Klub-klub IBL masih belum mampu menunjukkan performa terbaik pada laga pembuka musim baru. Adaptasi dan waktu persiapan minim menjadi masalah utama.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
DENPASAR, SABTU — Fenomena demam panggung merasuki nyaris seluruh klub yang berlaga pada hari pembuka Liga Bola Basket Indonesia atau IBL musim 2023, Sabtu (14/1/2023) di GOR Merpati, Denpasar, Bali. Para klub tampil jauh di bawah standar, termasuk tim juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta.
Penampilan antiklimaks salah satunya terjadi dalam duel antara tim peserta playoff musim lalu, Mountain Gold Timika versus Dewa United Banten. Dewa United beruntung bisa mencuri kemenangan 76-64, setelah membuat 22 kali turnover atau kehilangan penguasaan bola.
”Laga pertama jauh dari yang kami inginkan. Dari turnover hingga persentase tembakan jadi masalah. Tidak mudah memulai musim ini karena pemain asing baru bergabung 10 hari. Meskipun begitu, kemenangan pertama ini sangatlah berarti,” kata Pelatih Dewa United Maximiliano Seigorman.
Dewa United diselamatkan berkat performa apik forward veteran Kaleb Ramot Gemilang. ”Most Valuable Player” IBL 2019 itu menyumbang 20 poin dan 9 rebound. Tidak seperti rekan-rekannya, dia sangat efektif dengan persentase tembakan hingga 50 persen (6-12).
Adapun akurasi tembakan keseluruhan Dewa United terbilang rendah, hanya 37 persen (26-69). Kaleb dan rekan-rekan juga tampak mengkhawatirkan dalam tembakan bebas, hanya mencatat akurasi 54 persen (19-35). Akurasi itu sangat rendah untuk tembakan hukuman tanpa dijaga lawan.
Kata Kaleb, mereka masih terlalu terburu-buru. ”Kami inginnya bermain cepat, tetapi malah terburu-buru. Hal itu menjadi pekerjaan rumah kami. Saya mengambil alih pada waktu krusial karena instruksi pelatih. Pemain veteran seperti saya diminta mengeksekusi untuk mengurangi turnover,” ujarnya.
Ketidaksiapan terlihat jelas pada kuarter ketiga. Setelah unggul 40-27 pada paruh gim, Dewa United sempat dikejar hingga hanya unggul 6 poin pada kuarter ketiga. Mereka kewalahan menghadapi transisi cepat lawan. Beberapa kali, pemain mereka hanya berjalan ketika transisi bertahan. Salah satunya center asing Anthony Johnson.
Beruntung, Mountain Gold tampil lebih buruk lagi dengan akurasi tembakan keseluruhan 32 persen (22-67) dan akurasi tembakan bebas 53 persen (14-26). Mereka hanya mengandalkan duet pemain asing, Shavar Newkirk (16 poin, 7 rebound) dan Jarrid Famous (25 poin, 10 rebound).
Pelatih asing baru Mountain Gold, Predrag Lukic, belum mampu memaksimalkan pemain lokal dan bermain dengan sistem kolektif seperti yang dilakukan pendahulunya Anthony Garbelotto. Mereka lebih bertopang dengan aksi individu Newkirk dan Famous.
Kami inginnya bermain cepat, tetapi malah terburu-buru. Hal itu menjadi pekerjaan rumah kami.
”Saya jauh dari puas. Kami kehilangan fokus di laga sulit ini. Musim sudah dimulai, tetapi kami seperti belum berada di sini. Tentunya ini tidak lepas dari kenyataan tim ini masih berproses. Kami baru mempersiapkan diri dalam empat pekan terakhir,” kata Lukic.
Skor rendah
Di laga lain, skor rendah terjadi dalam kemenangan West Bandits Solo atas Evos Thunder Bogor 54-50. Kedua tim sama-sama terjebak dalam akurasi tembakan yang rendah, di bawah 35 persen, dan banyak melakukan turnover, 20 kali. West Bandits lebih unggul karena kontribusi pemain asing Prince Williams yang menyumbang dobel-dobel 16 poin dan 12 rebound.
Menurut Pelatih West Bandits Nedas Pacevicius, anak asuhnya bisa saja kalah 30 poin dengan catatan statistik serupa jika bermain di liga-liga Eropa.
”Tetapi, kami masih bisa menang setelah membuat terlalu banyak kesalahan pada paruh kedua. Kemenangan ini unik, apalagi setelah kami gagal 12 kali dari 21 percobaan tembakan bebas,” ujarnya.
Satria Muda turut terjebak dalam fenomena penampilan buruk pada laga pembuka. Mereka hanya menang tipis dari Indonesia Patriots atau tim nasional muda 63-61. Kemenangan itu berbau keberuntungan. Mereka tertinggal nyaris sepanjang laga, dari kuarter kedua hinga tiga menit terakhir laga.
Tim asuhan pelatih Youbel Sondakh itu kesulitan mencetak poin. Hanya dua pemain yang mampu mencetak dua digit angka, yaitu shooting guard Avan Seputra (12 poin) dan center asing Elijah Foster (11 poin). Akurasi tembakan keseluruhan mereka hanya 35 persen (23-65).
Point guard timnas Widyanta Putra Teja yang menjalani debut bersama Satria Muda juga kurang ”wangi”. Meskipun menghasilkan dua poin penentu kemenangan, Widy hanya membuat 6 poin dengan akurasi sangat rendah, 27 persen (3-11). Tiga kali percobaan lemparan tiga angka gagal semua.
Sementara itu, pertahanan kokoh Satria Muda yang mengantar mereka juara liga dua musim beruntun juga belum terlihat. Guard asing Patriots, Jerome Beane Jr (28 poin), sukses mengacaukan pertahanan Widy dan rekan-rekan. Tidak ada guard lokal yang mampu menahan eksplosivitas Beane.
”Kami kehilangan konsentrasi sejak kuarter kedua. Beruntung anak-anak bisa kembali bermain sederhana untuk memenangi gim ini. Kami harus mengakui punya masalah untuk menjaga guard asing lawan yang punya kecepatan. Kami harus mencari solusinya,” tutur Youbel.