Kamuflase Harry Kane, Senjata Inggris Jinakkan ”Singa dari Teranga”, Senegal
Inggris menunjukkan kedewasaan bermain melawan salah satu kuda hitam Piala Dunia 2022, seperti Senegal. Berkat itu, ”Sang Tiga Singa” bisa mencengkeram ”Singa dari Teranga” dengan kemenangan telak 3-0 di 16 besar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
AL KHOR, SENIN — Dengan sejumlah taktik penuh jebakan, antara lain kamuflase penyerang Harry Kane yang sulit ditebak, Inggris mampu menjinakkan ”Singa dari Teranga”, Senegal, dengan kemenangan meyakinkan 3-0 pada laga 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Al Bayt, Al Khor, Senin (5/12/2022). Inggris tampaknya paham bagaimana cara tim elite bermain menghadapi tim kuda hitam yang selalu berusaha mengejutkan.
”Sang Tiga Singa” pun sukses mengikuti jejak Belanda, Argentina, dan Perancis yang lebih dahulu menunjukkan kedewasaannya untuk lolos perempat final. ”Setiap pertandingan yang Anda mainkan memiliki tantangan yang berbeda dan butuh taktik berbeda untuk menyelesaikannya. Dalam laga ini, kami menunjukkan kualitas gerakan yang luar biasa dan penyelesaian akhir yang kejam,” ujar Pelatih Inggris Gareth Southgate.
Di awal laga babak pertama, Inggris coba mendominasi dengan melancarkan serangan dari sisi sayap. Bergantian penyerang sayap kiri Phil Foden dan penyerang sayap kanan Bukayo Saka melepaskan umpan silang yang tertuju kepada penyerang sekaligus kapten tim, Kane, yang banyak beroperasi di kotak penalti. Namun, berulang kali mereka mencoba berulang kali pula gagal. Permainan agresif mereka justru melecut kewaspadaan dan kedisplinan Senegal.
Ancaman justru mengintai Inggris saat para pemainnya fokus mencuri gol. Pada menit ke-23, berawal dari salah umpan bek Inggris, Harry Maguire, sayap kanan Senegal, Krepin Diatta, mendapatkan bola untuk melepaskan umpan silang ke kotak penalti. Bola yang gagal disontek sempurna penyerang Senegal, Boulaye Dia, langsung disambar sayap kiri Senegal, Ismaila Sarr. Namun, tendangan Sarr terbang jauh ke atas gawang Inggris yang dijaga kiper Jordan Pickford.
Senegal kembali mendapatkan peluang emas delapan menit kemudian. Kali ini, berawal dari umpan balik Saka yang buruk, bola bisa dicuri Sarr. Setelah melakukan akselerasi yang memancing sejumlah pemain Inggris keluar dari posnya, Sarr melepas umpan terobosan kepada Dia yang berdiri bebas di dalam kotak penalti. Dia menunggu momentum beberapa detik sebelum melepaskan tendangan keras yang masih tertahan tangan kiri Pickford.
Sadar Senegal sangat berbahaya dalam melancarkan serangan balik, Inggris coba bermain lebih pragmatis. Ternyata, Senegal terpancing dengan perubahan pola permainan Inggris. Pelan-pelan, para pemain tim asal Afrika Barat itu keluar dari posnya untuk merebut bola dari pemain Inggris.
Hal itulah yang menjadi penyebab lahirnya gol pertama Inggris. Bermula dari permainan kaki ke kaki Maguire kepada bek sayap kiri Luke Shaw, bola disambut Foden sebelum diterima Kane yang turun jauh ke tengah lapangan. Setelah melihat gelandang Jude Bellingham berlari menuju kotak penalti, Kane melepaskan umpan terobosan kepada Bellingham.
Usai berada di kotak penalti, Bellingham memberikan umpan tarik kepada gelandang Jordan Henderson yang berlari dari belakang. Dengan sekali sentuhan, Henderson pun menyodorkan bola ke gawang yang tidak mampu dihentikan kiper Senegal, Edouard Mendy, pada menit ke-38.
Perubahan posisi Kane
Setelah 20 menit pertama lebih banyak berada di kotak penalti lawan, Kane coba mengubah posisi dengan lebih banyak bergerak bebas mencari bola hingga lini tengah ataupun belakang. Hal itu membuat kalang kabut pemain Senegal. Kalau pemain belakang terus menempel Kane, otomatis pertahanan mereka bolong. Sebaliknya, kalau dibiarkan bebas, Kane bisa menyebabkan ancaman dari luar kotak penalti.
Itu terbukti pada menit ke-45+3. Bermula dari mencuri bola, Bellingham bergerak cepat menuju wilayah permainan Senegal sebelum memberikan umpan terobosan kepada Foden. Dengan sekali sentuhan, Foden meneruskan umpan itu kepada Kane yang berlari menuju kotak penalti. Tanpa pengawalan, Kane dengan santai bisa membidik arah gawang sebelum menyepak bola dengan kencang dan tidak bisa diantisipasi Mendy.
Itu adalah gol perdana Kane di Piala Dunia kali ini. ”Saya menunggu dengan sabar untuk mencetak gol dan untungnya itu terjadi hari ini. Mudah-mudahan, ini bisa menjadi awal yang baik bagi saya secara pribadi karena saya tahu itu akan membantu tim juga,” kata Kane yang menjadi pencetak gol terbanyak Piala Dunia Rusia 2018 dengan 6 gol.
