Catur cepat semakin digemari oleh para pecatur profesional dan pecatur hobi. Mereka berlaga dalam turnamen catur cepat Japfa Christmas Cup, Sabtu (17/12/2022) di Jakarta.
Oleh
EMILIUS CAESAR ALEXEY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Permainan catur cepat semakin digemari oleh banyak pemain catur, baik pecatur profesional maupun pecatur hobi, dari seluruh Indonesia. Hal tersebut tercermin dari turnamen catur cepat Japfa Christmas Cup yang diikuti 373 peserta dari 21 provinsi. Turnamen itu digelar pada Sabtu-Minggu (17-18/12/2022) di Auditorium Kementrian Pemuda and Olahraga, Jakarta.
“Catur cepat mengubah permainan catur klasik yang lama dan kadang-kadang agak membosankan menjadi lebih menarik. Kita dipaksa berpikir dan mengambil keputusan dengan cepat. Kesalahan juga sering terjadi dan hasilnya cepat terlihat,” kata Hartono, pecatur hobi dari Jawa Tengah.
Catur cepat adalah varian permainan catur dengan waktu yang dibatasi 10 menit setiap pecatur, dengan tambahan lima detik setiap langkah. Permainan itu jauh lebih cepat dibandingkan catur klasik dengan waktu dua jam setiap pecatur dan tambahan 10 detik setiap langkah.
Pada catur cepat, pemain bisa kalah karena tiga hal, yaitu dikalahkan lawan, menyerah, atau kehabisan waktu. Kehabisan waktu sering menjadi penyebab kekalahan karena terlalu lama berpikir.
Agus Mulyono dari PT Japfa Comfeed, sebagai penyelenggara mengatakan, catur cepat dipilih untuk turnamen akhir tahun karena masalah keterbatasan waktu sebelum liburan Natal dan Tahun Baru. Jika turnamen catur klasik memerlukan lima hari sampai tujuh hari, turnamen catur cepat hanya perlu dua hari.
Di sisi lain, catur cepat dilombakan pada beberapa ajang, termasuk SEA Games, sehingga turnamen catur cepat juga berguna untuk mempertajam pemain nasional. “Catur cepat juga memiliki penggemar dalam jumlah besar sehingga tetap menarik untuk digelar,” kata Agus.
Catur cepat juga memiliki penggemar dalam jumlah besar sehingga tetap menarik untuk digelar.
“Tahun 2022, Japfa bekerja sama dengan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) menggelar tiga turnamen catur, dua di antaranya merupakan catur klasik. Pada 2023, kami berharap dapat menggelar lebih banyak turnamen agar para pecatur nasional dapat mengasah kemampuan mereka dan pecatur muda menambah pengalaman,” kata Agus.
Japfa juga akan bekerja sama dengan Universitas Gunadarma untuk menciptakan kecerdasan buatan yang membantu pecatur untuk berlatih dan menjadi semakin kuat. Di sisi lain, kaya Agus, Japfa juga membangun pusat pelatihan bagi pecatur elit agar mereka dapat meraih gelar Grand Master (GM) dan Woman Grand Master (WGM).
Ketua Umum Pengurus Besar Percasi GM Utut Adianto mengatakan, catur cepat memang diminati banyak orang karena lebih menyenangkan. Namun, turnamen catur klasik seharusnya lebih sering digelar.
“Jika terlalu sering bermain catur cepat, permainan catur klasiknya akan menurun. Catur klasik lebih banyak digunakan dalam berbagai kejuaraan catur internasional,” kata Utut.
Dalam kesempatan itu, Utut mengapresiasi peran serta Japfa dalam mendukung perkembangan dunia catur di Indonesia. Japfa yang sudah berpartisipasi sejak 1999 sangat membantu para pecatur Indonesia untuk bertanding di dalam dan luar negeri sehingga kemampuan dan poin rating mereka meningkat.