Leeds dan Everton, Cermin ”Pantulan Nasib” Penghuni Zona Degradasi
Leeds dan Everton merasakan berkah instan seusai mencopot manajer. Tren pergantian manajer oleh tim-tim penghuni zona degradasi mungkin akan semakin besar dan bisa memengaruhi persaingan gelar juara Liga Inggris.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, KAMIS — Mitos ”pantulan nasib” seusai mencopot manajer mulai diyakini klub-klub papan tengah dan bawah Liga Inggris. Leeds United dan Everton merasakan efek instan dari pergantian manajer pada paruh musim. Tren itu bisa berpengaruh ke zona degradasi ataupun gelar juara.
Leeds, tim peringkat ke-16, membuktikan mitos tersebut. Tampil setelah mencopot Manajer Jesse Marsch akibat rentetan hasil buruk dalam delapan laga beruntun, mereka nyaris menumbangkan tuan rumah Manchester United di Stadion Old Trafford, Manchester, Kamis (9/2/2023) dini hari WIB.
Datang ke Old Trafford bersama Michael Skubala, manajer interim yang juga merupakan pelatih tim U-21, Leeds sempat unggul dua gol. Namun, mereka harus puas dengan hasil imbang 2-2 setelah kecolongan gol dari duo penyerang MU, Jadon Sancho dan Marcus Rashford. Meskipun gagal menang, hasil imbang di ”Teater Impian” adalah prestasi besar bagi Leeds. Mereka menghentikan laju 13 kemenangan beruntun MU di kandang. Skuad Leeds tampil energik dan tidak takut berduel di seluruh sisi lapangan.
”Kami mencoba untuk berjuang dan bertarung bersama. Kami telah membuktikan tim ini tangguh. Tentu rasanya campur aduk karena kami sebenarnya ingin menang. Tetapi, yang paling penting, kami bisa memperlihatkan karakter tim sebenarnya,” ucap Skubala.
Manajer MU Erik ten Hag mengatakan, timnya tampil di luar kebiasaan pada laga itu. Mereka kalah energi dan membuat banyak kesalahan di markas sendiri. Terbukti, MU sudah tertinggal pada menit pertama akibat lengah dan kalah duel.
Pengalaman buruk ”Setan Merah” itu juga dirasakan Arsenal yang dibekap Everton, 0-1, di Stadion Goodison Park, Sabtu lalu. Padahal, Arsenal datang sebagai pemuncak klasemen dan tim tandang terbaik di liga itu. Adapun Everton terpuruk di zona degradasi. Mereka 8 kali kalah dari 9 laga terakhir.
Mendadak hebat
Manajer Arsenal Mikel Arteta berkata, tim lawan mendadak hebat berkat kehadiran manajer baru, Sean Dyche, yang menggantikan Frank Lampard. ”Itu contoh pantulan yang bisa diciptakan manajer baru,” ujar Arteta, eks pemain Everton.
Kejutan dua tim penghuni papan bawah itu bukanlah sebuah kebetulan. Dari sisi psikis, penampilan tim memang berpotensi meningkat drastis berkat perubahan atmosfer ruang ganti. Mereka seolah mengulang dari awal setelah sempat terjebak dalam hasil buruk bersama manajer sebelumnya.
Tak heran, musim ini empat klub papan tengah dan bawah di Liga Inggris telah mengganti manajer sebelum paruh musim. Tiga klub di antaranya, Bournemouth, Aston Villa, dan Wolverhampton Wanderers, bisa meraih rerata poin yang lebih tinggi dari sebelumnya, Villa menjadi yang tersukses dari ketiga tim itu.
Sempat bertatus penghuni degradasi bersama Manajer Steven Gerrard, Villa naik ke papan tengah berkat kehadiran manajer barunya, Unai Emery. Mereka mencatat rerata 2 poin di 8 laga bersama Emery. Saat masih diasuh Gerrard, Villa hanya mencatatkan rerata 0,82 poin di 11 laga.
Hanya Southampton satu-satunya tim yang justru kian terpuruk setelah pergantian manajer. Manajer barunya, Nathan Jones, hanya bisa menghasilkan separuh rerata poin yang dihasilkan manajer sebelumnya, Ralph Hasenhuttl (0,86 poin). Tren perubahan nasib itu kemungkinan bisa meluas mengingat persaingan lolos dari degradasi musim ini sangat ketat. Tim di peringkat ke-12, Crystal Palace, misalnya, hanya terpaut 6 poin dari zona degradasi.
Kami harus lebih siap, tidak seperti hari ini. Kami tidak lagi boleh kalah pada duel individu. Jika memenangi duel, kami bisa menang. (Erik ten Hag)
Jika tren itu berlanjut, pengaruhnya tidak hanya di zona degradasi. Persaingan perebutan gelar juara juga bisa terdampak. Terbukti, dua kandidat penantang gelar musim ini, Arsenal dan MU, kehilangan poin dari dua tim yang mencoba untuk berbenah diri.
Pantulan nasib itu akan kembali diuji akhir pekan nanti. MU akan kembali menghadapi Leeds pada Minggu (12/3) mendatang. MU tidak bisa dibela gelandang jangkar, Casemiro, yang sedang diskors akibat kartu merah saat menghadapi Crystal Palace. ”Kami harus lebih siap, tidak seperti hari ini. Kami tidak lagi boleh kalah pada duel individu. Jika memenangi duel, kami bisa menang,” ujar Ten Hag.
Adapun Leeds belum memutuskan manajer tetap yang baru. Menurut Skubala, dia akan kembali ke skuad U-21 setelah tim mengangkat manajer baru. Namun, bisa jadi ia akan dipromosikan jika terus meraih hasil positif. Hal tersebut dialami Gary O’Neil yang diangkat manajer tetap Bournemouth setelah tidak terkalahkan dalam enam laga pertama. (AP/REUTERS)