Galang Dana Dukung Atlet Disabilitas Intelektual "Bersinar"
Guna mendukung atlet-atlet disabilitas intelektual mengikuti Olimpiade 2023 di Jerman, sejumlah tokoh ikut andil menggalang dana dengan melelang sejumlah barang. Setidaknya lebih dari Rp 4 miliar telah terkumpul.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim Olimpiade Khusus Indonesia menggalang dana agar dapat berangkat menuju Olimpiade Khusus Musim Panas tingkat dunia di Jerman pada Juni 2023. Sejumlah barang dilelang untuk menutup kebutuhan kontingen Indonesia sebesar Rp 5,5 miliar.
Serupa dengan bentuk olahraga lainnya, Olimpiade Khusus atau Special Olympics juga telah diakui Komite Olimpiade Internasional (IOC). Pesta olahraga ini diadakan khusus bagi para penyandang disabilitas intelektual di dunia.
Mereka tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti Olimpiade Khusus Musim Panas tingkat dunia (SOWSG) 2023 pada 17-25 Juni 2023 di Berlin, Jerman. Para atlet telah berlatih guna berpartisipasi dalam acara ini.
“Selama ini mereka (atlet) dianggap orang idiot, gila, dan cacat. Dengan momentum ini, (membuktikan) mereka bukan orang cacat, mereka bahkan punya hati yang besar, kecerdasan kalbu yang luar biasa,” ujar Ketua Umum tim Olimpiade Khusus Indonesia (SOIna) Warsito Ellwein di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Meski beragam persiapan telah dilakukan, tetapi dana yang dibutuhkan mencapai Rp 5,5 miliar untuk keberangkatan belum terpenuhi. Alhasil, pihak SOIna menggalang dana dengan melelang sejumlah barang karya penyandang disabilitas intelektual serta barang pribadi pejabat negara.
Beberapa barang yang dilelang berupa lukisan, jaket, dan sepeda. Harganya pun bervariasi dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Dana akhir yang terkumpul pun tembus Rp 4 miliar. Nominal tersebut memastikan tim SOIna dapat beradu dalam SOWSG.
Warsito mengatakan, kekurangan dana dapat tertutupi dengan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Selain itu, sejumlah donatur juga mengutarakan niatnya untuk membantu kontingen Indonesia ini.
Pelindung SOIna sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi kerja sama sejumlah pejabat negara dan masyarakat yang andil dalam penggalangan dana ini.
“Alhamdulillah bisa mendapatkan target yang cukup bagus ya. Mudah-mudahan ini bisa nyangoni mereka, dengan kekuatan gotong royong anak republik ini (Indonesia) untuk bisa bertanding,” tutur Ganjar yang melelang salah satu sepeda kesayangannya.
Menpora Zainudin Amali mengatakan, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan pasal 31 tertulis bahwa SOIna setara dengan sejumlah organisasi olahraga nasional lainnya. Beberapa di antaranya adalah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC).
Meski demikian, keberadaan dan kiprah SOIna jarang terekspos, tidak seperti dinamika sejumlah organisasi olahraga lainnya. “Malam ini adalah salah satu cara untuk menyosialisasikan SOIna. Mereka menampung atlet-atlet yang punya talenta khusus,” kata Zainudin.
SOIna akan menurunkan 42 delegasi, dengan 25 orang di antaranya adalah atlet serta 12 orang sebagai pelatih. Dari 26 cabang olahraga yang dilombakan dalam SOWSG mendatang, Indonesia mengikuti tujuh jenis, yakni renang, atletik, bowling, bulu tangkis, senam artistic, senam ritmik, dan tenis meja.
Selama ini, para atlet SOIna berjuang dalam diam sebab kiprahnya tak diketahui banyak orang. Mereka telah menyumbang beragam prestasi yang tidak kalah dari atlet pemusatan latihan nasional lainnya. Dalam SOWSG 2015 di Los Angeles, Amerika Serikat, kontingen Indonesia berhasil meraih 19 emas, 12 perak, dan 9 perunggu. Setelahnya, atlet-atlet disabilitas intelektual ini mempersembahkan 11 emas, 6 perak, dan 4 perunggu dalam SOWSG 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.