Babak 16 besar Liga Champions Eropa akan menghadirkan duel tim-tim besar. PSG, tim runner-up Grup H, berpeluang menghadapi raksasa Eropa lainnya, seperti Real Madrid, Chelsea, dan Bayern.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
HAIFA, KAMIS — Drama paling sengit di hari terakhir penyisihan grup Liga Champions Eropa edisi 2022-2023, Kamis (3/11/2022) dini hari WIB, tercipta di Stadion Sammy Ofer, Haifa, Israel. Benfica, yang tidak diunggulkan sebelumnya, ternyata bisa mengungguli Paris Saint-Germain pada perebutan posisi puncak Grup H.
Benfica menang telak, 6-1, di markas Maccabi Haifa. Pada saat yang sama, PSG hanya bisa menang tipis, 2-1, atas Juventus di Arena Allianz, Turin, Italia. Dengan hasil itu, Benfica dan PSG memiliki jumlah poin, produktivitas gol, dan angka kebobolan, yang identik. Rekor pertemuan kedua tim kebetulan juga serupa. Dalam dua pertemuan mereka, laga selalu berakhir identik, 1-1.
Oleh karena itu, posisi juara Grup H ditentukan melalui jumlah gol di tiga laga tandang. Dalam catatan gol tandang, Benfica lebih unggul karena mencetak total sembilan gol dari tiga laga di luar kandangnya. Adapun PSG hanya bisa menghasilkan enam gol.
”Kami pantas berada di peringkat pertama karena bermain sangat baik di enam laga babak penyisihan grup. Sekarang, kami akan menatap laga demi laga agar bisa melangkah sejauh mungkin di babak gugur,” ujar Petar Musa, striker Benfica, dilansir laman UEFA.
Kondisi itu membuat PSG, yang berambisi mengejar trofi juara Liga Champions perdana pada musim ini, akan menemui jalan terjal di babak 16 besar. Mereka akan bertemu salah satu dari tujuh tim berpredikat juara grup.
”Final” dini
Pada pengundian babak 16 besar yang akan berlangsung di Nyon, Swiss, Senin (7/11/2022), PSG berpeluang menjalani ”final dini” karena akan menghadapi salah satu dari tiga juara pada tiga edisi terakhir Liga Champions, yaitu Real Madrid (juara edisi 2021-2022), Chelsea (2020-2021), atau Bayern Muenchen (2019-2020).
Selain itu, ”Les Parisiens” juga berpeluang menghadapi penguasa Liga Inggris dua musim terakhir, Manchester City, atau berjumpa tim yang tengah naik daun, seperti Napoli dan Tottenham Hotspur. Satu lawan lainnya yang berpeluang dihadapi PSG adalah duta Portugal, FC Porto.
Opta memprediksi PSG hanya punya peluang 50,58 persen untuk menembus perempat final. Adapun potensi mereka juara hanya 6,69 persen.
Padahal, rekor PSG menghadapi tim-tim raksasa Eropa lainnya tidak cukup bagus di fase gugur Liga Champions, setidaknya dalam tiga edisi terakhir. Pada edisi 2019-2020, PSG dikalahkan Bayern di final, lalu disingkirkan City pada semifinal musim berikutnya.
Kekalahan menyakitkan dari Real Madrid di babak 16 besar musim lalu juga masih segar di ingatan para pemain PSG. Saat itu, setelah unggul 1-0 di Paris, PSG takluk 1-3 di Madrid.
Tak ayal, Pelatih PSG Christophe Galtier kecewa timnya gagal mempertahankan posisi di puncak Grup H yang sempat dikuasai selama lima pekan sebelumnya di penyisihan grup. Ia menyalahkan kinerja pertahanan timnya sehingga kebobolan tujuh gol, jumlah yang sama dengan koleksi Benfica.
”Jika ingin melaju jauh di kompetisi ini, kami harus bisa mengalahkan tim-tim besar. Mari tunggu hasil pengundian dan lihat siapa lawan yang akan kami hadapi di babak 16 besar,” kata Galtier dilansir L’Equipe.
Prediksi Opta
Dengan berada di peringkat kedua Grup H dan berpeluang menghadapi tim-tim besar di babak 16 besar, Opta memprediksi PSG hanya punya peluang 50,58 persen untuk menembus perempat final.
Persentase peluang PSG itu kalah dari tim-tim lain, seperti City, Bayern, Real, Chelsea, Napoli, Liverpool, dan Spurs. Untuk peluang juara, Les Parisiens ditempatkan Opta di peringkat keenam dengan peluang hanya 6,69 persen.
Christophe Jallet, mantan bek sayap PSG, tidak kagum dengan performa PSG di enam laga Grup H. Ketika bersua Juventus, yang tengah dalam periode buruk, PSG juga gagal menunjukkan keunggulan kualitas dan permainan mutlak.
”Secara kolektif, saya tidak melihat penampilan luar biasa dari PSG. Mereka hanya bergantung kepada kualitas individu pemain demi mengeluarkan mereka dari masalah,” ucap Jallet kepada Canal+.
Pada laga lainnya, Manchester City menutup penyisihan grup dengan kemenangan 3-1 atas Sevilla di Stadion Etihad. Menurut Opta, City adalah tim dengan peluang juara Liga Champions tertinggi, yaitu 31,2 persen. Mereka jauh mengungguli Bayern dan Real yang masing-masing diunggulkan di posisi kedua dan ketiga dengan angka 16,3 dan 11,13 persen.
Bek tengah City, Ruben Dias, menyatakan, kemenangan atas Sevilla adalah bukti semua pemain di timnya memiliki pandangan yang sama untuk selalu mengejar kemenangan di setiap laga. Dias pun bersyukur City bisa memenuhi target memuncaki Grup G dan tidak terkalahkan di penyisihan grup Liga Champions musim ini.
”Laga melawan Sevilla memang sudah tidak berarti, tetapi kami harus menjaga performa dan ritme permainan yang akan membantu kami berkembang. Kami harus saling mendukung satu sama lain demi meraih tujuan dari setiap latihan, yaitu mengejar kemenangan di setiap laga,” kata Dias dilansir dari laman City.
Kontras dengan City, sejumlah tim besar Eropa, seperti Juventus dan Barcelona, gagal memenuhi target lolos ke babak 16 besar. Mereka adalah dua dari delapan tim peringkat ketiga penyisihan grup Liga Champions yang akan tampil di laga playoff babak 16 besar Liga Europa. Mereka akan berjumpa barisan runner-up grup di kompetisi antarklub nomor dua Eropa itu.
”Kami lima kali kalah dari enam laga dan harus marah. Kami harus membawa kemarahan itu untuk bangkit pada sisa musim ini di kancah domestik dan Liga Europa,” kata Pelatih Juventus Massimiliano Allegri ke Tuttosport.