Meskipun menjadi pemain paling senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan justru melancarkan sihir yang menggetarkan Indonesia Masters di Istora Senayan, Jakarta.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ganda putra bulu tangkis senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menggetarkan Istora Senayan, Jakarta, karena membalikkan keadaan saat melawan ganda Jepang Akira Koga/Taichi Saito dalam babak 32 besar Daihatsu Indonesia Masters, Selasa (24/1/2023). Pasangan berjuluk The Daddies itu melancarkan 'sihir' yang membuat mereka menang 17-21, 21-19, 21-10. Pasangan berusia 38 tahun dan 35 tahun itu memanfaatkan pengalamannya untuk bermain tenang dan mengubah permainan sesuai kondisi arena.
Hendra/Ahsan mengawali permainan dengan cepat, tetapi lawan yang lebih muda mampu unggul. Koga/Saito memaksa Hendra/Ahsan melakukan banyak kesalahan, sehingga pengembalian bola sering gagal. Pola yang sama terjadi dalam gim kedua, tetapi dengan perebutan poin lebih ketat. Hendra/Ahsan pun sempat tertinggal 14-17, dan 16-19.
Namun, The Daddies mengubah permainan, dengan Ahsan ke depan net memanfaatkan angin untuk mematikan lawan lebih cepat. Perubahan permainan ini membuat mereka meraih enam poin beruntun, hingga menang 21-19. Setiap poin yang dimenangi The Daddies disambut dengan gemuruh teriakan dan gebukan balon tepuk penonton yang memadati Istora. Mereka tersihir oleh permainan Hendra/Ahsan yang menjadi rapi dan presisi.
Taktik pada akhir gim kedua itu berjalan mulus pada gim ketiga. Mereka juga menghindari permainan reli karena reli yang membuat mereka kewalahan pada gim pertama. Permainan cepat dengan menempatkan Ahsan ke depan net, serta penempatan kok yang brilian dari Hendra, membuat mereka menang 21-10.
"Yang pasti kami mengucap syukur Alhamdulillah bisa memenangi laga ini. Partai yang tidak mudah, karena lawan bermain cukup bagus dan kita dalam set pertama hingga kedua pun belum bisa mengeluarkan kemampuan. Kami harus bermain lebih tenang, percaya dengan kemampuan kita sendiri, Alhamdulillah bisa melewati," ungkap Ahsan.
Ahsan mengakui sempat bermain terburu-buru dan tidak tenang sehingga ritme permainan tidak menentu dan pengembalian bola sering gagal. Setelah bisa bermain tenang pada akhir gim kedua dan sepanjang gim ketiga, permainan menjadi jauh lebih mudah.
"Jadi harus lebih tenang dan di sini juga harus lebih pegang depannya karena lapangan sedikit berangin," kata Hendra.
Hendra menilai, dukungan penonton yang terus menerus meneriakkan nama mereka, sangat memengaruhi hasil laga. "Cukup besar ya, karena kita bertanding sebagai tuan rumah. Jadi, tadi kami sempat ketinggalan pada gim kedua lumayan jauh, tetapi didukung teriakan 'Ahsan/Hendra', 'Ahsan/Hendra' terus menerus. Jadi kami tidak menyerah, terus berusaha dan bisa menang," kata pemain berusia 38 tahun itu.
Partai yang tidak mudah, karena lawan bermain cukup bagus dan kita dalam set pertama hingga kedua pun belum bisa mengeluarkan kemampuan. Kami harus bermain lebih tenang, percaya dengan kemampuan kita sendiri.
Hendra/Ahsan menargetkan mencapai semifinal. Namun, tantangan akan lebih berat pada babak 16 besar karena akan melawan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang mengalahkan ganda Korea Selatan Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol 21-11, 21-16.
Indonesia meloloskan lima ganda putra ke babak 16 besar, selain Hendra/Ahsan dan Leo/Daniel, ada Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, serta Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani yang lolos dari kualifikasi.
Yeremia cedera
Fajar/Rian menang atas sesama penghuni pelatnas Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan 18-21, 21-14, 21-10. Pramudya/Yeremia tidak bisa menjaga permainan di level terbaik, karena cedera otot paha kanan Yeremia.
"Pada gim pertama, mereka bermain sangat bagus. Kami sempat keteteran dari servis pembukaan dan bola-bola drive-nya. Kami kalah pada gim pertama. namun, kami tidak mau menyerah begitu saja. Mungkin memang masih perlu adaptasi, karena kemarin pada pertandingan India Terbuka, arena dan koknya sangat berbeda, di sini sangat berasa sekali anginnya. Jadi kami harus cepat adaptasi," ungkap Rian.
Terkait kemenangan ini, Fajar menilai, cedera Yeremia bisa menjadi salah satu faktor yang menguntungkan. "Jujur kalau memang dia tadi ada terasa sakit mungkin ya. Soalnya dari gerakannya saja kelihatan, bola depannya di-cover terus sama Pram, tetapi Pram juga memikirkan posisinya. Jadi pada gim kedua dan ketiga tadi, mereka bermainnya jadi bertahan, tidak menyerang. Mungkin karena Yere terasa sakit, tadi memang terlihat dari gerakannya," ungkap Fajar.
Terkait dengan tiga turnamen beruntun yang sangat minim waktu istirahat, Rian dan Fajar, mengakui melalukan persiapan lebih untuk meningkatkan kondisi fisik mereka untuk Malaysia Terbuka, India Terbuka, dan Indonesia Masters.
"Untuk turun di tiga turnamen ini, kami sudah mempersiapkan diri lebih baik dan lebih siap lagi karena menjaga stamina dan fokus itu memang butuh latihan ekstra. Cara menjaganya sendiri ya memang harus ada tambahan latihan ekstra, karena kalau kita latihannya begitu-begitu saja pasti staminanya cepat habis, gampang ngedrop. Yang paling penting harus ada ekstra latihan lagi," ungkap Rian.
"Mungkin setelah pertandingan seperti ini harus menambah lagi, entah itu (latihan) karet atau tambahan apa, memang harus ada ekstra tambahan lagi," jelas Rian terkait latihan esktra yang dilakukan.
Pada pertandingan sebelumnya, Marcus/Kevin menang atas peringkat tiga dunia asal Korea Selatan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae 21-17, 21-12. Ganda berjuluk Minions itu bermain solid dan cepat, serta tidak banyak melakukan kesalahan.
"Kami bersyukur bisa melewati hari ini dan bisa menang. Hari ini lawan bermain sangat baik, mereka bukan pasangan yang mudah untuk dikalahkan juga, mereka pasangan yang sangat kuat," ungkap Kevin yang mengeluarkan pukulan-pukulan uniknya.
"Mereka pasangan nomor satu Korea sekarang, hari ini kami bermain lebih siap," tegas Marcus.