Gregoria Mariska Tunjung tersingkir di babak dua pada dua turnamen pertama tahun ini. Dia bertekad tampil lebih baik pada Indonesia Masters, pekan depan.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·4 menit baca
NEW DELHI, KAMIS – Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, belum mampu kembali ke performa terbaik seperti yang mengantarnya lolos ke turnamen Final BWF Tour 2022 akhir tahun lalu. Dalam dua pekan beruntun, pebulu tangkis berusia 23 tahun ini tersingkir pada babak kedua.
Pada laga babak kedua turnamen India Terbuka Super 750 yang berlangsung di KD Jadhav Indoor Hall, New Delhi, India, Kamis (19/1/2023), Gregoria harus mengakui keunggulan tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, 16-21, 18-21. Upaya Gregoria untuk bangkit pada gim kedua belum mampu mengatasi An Se-young yang tampil lebih tenang.
Sepekan sebelumnya, Gregoria juga tersisih pada babak kedua Malaysia Terbuka Super 1000 di tangan Hsu Wen Chi (Taiwan), melalui pertarungan tiga set, 18-21, 21-16, 18-21. Padahal, sehari sebelumnya Gregoria mengawali tahun 2023 dengan penampilan memukau. Dia mampu menundukkan He Bingjiao, pemain China unggulan kelima, yang belum pernah dikalahkannya dalam tiga pertemuan terdahulu.
Hasil pada dua turnamen pertama 2023 ini memperlihatkan Gregoria masih perlu waktu untuk kembali bersinar. Pada paruh kedua tahun lalu, juara dunia yunior 2017 ini menjadi runner up Australia Terbuka Super 300, dan dua kali semifinalis pada Malaysia Masters Super 500 dan Hylo Terbuka Super 300. Hasil ini mengantarnya lolos ke turnamen akhir tahun Final BWF 2022, ajang yang hanya diikuti delapan pebulu tangkis terbaik dalam semusim di tiap nomor.
Melawan An Se-young, Gregoria tidak mampu mengembangkan permainan dan terus tertekan. Dia terlihat ragu menerapkan strategi yang tepat untuk meraih angka. Meski beberapa kali drop shot menyilang dan penempatan bolanya menyumbang angka, Gregoria juga kerap memberi angka percuma pada lawan.
Laga berjalan lebih ketat pada set kedua saat Gregoria mampu mengimbangi perolehan angka An Se-young. Perolehan angka tak pernah lebih dari selisih dua poin, hingga kedudukan 18-18. Setelah itu An Se-young melaju dan menutup laga dengan 21-16, 21-18.
”Hari ini permainan saya jauh dari yang diharapkan. Strategi dan pola permainan tidak berjalan dengan baik. Dalam permainan reli, misalnya, saya jadi ragu-ragu dan kurang yakin dengan permainan atau pukulan lanjutannya,” ujar Gregoria.
Dia mengakui, hasil pada dua turnamen di Malaysia dan India tidak memuaskan karena penampilannya tidak maksimal. Hasil ini menjadi motivasinya untuk tampil lebih baik pada turnamen berikutnya, yakni Indonesia Masters, pekan depan.
”Saya harus segera menatap turnamen berikutnya di Indonesia Masters. Semoga hasilnya lebih baik, dan saya bisa menampilkan performa lebih baik, apalagi main di depan penonton di Jakarta,” ujarnya.
Hasil lebih baik diraih dua tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Jonatan menang rubber game atas pemain China, Zhao Junpeng, 21-19, 15-21, 21-12. Jonatan bisa mengatasi permainan Zhao yang cukup menyulitkan karena bertangan kidal dan serangannya cukup tajam. Salah satu strateginya adalah dengan lebih cepat melakukan servis pada gim ketiga untuk mengganggu momentum Zhao untuk bangkit.
Saya harus segera menatap turnamen berikutnya di Indonesia Masters. Semoga hasilnya lebih baik, dan saya bisa menampilkan performa lebih baik, apalagi main di depan penonton di Jakarta.
Pada perempat final, Jonatan yang tersingkir pada babak kedua Malaysia Terbuka pekan lalu akan menghadapi pemain kawakan Taiwan, Chou Tien Chen. ”Saya harus siap capek karena dia tak mudah dimatikan. Semoga dengan usia saya yang lebih muda dan tenaga lebih kuat, saya bisa mengatasinya,” kata Jonatan.
Adapun Anthony mengatasi perlawanan Kantaphon Wangcharoen (Thailand) 21-18, 21-10, untuk menghadapi pemain China peringkat ke-22 dunia, Li Shifeng, pada perempat final. ”Saya akan berdiskusi dengan pelatih dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya,” ujar Anthony tentang lawan yang belum pernah dihadapinya itu.
Indonesia juga masih menyisakan dua wakil di ganda putra pada perempat final, yakni pasangan nomor satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan mantan pasangan nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldy Gideon. Fajar/Rian lolos dengan kemenangan atas rekan senegara, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, 21-17, 21-18, hanya dalam waktu 36 menit.
Sementara itu, Kevin/ Marcus berjuang habis-habisan melawan pasangan China, Ren Xiangyu/Tan Qiang. Setelah bertarung selama satu jam 15 menit, Kevin/Marcus menang dengan 16-21, 21-18, 23-21.
”Bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan yang berjalan ketat dan sengit ini. Kami harus berjuang keras karena lawan bermain sangat baik. Pertahanannya kuat, dan sangat siap,” kata Marcus kepada Tim Humas dan Media PBSI.
Pada perempat final, Fajar/Alfian yang pekan lalu meraih gelar pertama dari turnamen BWF Tour Super 1000 di Malaysia Terbuka akan bertemu pasangan Jerman, Mark Lamsfuss/Marvin Seidel. Adapun Kevin/Marcus menghadapi finalis Malaysia Terbuka asal China, Liang Weikeng/Wang Chang.