Dua Tunggal Putri Susah Payah Melaju ke Babak Kedua
Meskipun menang pada babak pertama, Gregoria dan Putri KW tidak boleh cepat berpuas diri. Lawan mereka di babak kedua akan lebih berat. Strategi permainan harus diubah dan stamina harus lebih kuat.
Oleh
Stephanus Aranditio, AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dua tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardhani berhasil melaju ke babak kedua Daihatsu Indonesia Masters 2023. Dengan susah payah, dua srikandi Indonesia ini menang tiga gim atas lawannya. Perjuangan mereka belum berhenti karena lawan berat selanjutnya menanti pada babak kedua, strategi permainan harus diubah.
Putri Kusuma Wardhani yang bermain di lapangan satu Istora Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2023) berhasil mengalahkan tunggal putri Jepang, Aya Ohori dengan rubber game, 21-23, 25-23, 21-17. Pada gim pertama, kedua pemain saling berbalas serangan sampai skor 12-12. Setelah itu Putri kehilangan fokus sehingga kehilangan lima poin karena melakukan kesalahan sendiri seperti smesnya tersangkut di net dan pukulan panjangnya melebar keluar.
Pada gim kedua, Putri mengubah pola permainan dengan bermain lebih cepat untuk menghindari reli panjang. Namun, Aya Ohori masih bisa mengatasi permainan Putri. Pertandingan berlangsung sengit. Tiga kali Aya Ohori mencapai gim poin, tetapi Putri bermain lebih tenang dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Kemenangan pada gim kedua membawa Putri semakin percaya diri, tetapi stamina Aya masih terjaga hingga memimpin tiga poin. Keduanya kejar mengejar poin sehingga terjadi dua kali deuce. Satu kesalahan terakhir membuat Aya kalah, pukulan panjangnya melebar dan sekaligus memberikan kemenangan untuk Putri, 23-21.
Pebulu tangkis ranking 44 dunia ini mengaku, permainan yang melelahkan ini sudah diprediksinya sejak kemarin lolos kualifikasi. Dia sebenarnya sudah pasrah saat mengetahui akan bertemu Aya yang berada di ranking 32 dunia. Dukungan publik dan ayahnya yang datang langsung ke Istora Senayan menjadi motivasi lebih untuk mengalahkan Aya.
"Kemarin pas tahu ketemu Aya Ohori, aku sudah menyiapkan mental dan siap capek. Jadi tadi main sama-sama bagus juga. Aya susah dimatikan, aku juga tidak mau gampang menyerah. Aku tidak mau mengecewakan penonton yang sudah nonton, sama lebih ke papa yang sudah jauh-jauh dari rumah datang menonton," kata Putri.
Ke depan, Putri yang baru menyelesaikan pendidikan sebagai Polisi Wanita itu ingin mengejar ketertinggalan. Dia menargetkan untuk bisa menembus ranking 30 besar dunia. "Sekarang ingin membuktikan bahwa aku masih layak bersaing dengan mereka," tegasnya.
Di lapangan sebelah, Gregoria Mariska Tunjung tidak mau kalah dengan Putri KW. Dia berhasil mengalahkan tunggal putri Taiwan, Shuo Yun Sung, juga dengan rubber gim 12-21, 21-18, 21-11. Gregoria yang kini berada di peringkat 15 dunia keteteran pada gim pertama, dia terbawa permainan reli panjang Shuo yang memaksa Gregoria melakukan kesalahan sendiri. Shuo pun terus memimpin sejak poin keempat hingga akhir gim.
Kemarin pas tahu ketemu Aya Ohori, aku sudah menyiapkan mental dan siap capek. Jadi tadi main sama-sama bagus juga.
Gregoria mengubah strategi bermain pada gim kedua dan ketiga sehingga menang meyakinkan. Dia menghindari kontrol reli panjang yang dimainkan Shuo. Tunggal putri nomor satu Indonesia itu terus menerus memancing Shuo untuk memberikan bola atas yang kemudian diselesaikannya dengan smes menyilang yang mematikan permainan.
"Gim pertama cukup kecewa karena bisa dibilang permainan saya jelek. Pada gim kedua lebih tidak mikir untuk main bagaimana, lebih semangat saja. Gim ketiga mungkin lawan sudah capek karena beberapa kali melakukan kesalahan sendiri, jadi banyak celah untuk mematikan permainannya," kata Gregoria.
Meski menang, dua pemain putri itu tidak boleh cepat berpuas diri. Mereka akan menghadapi lawan berat pada babak kedua Indonesia Masters 2023. Putri KW akan berhadapan dengan An Seyoung (Korea) atau Michelle Li (Kanada) dan Gregoria akan melawan Nozomi Okuhara (Jepang) atau He Bing Jiao (China).
Pelatih tunggal putri Indonesia, Herli Djaenuddin menilai keempat calon lawan itu memiliki fisik yang kuat untuk bermain rubber set. Sementara, tunggal putri Indonesia, khususnya Gregoria masih banyak catatan terkait performa fisiknya.
"Salah satu kendala dia (Gregoria) itu fisiknya, pada saat set ketiga sering habis, tetapi sekarang dengan main tiga set saja dia masih berani adu. Dari segi fisik kami akan tingkatkan," kata Herli.
Tim kepelatihan Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) menargetkan dua tunggal putri Indonesia yang dibina di Pemusatan Latihan Cipayung ini bisa lolos ke kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Putri harus mengejar rankingnya yang sempat tertinggal karena pendidikan Polri.