perancis jadi salah satu penyebabnya. Selain itu, persaingan ganda putra sangat ketat. Mereka yang lebih fit setelah Denmark Terbuka memiliki peluang menang lebih besar,” katanya.
Sementara Fajar mengungkapkan, kekalahan dari Lane/Vendy pada babak kedua menjadi pelajaran agar mereka tak lengah saat memimpin. ”Ke depannya, kami harus lebih bisa fokus poin demi poin, tidak boleh lengah,” kata Fajar yang mendapat match point pada gim kedua sebelum akhirnya kalah 21-16, 21-23, 15-21.
Di samping tiga senior Indonesia, dua unggulan lain, juga, tersisih pada babak pertama. Mereka adalah unggulan keempat, Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), dan unggulan keenam asal Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen. Kekalahan Chia/Soh, bahkan, terjadi ketika baru dua bulan lalu mereka menjadi juara dunia. Pekan lalu, mereka tersingkir pada semifinal Denmark Terbuka.
Selain Bagas/Fikri, Indonesia hanya memiliki dua wakil lainnya pada perempat final. Mereka adalah ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, yang berhadapan dengan Thom Gicquel/Delphine Delrue (Perancis) dan Jonatan Christie yang bersaing dengan Kodai Naraoka (Jepang).
Tiga Wakil Yunior Ke Semifinal
Ketika ”kakak-kakak” mereka kesulitan bersaing di Perancis, tiga dari empat wakil ”Merah Putih” memenangi perempat final Kejuaraan Dunia Yunior di Santander, Spanyol. Ketiganya adalah Ester Nurumi Tri Wardoyo (tunggal putri), Muhammad Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo (ganda putra), dan Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose (ganda putri). Satu-satunya wakil yang kalah adalah ganda campuran, Zaidan Arrafi Nabawi/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu.
Meilysa/Rachel dan Putra/Patra, bahkan, mempertahankan peluang untuk menjadi juara dunia dengan selalu menang dalam dua gim. Pada perempat final, Meilysa/Rachel, yang ditempatkan sebagai unggulan teratas, menang atas Kim Ye-ri/Ko Hee-joo (Korea Selatan), 21-13, 21-13. Adapun Putra/Patra menang atas pasangan Jepang, Sora Ogaki/Osuke Sakurai, 22-20, 21-13.
Pada tunggal putri, kemenangan atas Hina Akechi (Jepang), 21-19, 18-21, 21-16, didapat setelah Ester berjuang mengatasi kondisi fisik yang terkuras pada gim ketiga. ”Dengan kondisi itu, saya sudah tidak memikirkan pola permainan. Saya coba ngotot saja untuk tidak mau kalah. Pelatih pun mengingatkan agar saya bermain lebih tenang,” ujar Ester yang akan melawan pemain China, Yuan An Qi, pada semifinal.