Menpora Komitmen Cari Jalan Keluar untuk Kelanjutan Liga 2 dan Liga 3
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali siap mencari jalan keluar terbaik agar Liga 2 dan Liga 3 bisa dilanjutkan. Hal itu disampaikan usai menerima audiensi dari perwakilan klub Liga 2 dan anggota APPI.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menanggapi keluhan klub dan pemain usai Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menghentikan Liga 2 dan Liga 3 per 12 Januari 2023, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali berkomitmen untuk mencari jalan keluar agar dua kompetisi itu bisa dilanjutkan. Zainudin akan berkomunikasi dengan PSSI untuk membahas kelanjutan dua kompetisi itu dalam waktu dekat.
”Saya beberapa kali melakukan ini, seperti mencari jalan keluar saat kompetisi terhenti karena pandemi Covid-19. Makanya, ada Piala Menpora saat itu. Mudah-mudahan, untuk Liga 2 dan Liga 3, saya bisa dapat jalan keluarnya melalui komunikasi dan persuasi dengan berbagai pihak terkait,” ujar Zainudin usai melakukan audiensi dengan perwakilan klub Liga 2 dan anggota Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Pokoknya, saya akan mencari jalan keluar yang terbaik. Itu baru bisa saya terangkan setelah bertemu pihak terkait tersebut.
Zainudin mengatakan, dia akan bertemu dengan sejumlah pihak terkait secepatnya, terutama yang terpenting dengan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi. Untuk teknis keberlanjutan dua kompetisi itu, entah dalam bentuk turnamen atau kompetisi secara gelembung, Zainudin belum mau berbicara lebih lanjut. ”Pokoknya, saya akan mencari jalan keluar yang terbaik. Itu baru bisa saya terangkan setelah bertemu pihak terkait tersebut,” ungkapnya.
Dari pantauan Kompas, audiensi itu dihadiri perwakilan 10 klub Liga 2 dari total 28 peserta Liga 2. Itu termasuk perwakilan klub yang dikabarkan tergabung dalam 19-20 klub yang ikut menandatangani kesepakatan penghentian Liga 2 seperti beredar di media sosial beberapa hari terakhir, yakni Karo United FC dan Persipal Palu.
Manajer klub Liga 2 Persipura Jayapura Yan Permenas Mandenas, yang memimpin perwakilan klub dalam audiensi tersebut, menuturkan, mereka hadir menemui Menpora secara spontan. Untuk itu, mereka tidak mengoordinasi peserta Liga 2 lainnya. Namun, mereka memastikan sebagai representasi klub dari wilayah timur, tengah, dan barat Indonesia, serta APPI. Semuanya satu misi, yakni ingin Liga 2 dilanjutkan.
Menpora diharapkan bisa memfasilitasi dan mencari solusi dari keinginan tersebut. ”Karena kompetisi (Liga 2) sudah diputar, dengan putaran pertama bersisa 2-3 laga lagi sebelum masuk putaran kedua, kami punya satu tujuan agar kompetisi dilanjutkan. Kami taat dengan regulasi PSSI yang menjadi rujukan semua klub. Dengan demikian, kami ingin jangan ada pihak yang keluar dari regulasi tersebut,” tegas Yan.
Yan menyampaikan, penghentian Liga 2 itu tidak mendasar. Oleh karena itu, selain menemui Menpora, Yan pun melayangkan surat somasi kepada PSSI dengan tembusan ke Federasi Sepak Bola Asia (AFC) dan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) per Senin. Dia akan menunggu respons PSSI hingga tujuh hari ke depan. Kalau tidak ada tanggapan, dia bakal melanjutkan gugatannya ke FIFA.
”Kami juga akan proses hukum masalah ini, gugat secara materiil karena kerugian yang kami alami. Nilai kerugian kami sekitar Rp 10 miliar. Lagi pula, menghentikan kompetisi begini harusnya ada kompensasi (dari PSSI/LIB) kepada klub. Namun, kompensasi itu tidak ada karena keputusan diambil secara sepihak,” tutur Yan.
Kepala Legal APPI Jannes H Silitonga mengutarakan, semua pemain Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 menginginkan Liga 2 dan Liga 3 tetap berlanjut. Para pemain Liga 1 pun tidak mau dibenturkan seolah-olah Liga 1 dianakemaskan ketimbang Liga 2 dan Liga 3. ”Makanya, kami sampaikan ke Menpora agar Liga 2 dan Liga 3 bisa dilanjutkan. Sebab, ini sangat berdampak kepada pemain. Ada beberapa pemain yang mengadu karena klub mulai tidak memenuhi hak mereka. Alasannya karena liga berhenti. Padahal, itu bukan kesalahan pemain,” ujarnya.
Apalagi, menurut Jannes, tidak ada kejadian luar biasa yang menjadi alasan untuk menghentikan Liga 2 dan Liga 3. Kemarin, karena Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, Liga 1 dihentikan dan ikut berdampak kepada Liga 2 dan Liga 3. Kini, Liga 1 justru telah berjalan sedangkan Liga 2 dan Liga 3 dihentikan.
”Peristiwa Kanjuruhan itu kan terjadi di Liga 1 tetapi Liga 1 sudah kembali jalan. Kenapa Liga 2 dan Liga 3 tidak bisa berjalan? Padahal, para pemain Liga 2 dan Liga 3 siap melaksanakan kewajibannya sesuai kontrak mereka, berlatih dan bertanding. Artinya, keputusan penghentian Liga 2 dan Liga 3 ini bukan karena pemain, melainkan federasi (PSSI atau LIB).
Presiden APPI Andritany Ardhiyasa mengatakan, usai menemui Menpora, pihaknya akan menjumpai PSSI. Bagi Andritany, kelanjutan Liga 2 dan Liga 3 sangat bergantung dari para pemain ataupun klub dalam mendorong federasi, PSSI dan LIB. ”Sekarang, semuanya tergantung asosiasi pemain ataupun klub, bagaimana caranya terus mendesak federasi agar dua kompetisi itu dilanjutkan,” ujar kiper Persija Jakarta tersebut.
Yang jelas, kata Andritany, pihaknya telah membuat gerakan untuk mendukung kelanjutan Liga 2 dan Liga 3 dengan membentangkan spanduk sebelum laga Persija dan Bali United di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/1/2023). Para pemain juga mengunggah dukungan serupa di media sosial masing-masing. ”Jika tetap tidak didengar, kami akan melakukan gerakan lanjutan,” ujarnya.