Tim Korea Selatan butuh usaha sekeras-kerasnya dan banyak keajaiban untuk mengubah peruntungan lolos ke 16 besar. Lolos atau tidak, mereka tetap menjadi kebanggaan Asia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AL RAYYAN, KAMIS – Pelatih Korsel Paulo Bento percaya, anak asuhnya tidak akan terpuruk lebih dalam lagi. Tangis kejer kapten Son Heung-min setelah kalah dari Ghana adalah titik terendah mereka. “Ksatria Taegeuk” hanya perlu menghapus air mata, lalu berjuang habis-habisan pada laga terakhir.
“Sepak bola itu seperti kehidupan. Terkadang Anda telah melakukan segalanya, tetapi hasil tidak berpihak. Anda hanya perlu menerima itu dan melangkah maju,” kata Bento tentang kekalahan 2-3 dari Ghana, meskipun Korsel unggul segalanya di lapangan.
Dampak drama lima gol itu, Korsel tidak dalam posisi menguntungkan jelang laga pamungkas versus Portugal di Stadion Education City, Kota Al Rayyan, pada Jumat (2/12/2022). Mereka berada di peringkat ketiga (satu poin), di bawah Ghana (tiga poin).
Korsel harus menang, juga menanti hasil dari laga lain. Mereka dipastikan gagal lolos apa pun hasilnya jika Ghana menang atas Uruguay. Oleh Karena itu, seperti kata Bento, pasukan “Ksatria Taegeuk” hanya perlu bermain sebaik-baiknya untuk menutup babak grup dengan indah. Kelolosan adalah bonus.
Bento adalah sosok paling penting dalam laga nanti. Di tim Korsel, tidak ada yang lebih mengenal tim lawan dibandingkan pria asal Portugal itu. Saat bersamaan, sang pelatih begitu memahami karakter pejuang para pemain “Negeri Ginseng”.
Terakhir kali kedua tim bertemu, Portugal takluk dari tuan rumah Korsel pada laga terakhir babak grup Piala Dunia 2002. Bento adalah salah satu gelandang dari skuad generasi emas Portugal saat itu. Laga yang menggagalkan Portugal ke 16 besar itu, menjadi kenangan terakhir Bento bersama timnas.
Sayangnya, Bento tidak akan mendampingi tim di pinggir lapangan. Dia terkena sanksi akibat kartu merah yang diterima setelah protes berlebihan pada laga sebelumnya. Pelatih 53 tahun itu juga dilarang untuk berkomunikasi dengan staf pelatih selama pertandingan.
“Saya ingin meminta maaf kepada para pemain. Saya tidak menunjukkan reaksi yang terbaik. Namun, saya yakin dengan kompetensi staf pelatih kami. Saya hanya berpesan kepada pemain untuk mencurahkan segalanya saat melawan Portugal,” pungkas Bento.
Sepak bola itu seperti kehidupan. Terkadang Anda telah melakukan segalanya, tetapi hasil tidak berpihak.
Son dan rekan-rekan datang dengan keyakinan penuh. Mereka pernah melewati situasi lebih sulit pada Piala Dunia Rusia 2018. Ketika itu, mereka belum mendapat satu poin pun jelang laga terakhir grup versus juara bertahan Jerman.
Seperti diketahui, laga tersebut berakhir menjadi salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia. Korsel yang dipimpin pelatih timnas Indonesia saat ini Shin Tae-yong, menjungkalkan Jerman 2-0. Meskipun mereka gagal lolos ke fase gugur, kebanggaan itu menetap di hati publik Korsel.
“Kami berada dalam situasi yang hampir sama. Bedanya kami tidak yakin bisa mengalahkan Jerman. Sekarang kami yakin bisa menumbangkan Portugal. Saya tidak tahu bisa tampil lagi di Piala Dunia selanjutnya atau tidak. Oleh karena itu, saya ingin menikmatinya selagi bisa,” kata gelandang veteran Lee Jae-sung (30).
Titisan Ahn Jung-hwan
Pelatih Portugal Fernando Santos kemungkinan akan merotasi skuadnya untuk menghadapi babak 16 besar. Bruno Fernandes dan rekan-rekan sudah pasti lolos, hanya perlu imbang untuk mengamankan status juara grup. Rotasi itu bisa sedikit melapangkan jalan Korsel.
Cha Du-ri, mantan bek Korsel pada Piala Dunia 2002, mengatakan, Portugal tetap bisa dikalahkan terlepas dari tim utama atau cadangan. Portugal terlihat belum menemukan konsistensi pada dua laga sebelumnya. Mereka nyaris seri melawan Ghana dan Uruguay.
“Pemain Portugal belum menemukan ritmenya, tetapi kemampuan individu mereka jelas superior dibandingkan pemain kami. Kuncinya adalah kami bisa bermain cepat dan agresif. Korsel juga harus berhati-hati dengan penyerang lawan,” ujar Cha seperti dikutip Yonhap.
Korsel bisa sedikit tenang karena keraguan di lini depan terjawab oleh penyerang Cho Gue-sung (24) yang menjelma bagai titisan Ahn Jung-hwan. Sempat dicadangkan pada laga pertama, Cho membayar kepercayaan pelatih dengan mencetak dua gol sekaligus ke gawang Ghana.
Pergerakan Cho sangat aktif di kotak penalti. Dia bisa menjadi tujuan akhir para sayap Korsel yang sering mengandalkan umpan silang. Jika mencetak gol lagi, Cho bisa menjadi pemain pertama Asia yang menciptakan tiga gol dalam satu edisi Piala Dunia.
Selain Cho, Son juga akan memberikan segalanya. Ikon “Ksatria Taegeuk” itu belum banyak beperan selama mengenakan topeng penutup wajah di Qatar. Dia belum mencetak satu gol pun. Adapun Son menghasilkan dua gol di Rusia, termasuk salah satunya ke gawang Jerman.
Bagi Korsel, kuncinya adalah tidak kemasukan lebih dulu. Sangat sulit mengalahkan Portugal setelah tertinggal. Menurut Opta, Portugal tidak pernah kalah pada Piala Dunia setelah unggul lebih dulu, 15 menang dan 3 seri dari 18 pertandingan. Tidak ada negara lain yang menandingi rekor itu.
Fernandes, jika diturunkan, akan menjadi ancaman paling besar untuk Korsel. Gelandang Manchester United itu sedang dalam penampilan terbaiknya di Qatar, telah menyumbang dua gol dan dua asis. Dia bisa memainkan peran sebagai kreator dan predator gol sekaligus.
Bek andalan Korsel Kim Min-jae bisa kembali tampil setelah sempat bermasalah dengan cedera. Dia sudah bergabung dengan latihan tim. Di sisi lain, penyerang utama Portugal Cristiano Ronaldo tidak ikut dalam latihan terakhir tim.
Ronaldo kemungkinan digantikan oleh penyerang pelapis, Rafael Leao atau Andre Silva. “Saya akan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk tampil, seperti pemain lain. Semua tergantung kepada keputusan pelatih. Saya hanya bisa memastikan untuk siap bertanding,” kata Silva. (AP/REUTERS)