Permainan PSG berubah seketika saat Kylian Mbappe masuk. Namun, kehadiran Mbappe sudah terlambat untuk membuat PSG bangkit dari kekalahan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PARIS, RABU — Sosok penyerang megabintang Kylian Mbappe menjadi titik paling terang di laga Paris Saint-Germain versus Bayern Muenchen meskipun hanya masuk dari bangku cadangan pada setengah jam terakhir. Bermain dengan mengandalkan serangan balik, PSG semestinya bisa bernasib lebih baik jika Mbappe mampu tampil sejak awal laga.
PSG harus rela takluk, 0-1, di markas sendiri, Stadion Parc des Princes, Paris, pada laga pertama 16 besar Liga Champions, Rabu (15/2/2023) dini hari WIB. Gol tunggal penyerang sayap Bayern, Kingsley Coman, menegaskan dominasi tim tamu selama satu jam awal laga.
”Pasti kecewa. Namun, semua tahu tidak ada yang akan tereliminasi malam ini. Kami terpaksa bertahan lebih dalam pada paruh pertama karena Bayern menekan kami. Namun, ketika saya ingin memasukkan Mbappe, mereka mencetak gol,” kata Pelatih PSG Christophe Galtier.
Tim tuan rumah kurang beruntung karena Mbappe belum cukup bugar untuk turun sejak awal laga. Penyerang andalan tim nasional Perancis itu baru saja pulih dari cedera paha. Adapun dia lebih cepat kembali ke lapangan dari jadwal semula agar bisa tampil di Liga Champions.
Tanpa Mbappe, rencana Galtier terasa mentah. Galtier menurunkan formasi 4-4-2 yang dipimpin Lionel Messi dan Neymar Jr di lini serang. Mereka bertahan lebih dalam sambil menunggu kesempatan transisi. Messi dan Neymar menunggu di depan untuk serangan balik.
Rencana itu berhasil diredam organisasi permainan level tertinggi Bayern. Dengan formasi 3-4-2-1, mereka memainkan pertahanan blok tinggi yang reaktif dan sangat efektif. Mereka pun sukses mengisolasi duet penyerang megabintang PSG.
”Kami bermain sangat baik pada 25 menit pertama. Kami sejujurnya agak terkejut karena bisa menguasai bola sebanyak itu. Kami tidak mengira mereka akan bermain sangat pasif di kandang sendiri,” kata Pelatih Bayern Muenchen Julian Nagelsmann.
PSG bagai singa tanpa taring. Seperti diketahui, Mbappe sebagai pemain paling produktif di babak grup, 7 gol, merupakan ujung tombak utama tim. Pemain yang punya sprint kencang itu juga dikenal sebagai pemain paling andal dalam transisi. Biasanya Messi dan Neymar mendampingi di belakangnya sebagai gelandang serang.
Alhasil, strategi Galtier tidak bekerja tanpa formasi lengkap trio ”MNM”. Bayern memanfaatkan celah itu dan unggul lebih dulu pada menit ke-53 lewat Coman. Galtier merespons empat menit setelah tertinggal. Dia memasukkan Mbappe dan mengganti formasi ke 4-3-3.
Permainan PSG berubah total setelah pergantian tersebut. Mbappe tampil eksplosif dan sukses mengacaukan pertahanan Bayern yang sangat rapi pada paruh pertama. Bek tengah Bayern, Dayot Upamecano, kesulitan menjalankan tugas khusus untuk menjaga Mbappe.
Kami sejujurnya agak terkejut karena bisa menguasai bola sebanyak itu. Kami tidak mengira mereka akan bermain sangat pasif di kandang sendiri.
PSG bahkan sempat mencetak dua gol lewat kaki Mbappe, tetapi dianulir karena offside terlebih dulu. Sejak Mbappe di lapangan, PSG berhasil menciptakan 7 tembakan dengan 4 kali tepat sasaran. Sebelum itu, tim asuhan Galtier hanya menciptakan 2 tembakan selama nyaris sejam, tanpa ada satu pun yang mengarah ke gawang.
Namun, Mbappe baru masuk setelah PSG tertinggal. Kondisi bisa berbalik seandainya dia bermain sejak awal laga. Dia bisa menghukum Bayern yang bermain dengan blok pertahanan ekstra tinggi dan hanya meninggalkan tiga pemain bertahan di garis akhir.
Mbappe berkata, kekalahan tadi akan menjadi pelajaran berharga untuk laga kedua saat bertandang ke Stadion Allianz Arena, Muenchen. Mereka harus menunjukkan identitas sebagai tim dengan para pemain terbaik di lini serang. ”Ketika kami memainkan sepak bola menyerang, mereka tidak nyaman,” ujarnya.
Di sisi lain, Bayern memperlihatkan kekompakan tim berhasil menang atas kualitas individu. Joshua Kimmich dan rekan-rekan unggul segalanya, dari jumlah tembakan, 18-9, sampai penguasaan bola. Bek Benjamin Pavard mendapat kartu kuning kedua pada injury time, tetapi Bayern tetap tenang menjaga keunggulan.
Kecerdikan Nagelsmann menjadi penentu hasil positif tersebut. Dia menggantikan bek sayap Joao Cancelo dengan pemain cadangan Alphonso Davies. Pergantian itu membuat Coman berpindah ke sisi kanan. Sisi kiri diisi Davies. Permainan Bayern lebih melebar. Gol tunggal mereka berasal dari umpan silang Davies ke Coman.
David Ginola, mantan pemain PSG, berkata, hasil tadi seperti dua sisi wajah untuk PSG. ”Mereka memang kalah. Namun, Mbappe bersinar dan memberi harapan kepada mereka. Hal itu sangat positif untuk laga kedua. Bersama Mbappe (dengan kondisi bugar), mereka bisa bertandang dan mengalahkan siapa saja,” tuturnya. (AP/REUTERS)