Arsenal versus Newcastle, Adu "Benteng" Modern Arteta dan Howe
Duel Arsenal versus Newcastle akan mempertemukan dua manajer terbaik musim ini, Mikel Arteta dan Eddie Howe. Mereka akan beradu kekuatan ”benteng” modern di Stadion Emirates.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN - Ungkapan ”serangan adalah pertahanan terbaik” tidak berlaku untuk Manajer Arsenal Mikel Arteta dan Manajer Newcastle United Eddie Howe. Bagi mereka, pertahanan justru bisa menjadi serangan terbaik. Mereka menikmati sukses musim ini berkat modernisasi pola pertahanan.
Menurut Jamie Carragher, mantan bek legendaris Inggris, Arteta dan Howe merupakan dua manajer tersukses hingga paruh musim ini di Liga Inggris. Arteta membawa Arsenal memuncaki klasemen sementara dengan koleksi 43 poin atau unggul 7 poin atas tim juara bertahan, Manchester City.
Adapun Howe mampu mengangkat Newcastle dari status tim medioker menjadi pemburu peringkat empat besar. Newcastle, yang tidak diperhitungkan pada awal musim, berada di peringkat ketiga (34 poin), melampaui tim besar, seperti Manchester United dan Liverpool.
”Saya sangat menyukai apa yang dilakukan Arteta dan menikmati permainan tim asuhannya. Saya akan senang jika Arsenal menjuarai liga,” kata Carragher mengenai pengaruh Arteta di Arsenal. ”Tetapi, saya tidak melihat ada manajer yang bekerja lebih baik selain Howe dalam 12 bulan terakhir di Newcastle,” tambahnya.
Kedua manajer yang sedang naik daun itu akan saling berhadapan saat Arsenal menjamu Newcastle di Stadion Emirates, Kota London, Rabu (4/1/2023) dini hari WIB. Duel ini sangat menarik karena kedua tim itu sama-sama bertumpu pada kokohnya benteng pertahanan.
Arsenal dan Newcastle merupakan dua tim dengan rekor kebobolan paling sedikit di Liga Inggris pada musim ini, yaitu masing-masing 14 dan 11 gol. Uniknya, mereka tidak menerapkan gaya ”parkir bus” yang dipopulerkan mantan manajer Chelsea, Jose Mourinho.
Kedua tim itu bertahan reaktif dan agresif dengan garis pertahanan yang amat tinggi. Lini pertahanan justru menjadi poros eksplosivitas lini serang Arsenal. ”Si Meriam” sudah mencetak 40 gol dalam 16 laga, kedua terbanyak setelah City. Kunci permainan Arsenal adalah merebut kembali bola secepat mungkin, sejak di areal pertahanan lawan, setelah kehilangan penguasaan bola.
Selama 12 bulan terakhir adalah perjalanan yang luar biasa bagi kami. Kerja keras, determinasi, dan keteguhan membuat kami bisa berada di peringkat ketiga. Ini baru awal perjalanan kami. (Eddie Howe)
Arteta menggunakan formasi 4-2-3-1 yang berubah menjadi 4-1-4-1 saat bertahan. Lima pemain terdepan punya peran terpenting dalam strategi bertahan dengan garis tinggi. Penyerang tunggal bertugas menghantui bek lawan, sementara empat pemain di belakangnya sudah bersiap mengantisipasi umpan.
Sebagai tim termuda di liga itu, Arteta bisa memanfaatkan rasa lapar dan energi berlimpah para pemainnya yang dipimpin penyerang energik, seperti Gabriel Martinelli (21) dan Bukayo Saka (21). Dengan agresivitas gaya bertahan modern, Arsenal menjadi tim dengan tekel terbanyak di sepertiga akhir pertahanan lawan, yaitu 41 kali.
Bukti nyata pengaruh langsung pertahanan Arsenal ke serangan bisa dilihat saat mereka membekap Brighton and Hove Albion, 4-2, Minggu lalu. Gol pembuka mereka oleh Saka hadir berkat garis pertahanan tinggi nan agresif.
Peran Partey
Gelandang Thomas Partey sukses memutus transisi serangan Brighton di sepertiga akhir wilayah permainan. Transisi itu menjadi bumerang bagi Brighton karena pertahanannya kurang sigap.
Bagi Arteta, serangan dan pertahanan hanyalah soal perspektif. ”Anda bisa bertanya (ke Pep Guardiola), dia akan berkata dirinya manajer paling defensif. Dia ingin mengontrol bola sebanyak mungkin karena tidak ingin lawan mendapatkan peluang,” ucap Arteta yang pernah menjadi asisten Guardiola di Manchester City.
Newcastle punya pendekatan yang mirip dengan Arsenal. Bedanya, mereka memakai formasi 4-3-3. Sebanyak enam pemain sekaligus ditugaskan menekan lawan dengan garis pertahanan tinggi.
Pola pertahanan mereka terbagi menjadi dua lapis, masing-masing tiga pemain, di lini depan dan tengah. Lapisan ganda itu bergerak mengikuti arah bola dengan kompak, bagaikan sebuah rantai.
Menjebak lawan
Kunci sistem pertahanan ala Howe itu terletak di lini tengah. Mereka menjebak lawannya ke tengah, sebelum dikepung dan bola direbut. Dua gelandang petarung asal Brasil, Joelinton dan Bruno Guimaraes, menjadi elemen terpenting strategi itu. Mereka memimpin jumlah tekel dan intersepsi bola di tim.
Dengan jaminan bisa merebut bola, Newcastle tidak pernah ragu saat menyerang. Mereka terbilang berani melepaskan umpan terobosan, baik jarak dekat maupun jauh. Hal itu terlihat pada statistik. Umpan sukses mereka sangat rendah, yaitu 78,4 persen atau di urutan ke-15 di liga. Akan tetapi, mereka menjadi tim dengan jumlah rerata tembakan terbanyak keempat di liga itu, yaitu 14,5 kali per laga.
Kata Howe, sistem itu akan semakin baik pada paruh kedua, termasuk saat bertandang ke Stadion Emirates. ”12 bulan terakhir adalah perjalanan yang luar biasa bagi kami. Kerja keras, determinasi, dan keteguhan membuat kami bisa berada di peringkat ketiga. Ini baru awal perjalanan kami,” tuturnya.
Gaya modern Arteta dan Howe membuat tim mereka begitu sulit ditaklukkan lawan. Arsenal baru kalah sekali di liga, yaitu dari Manchester United, awal September 2022. Adapun Newcastle tidak pernah kalah dalam 12 laga terakhir atau sejak dibekap Liverpool, akhir Agustus lalu. Realitas itu akan menambah daya tarik laga nanti.
Di sisi lain, pertemuan Arsenal dan Newcastle, yang sempat menjadi duel klasik pada 1990-an hingga awal 2000-an, juga akan mempertemukan dua dari tiga kiper terbaik di Inggris. Arsenal punya Aaron Ramsdale, sementara Newcastle dibela Nick Pope. Kedua kiper itu merupakan pelapis Jordan Pickford di tim nasional Inggris selama Piala Dunia Qatar 2022. (AP/REUTERS)