Kamuflase Kane dari seorang penyerang murni sebagai ”gelandang” lagi-lagi menjadi momok di menit ke-57. Bermula dari pergerakannya yang coba ditekel gelandang Senegal, Pape Gueye, bola memantul dan sampai ke kaki Foden. Tak pikir panjang, Foden menggiring bola menyusur sayap kiri sebelum memberikan umpan datar ke kotak penalti yang disontek Saka. Bola pun meluncur ke gawang tanpa bisa digapai Mendy.
”Gol sangat penting untuk striker seperti Kane, itu akan memberikannya kepercayaan diri. Namun, hal yang hebat bagi kami adalah semua pemain bisa mencetak gol (ada delapan pemain yang mencetak gol dari 12 gol yang telah dilesatkan di Piala Dunia ini). Kami tidak bergantung hanya kepadanya (Kane). Sangat bagus bahwa kami menunjukkan sisi lain dari permainan menyerang kami,” kata Southgate.
Setelah unggul 3-0, Inggris lebih banyak menjaga pertahanan. Hal itu amat menyulitkan Senegal untuk mengejar ketertinggalan. Apalagi lini depan mereka tanpa penyerang andalannya, Sadio Mane yang cedera sebelum Piala Dunia dan harus absen dari ajang tersebut.
Permainan tanpa cela
Secara keseluruhan, permainan Inggris nyaris tanpa cela. Juara Piala Dunia Inggris 1966 itu tidak mau sedikit pun kecolongan dari Senegal. Statistik menunjukkan, mereka mendominasi dengan 62 persen penguasaan bola dan melancarkan delapan tendangan. ”Kami telah menunjukkan kedewasaan bermain yang luar biasa, kami memiliki pemain yang solid dan terus membaik,” tutur Kane yang dinobatkan sebagai pemain terbaik laga Inggris dan Senegal.
Adapun Senegal nyaris tak berdaya. Juara Piala Afrika Kamerun 2021 itu memang menciptakan 10 tendangan, tetapi cuma satu yang mengarah ke gawang. Terbukti, menurut data Opta yang diterima Kompas, itu adalah kekalahan terbesar yang pernah diderita Senegal di turnamen besar, Piala Dunia ataupun Piala Afrika.
Di Piala Dunia, itu merupakan kedua kalinya Senegal kebobolan tiga gol dalam satu laga setelah imbang 3-3 melawan Uruguay pada fase grup Piala Dunia Korea Selatan-Jepang 2002 yang menjadi debut mereka dalam ajang empat tahunan tersebut. ”Kami menghadapi salah satu dari lima tim teratas dunia dan saya pikir Anda bisa melihat perbedaannya. Inggris bermain sangat bagus dalam strategi tim dan fisik pemain, sedangkan kami tidak bermain sebaik biasanya,” kata Pelatih Senegal Aliou Cisse.
Terlepas dari itu, Inggris berhasil menembus perempat final Piala Dunia secara beruntun usai melaju hingga semifinal sebelum kalah dalam perebutan tempat ketiga di Piala Dunia 2018. Mereka mengulangi capaian lolos perempat final berturut pada periode Piala Dunia 2002 dan Piala Dunia Jerman 2006, Piala Dunia Meksiko 1986 dan Piala Dunia Italia 1990, serta Piala Dunia Chile 1962, Piala Dunia 1966, dan Piala Dunia Meksiko 1970.
Ditunggu Perancis
Di perempat final, Inggris sudah ditunggu juara bertahan Perancis yang menang telak 3-1 atas Polandia pada 16 besar, Minggu (4/12/2022). Keduanya akan berjumpa di Stadion Al Bayt, Minggu (11/12/2022).
”Ini akan menjadi ujian yang sangat berat untuk kami. Perancis adalah juara dunia, mereka memiliki kedalaman skuad yang luar biasa, pemain-pemain dengan skill individu luar biasa. Ada (Kylian) Mbappe yang berkelas dunia, telah berkontribusi besar di turnamen ini (memimpin daftar pencetak gol terbanyak sementara dengan 5 gol) dan di turnamen sebelumnya (4 gol),” ujar Southgate.
Sebaliknya, Senegal gagal melanjutkan kejutannya setelah kalah 0-2 dari Belanda pada laga pembuka Grup A dan bangkit menyingkirkan tuan rumah Qatar 3-1 serta tim kuat asal Amerika Selatan, Ekuador, 2-1 untuk menembus 16 besar. Senegal pun gagal menyamai prestasi melaju ke perempat final di Piala Dunia 2002. Namun, mereka bisa lebih baik dibandingkan saat terhenti pada penyisihan grup Piala Dunia 2018.
”Kami perlu mengambil pelajaran dan memikirkannya. Ini adalah kerja berkelanjutan. Kami telah bekerja keras untuk mencapai level ini. Namun, Anda tidak bisa memenangkan Piala Dunia dalam semalam. Kami tidak boleh berhenti berbenah jika ingin memenangkan turnamen ini suatu hari nanti,” ujar Cisse yang melatih Senegal sejak 2015 tersebut. (AP/AFP/REUTERS)