Putri Kusuma Wardani menjalani turnamen pertama setelah lulus dari pendidikan polisi wanita. Kerinduan bertanding di Istora pun terbayar dalam babak kualifikasi Indonesia Masters yang dimenanginya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jumlah pemain tunggal putri Indonesia yang akan tampil pada babak utama turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 500 2023 bertambah berkat keberhasilan Putri Kusuma Wardani lolos kualifikasi. Keinginannya bermain di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta, terpenuhi ketika dia mendapat tiket untuk bertanding setelah sebelumnya berstatus sebagai pemain cadangan.
Putri akan mewakili tuan rumah dalam persaingan tunggal putri bersama seniornya, Gregoria Mariska Tunjung. Berbeda dengan Gregoria, yang langsung mendapat tempat pada babak utama, Putri harus melalui fase kualifikasi lebih dulu.
Peringkat ke-44 dunia yang dimiliki Putri tak cukup untuk menempatkan pemain berusia 20 tahun itu untuk langsung tampil pada babak utama yang terdiri atas 32 pemain. Semula, Putri juga tak mendapat tempat untuk bermain di babak kualifikasi. Namun, karena terjadi pengunduran diri dari dua pemain yang seharusnya tampil di babak utama, yaitu Lalinrat Chaiwan (Thailand) dan Chen Yu Fei (China), status Putri naik dari pemain cadangan menjadi pemain kualifikasi.
Dalam setiap turnamen Super 500 ke bawah, terdapat atlet yang bisa langsung tampil pada babak utama, mereka yang harus bersaing sejak kualifikasi, serta cadangan. Dengan struktur tersebut, pengunduran diri atlet akan digantikan oleh atlet lain yang berstatus di bawahnya.
“Saya memang pengen banget main di sini. Apalagi, sebelumnya hanya berstatus cadangan,” kata Putri setelah mengalahkan Lianne Tan (Belgia) dengan skor 21-12, 21-17 pada hari pertama turnamen, Selasa (24/1/2023). Kemenangan tersebut mengantarkan Putri untuk bertemu Aya Ohori (Jepang) pada babak pertama.
Istora memang menjadi tempat turnamen bulu tangkis internasional yang dirindukan banyak pemain, termasuk dari luar Indonesia. Suasana di tempat yang dibangun untuk menyelenggarakan Asian Games Jakarta 1962 itu selalu meriah oleh teriakan penonton, seperti yang terjadi pada Selasa, meski sesi pagi hingga sore baru mempertandingkan fase kualifikasi.
Menjadi polisi
Putri pun merasa antusias, meski tak memungkiri juga bahwa dia merasa tegang sebelum bertanding. Apalagi, Indonesia Masters ini menjadi turnamen pertamanya setelah dia lulus dari pendidikan polisi wanita Kepolisian Republik Indonesia.
Tak hanya karena permainan lawan, suara penonton yang ramai juga menjadi tekanan bagi mereka. Setahun ini, mereka pasti akan ‘digebukin’ dan itu akan jadi pelajaran untuk membiasakan diri dengan tekanan. (Herry Iman Pierngadi)
Putri menjalani pendidikan tersebut dengan total sekitar enam bulan pada 2022. Namun, dia mendapat dispensasi saat harus mengikuti beberapa turnamen, seperti ketika tampil dalam Kejuaraan Dunia di Tokyo Jepang, 22-28 Agustus dan pada turnamen terakhirnya pada 2022, yaitu Australia Terbuka Super 300 di Sydney, 15-20 November. Pada Kejuaraan Dunia, Putri tersingkir pada babak pertama. Sementara di Australia Terbuka, dia kalah pada babak kedua.
“Di Australia Terbuka, saya sudah mendapat atmosfer kompetisi. Jadi, saat tampil di sini, tidak terlalu asing. Hanya saja, waktu itu, saya menjalani pertandingan sambil mengikuti pendidikan. Saat ini, pendidikan sudah selesai. Jadi, saya sudah lega,” tutur Putri.
Dengan selesainya pendidikan itu, Putri pun menambah waktu latihan untuk mengganti waktu yang dia gunakan saat menjalani pendidikan polwan. “Saat teman-teman selesai berlatih, saya menambah waktu latihan bersama pelatih,” katanya.
Belajar beradaptasi
Dari nomor ganda putra, satu-satunya wakil tuan rumah pada kualifikasi, yaitu Muhammad Rayhan Nur Fadillah/Rahmat Hidayat, tak bisa mengikuti para seniornya yang bersaing pada babak utama. Rayhan/Rahmat, yang baru naik status dari pemain pelatnas pratama menjadi utama, kalah dari pasangan Denmark, Rasmus Kjaer/Frederik Soegaard, 14-21, 13-21.
Dalam laga itu, Rahyan/Rahmat tak bisa mengimbangi semua aspek indikator penting dalam permainan ganda, yaitu kecepatan, kekuatan, dan permainan depan net untuk mengontrol permainan. “Kami mainnya kurang siap untuk hari ini dan banyak membuat kesalahan. Baru pertama kali main di Istora, atmosfernya juga beda banget. Terasa lebih tegang dan masih demam panggung,” tutur Rayhan.
Rahmat juga mengatakan bedanya atmosfer antara latihan, karena tidak ada penonton, dan saat bertanding. Untuk mengatasi ketegangan, dia memperbanyak gerak pada pemanasan. “Ke depan, kami memang harus belajar beradaptasi terhadap suasana seperti tadi,” kata Rahmat.
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengatakan, kesempatan tampil dalam turnamen Indonesia Masters, juga dalam turnamen lain selama setahun ini, akan menjadi momen Rayhan/Rahmat untuk belajar bertanding menghadapi pemain-pemain senior.
“Dalam pertandingan tadi terlihat bahwa mereka hanya bisa mengeluarkan sekitar 50 persen dari kemampuan terbaik. Tak hanya karena permainan lawan, suara penonton yang ramai juga menjadi tekanan bagi mereka. Setahun ini, mereka pasti akan ‘digebukin’ dan itu akan jadi pelajaran untuk membiasakan diri dengan tekanan,” tutur Herry.