Josh dan Rainer Sumbang Emas Pertama untuk Indonesia
Josh Tiesto Tanto (16) dan Reiner Reinaldy Ferdiansyah (17) berhasil mendapatkan dua medali emas pada kategori taolu, masing-masing nomor tangan kosong nanquan dan senjata pendek taijijian.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS – Atlet wushu putra Indonesia, Josh Tiesto Tanto (16) dan Rainer Reinaldy Ferdiansyah (17) berhasil mendapatkan dua medali emas pada hari pertama Kejuaraan Dunia Wushu Yunior 2022 di Tangerang, Banten, Selasa (6/12/2022). Keduanya memperolehnya dari kategori taolu, Josh pada nomor tangan kosong nanquan, sedangkan Reiner dengan senjata pendek taijijian.
Josh yang tampil di kelas A (usia 15-17 tahun) nanquan mengumpulkan nilai total 9,28, sedangkan pesaing terdekatnya, Sota Miyamori dari Jepang dan Ko Yeongwo dari Korea Selatan, masing-masing mengumpulkan nilai 9,25 dan 9,18. Sementara itu, Reiner yang juga tampil pada kelas sama dengan Josh berhasil mengumpulkan nilai total 9,40, unggul dari dua pesaingnya Nguyen Quang Minh dari Vietnam dan Ali Essam Ali dari Mesir.
“Hasil ini berkat kerja keras dan disiplin anak-anak selama latihan,” kata manajer tim taolu Indonesia, Herman Wijaya seusai pertandingan.
Sebagai penampil pertama, Josh cukup lugas saat melakukan sesi gerakan nanquan selama 1 menit 27 detik. Menggunakan taichi atau seragam wushu dengan warna dominan hitam dengan motif naga ungu, sebelum memulai gerakan terlihat dia mengembuskan napas, seakan sedang menghilangkan rasa tegang.
Dengan tatapan tajam, Josh memamerkan pukulan dan tendangan Nanquan dengan tegas, seirama dengan iringan musik khas Mandarin. Sepanjang melakukan gerakan seni bela diri asal daerah China Selatan ini, ratusan penonton terus menggemakan nama Josh dan Indonesia.
Meskipun sedikit tegang, saya coba tetap tenang, fokus, dan tampil all-out untuk Indonesia.
“Meskipun sedikit tegang, saya coba tetap tenang, fokus, dan tampil all-out untuk Indonesia,” kata Josh.
Pada akhir penampilannya, nilai keluar 9,28 dari juri bertahan menjadi nilai tertinggi dibandingkan 16 atlet lainnya. “Keberhasilan dari Josh terlihat dari kecepatan, irama, kelincahan, dan kesulitan lompatan yang dilakukan dengan mulus" ujar Herman.
Pada waktu yang bersamaan, Rainer tampil di lapangan lain dengan nomor senjata pendek taijijian. Berbanding dengan gerakan tegas dan cepat Josh, Reiner menampilkan gerakan lambat dan mengalir menggunakan pedang taijijian.
Atlet yang mengidolakan Edgar Xavier ini tampil tenang, meskipun ada sedikit raut tegang saat awal memasuki arena tampil. Setiap detail gerakan ditampilkan dengan syahdu, seirama dengan alunan musik pengiring. Mengayunkan pedang ke atas-bawah dan ke kiri-kanan, sesekali Rainer memadukan senjata tangan gerakan tangannya.
Dalam tempo lambat ini, Rainer terkadang mengeluarkan gerakan cepat, yang langsung disambut sorak-sorai dari penonton yang didominasi pelajar dan atlet lain. Penampilan selama 4 menit 5 detik tersebut, diakhiri Reiner dengan ayunan pedang sembari melakukan salam hormat khas negeri tirai bambu.
“Dia melakukan semuanya dengan gerakan yang hampir sempurna. Tapi tentunya tetap ada evaluasi (setelah kejuaaraan) dari tim pelatih. Kami ingin mereka fokus dulu untuk nomor selanjutnya yang akan mereka tampilkan,” ujar Herman.
Sementara itu, dua atlet wushu putra Indonesia kelas B (12-14 tahun), Zamurai Alkensoe Damara (14) dan Carlson Ong (14) belum berhasil menyumbangkan medali. Tampil dalam nomor yang sama, yakni changquan, Zamurai dengan nilai total 9,00 harus puas berada di posisi keenam, sedangkan Carlson dengan nilai total 8,94 berada pada urutan 10. Keduanya kalah bersaing dengan peraih emas, Noa Escobar dari Jepang dengan total 9,25.
“Ini bisa menjadi evaluasi bagi Zamurai dan Carlson. Meskipun sebagai juara di kejurnas (kejuaraan nasional), tetapi mereka harus meningkatkan lagi level kemampuan agar bisa bersaing di level internasional,” kata Herman.
Raihan dua emas ini semakin mendekatkan target Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) menargetkan tim nasional wushu yunior meraih enam medali emas, yakni empat nomor taolu dan dua nomor sanda. “Kami optimis, meskipun target dinaikkan dibandingkan awalnya hanya empat, tapi melihat hari pertama, kalau anak-anak bisa konsisten target tersebut bisa tercapai bahkan terlampaui,” ujar Herman.