Petenis David Susanto Melangkah ke Babak Final Kualifikasi
Petenis nasional, David Agung Susanto, lolos ke final kualifikasi pekan kedua Medco Power International Tennis Championship M15 2023. Langkah serupa gagal diikuti dua petenis lainnya, Achad Ma'ruf dan Claudio Lumanau.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Hanya satu dari tiga petenis tunggal putra Indonesia yang lolos ke babak ketiga kualifikasi pekan kedua turnamen tenis Medco Power International Tennis Championship M15 2023 di lapangan tenis Hotel Sultan, Jakarta, Senin (23/1/2023). David Agung Susanto mengalahkan petenis India, Rishab Agarwal dengan 6-7 (8), 6-2, dan 10-7, guna memerebutkan tiket ke babak utama.
Sejak set pertama, laga antara David dan Rishab berjalan alot lantaran keduanya saling berkejar poin. Sesekali Rishab melakukan pukulan pendek di depan net, sehingga memaksa David untuk maju menangkis bola.
Dalam set ini pula, permainan berakhir dengan tie break. Rishab unggul atas David pada set pertama. Namun, David dapat memutar keadaan mulai set kedua sehingga ia mulai mendominasi permainan walau poin masih terus berkejaran.
Rishab dan David bergantian saling mengungguli. David, yang berusia 31 tahun, unggul pada gim pertama. Adapun Rishab meraih gim selanjutnya. Pola ini berlanjut hingga gim kelima. Setelahnya, David yang merupakan anggota tim Piala Davis Indonesia mendominasi hingga set kedua berakhir.
Set ketiga, super tie break berjalan cepat selama 17 menit. Poin masih berkejaran hingga akhirnya David berhasil menaklukkan set terakhir ini. Laga antara David dan Rishab mulai paling awal dan selesai paling akhir dibandingkan pertandingan-pertandingan di lapangan lainnya.
David mengatakan, ia sempat kehilangan fokus saat servis sehingga kalah dalam set pertama. Ia berupaya mengejar ketertinggalan hingga menemukan momentum pada set selanjutnya.
“Namanya super tie break, ya mana yang lebih percaya diri dan tangguh saja. Untungnya masih diberi menang dengan yang ‘di atas’,” ujar David yang kini bertengger pada peringkat ke-1701 tunggal putra di Federasi Tenis Internasional (ITF) per 16 Januari 2023.
Sementara Rishab mengakui bahwa permainannya kali ini tak sesuai harapannya. Pemain tunggal putra ITF yang berada di urutan ke-907 itu seharusnya dapat bermain lebih baik, tetapi sejumlah faktor menghambat untuk menuntaskan permainan dengan maksimal. “Pada set kedua, saya merasa sedikit lelah dan cuaca begitu panas. Saya berharap dapat menguasai situasi lebih baik pada laga selanjutnya,” kata Rishab.
David akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang lolos ke babak final kualifikasi yang akan digelar pada Selasa (24/1/2023). Ia akan menghadapi Sanhui Shin, petenis Korea Selatan dengan peringkat ke-284 ITF tunggal putra.
Upaya perlawanan
Adapun dua petenis Indonesia lainya harus menelan pil pahit, yaitu kalah, meski sejumlah perlawanan telah dilakukan. Achad Imam Ma’ruf kalah dari petenis Thailand, Thanapet Chanta, sedangkan Claudio Renardi Lumanau takluk dari pemain Jepang, Naoki Tajima.
Achad harus puas dengan hasil akhir 0-6, 3-6 saat berlaga dengan Thanapet. Walau demikian, ia kalah bukan tanpa perlawanan sebab sejumlah deuce terjadi pada tiap setnya. Dalam set kedua, Achad dan Thanapet bahkan saling berkejaran poin.
“Pertama main sih sebenarnya bolanya enggak begitu menekan ya, tapi sangat solid. Jadi saya agak keteteran dan terlalu terburu-buru ingin dapat poin. Jadi, hasilnya malah error,” kata petenis berusia 25 tahun itu.
Ia mengakui bahwa dirinya sempat hilang fokus saat akan melakukan pukulan. Hal ini terjadi karena ekspektasi berlebihnya. Ia juga terlalu berambisi untuk meraih kemenangan. Hasilnya justru berbalik yang berimbas pada turunnya performa Achad.
Thanapet pun dianggap bermain dengan mumpuni dan stabil, apalagi ia kerap berpartisipasi pada beragam turnamen yang hampir tiap minggu terselenggara di Thailand. Beragam turnamen tenis di negara asalnya meningkatkan kemampuannya untuk menemukan momen terbaik saat berlaga.
Bonit Wiryawan, kepala pelatih tim nasional tenis Indonesia, tetap mengapresiasi upaya perbaikan yang ditunjukkan anak-anak didiknya, khususnya Achad dan Claudio. Keduanya perlu memperbaiki tempo permainan agar dapat mengimbangi penampilan lawan.
“Dia harus bisa memperbaiki cara memukul dan temponya karena di kelas ini enggak ada yang jelek. Tadi saya lihat temponya kalah cepat. Jadi, selanjutnya, dia harus bisa mempercepat temponya supaya permainannya lebih imbang, bahkan bisa menang,” tutur Bonit, mantan petenis nasional.
Serupa dengan Achad, Claudio kalah dari lawannya, Naoki, dengan hasil akhir 0-6, 2-6. Perlawanan terjadi pada set kedua dengan deuce beberapa kali. Namun, Naoki tetap mendominasi permainan.