Misi Korea Selatan mengikuti jejak kemenangan wakil Asia lain di Piala Dunia Qatar 2022 tidak akan mudah. Mereka terbendung oleh badai cedera yang menghantam jelang menghadapi Ghana dalam laga kedua Grup H.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
Banyaknya pemain Korea Selatan yang cedera merusak persiapan tim "Taegeuk" menjelang pertandingan menghadapi Ghana.
Pertahanan solid adalah senjata terakhir Korea Selatan untuk bertahan di Piala Dunia. Sebaliknya, berkaca dari laga melawan Uruguay, lini depan mereka melempem.
Ghana akan meredam pergerakan Son Heung-min. Setelah kalah dari Portugal, Ghana mesti berjuang habis-habisan kalau ingin lolos ke fase 16 besar.
AR RAYYAN, MINGGU — Petaka badai cedera menghantui Korea Selatan jelang menghadapi Ghana dalam laga kedua Grup H Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Kota Pendidikan, Ar Rayyan, Senin (28/11/2022). Upaya ”Pejuang Taegeuk” untuk mengikuti langkah positif para wakil Asia yang sudah mengemas kemenangan pun tidak akan mudah. Apalagi, walau berperingkat dunia terendah di Piala Dunia ini, Ghana telah menyiapkan rencana untuk menumbangkan raksasa Asia tersebut.
Korea Selatan benar-benar tidak kebal dari sengatan cedera. Usai cedera patah tulang wajah mendera penyerang sekaligus kapten Son Heung-min dan masalah hamstring pemain sayap Hwang Hee-chan jelang Piala Dunia, cedera menghantam barisan pemain belakang selama berada di Qatar.
Petaka itu lebih dahulu dirasakan bek sayap kiri Kim Jin-su dan bek sayap kanan Yoon Jong-gyu. Keduanya berjuang melawan masalah hamstring sebelum melawan Uruguay dalam laga pertama Grup H. Namun, dengan bantuan obat penghilang rasa sakit, Kim Jin-su bisa bermain pada laga yang berakhir imbang 0-0 tersebut. Adapun Jong-gyu tetap di bangku cadangan.
Tidak ada seorang pun di sini (tim Korea Selatan) yang bebas dari rasa sakit.
Jin-su dilansir kantor berita Korea, Yonhap, Minggu (27/11/2022), mengatakan, dia bukan satu-satunya pemain yang mengonsumsi obat penghilang rasa sakit. ”Tidak ada seorang pun di sini (tim Korea Selatan) yang bebas dari rasa sakit,” ujar pemain klub Jeonbuk Hyundai Motors tersebut.
Belum beres dengan cedera-cedera itu, bek tengah andalan, Kim Min-jae, terpeleset dan jatuh saat mengejar penyerang Uruguay, Darwin Nunez, di babak kedua. Usai insiden itu, pemain berusia 26 tahun itu merasa kesakitan pada betis kanan. Kendati demikian, dia tetap bermain hingga laga tuntas.
Namun, perjuangan Min-jae harus dibayar mahal. Setelah laga itu, cedera pemain bertinggi 190 sentimeter ini tampaknya kian parah sehingga dia harus menepi latihan dua hari terakhir, Jumat dan Sabtu. Ketika rekan-rekannya berlatih, dirinya tinggal di hotel untuk menjalani perawatan dan istirahat.
Hingga kini, belum ada kepastian apakah Min-jae akan bermain melawan Ghana. Namun, seorang ofisial Korea menjelaskan kepada wartawan di pusat pelatihan Korea, Al Egla Training Site, Doha, bahwa kondisi pemain klub Italia, Napoli, itu tidak serius.
Adapun Min-jae menjelma sebagai mutiara lini belakang baru di persepakbolaan Eropa. Dia menjadi palang pintu tangguh yang membantu Napoli begitu perkasa di Serie A Liga Italia dan Liga Champions musim ini. Makanya, kalau Min-jae absen menghadapi Ghana, itu akan menjadi malapetaka untuk Korea yang sedang berusaha lolos ke fase gugur.
Usai harus puas meraih satu poin di laga pertama, Korea Selatan butuh poin penuh atas Ghana untuk modal melaju ke 16 besar. Sebab, pada laga terakhir, mereka akan berjumpa Portugal yang secara level permainan dan komposisi pemain berada jauh di atas.
Merusak rencana
Pelatih Korea Selatan Paulo Bento mengakui bahwa cedera Min-jae merusak strategi pertahanan untuk meredam agresivitas Ghana. Walau tidak terlalu menonjol, Min-jae berkontribusi menghindari Korea kebobolan dari peluang yang dibangun oleh bintang-bintang dunia milik Uruguay, seperti Nunez, Luis Suarez, Edinson Cavani, dan Federico Valverde.
Pertahanan solid adalah senjata terakhir Korea Selatan untuk bertahan lama di Piala Dunia ini. Sebaliknya, berkaca dari melawan Uruguay, lini depan mereka melempem. Didukung Heung-min yang notabene salah satu pemain terbaik di Liga Inggris, mereka justru tidak mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran ke gawang Uruguay.
”Saya tidak punya cukup data untuk berkomentar (tentang cedera Min-jae). Kami akan melihat apa yang bakal terjadi. Yang pasti, cedera itu akan menghambat penampilan kami karena kami tidak bisa melanjutkan strategi yang ingin kami lakukan. Kami harus berjuang membawa lini pertahanan bermain kea rah yang berbeda,” kata Bento dikutip Footballghana.com, Sabtu (26/11/2022).
Wajar Bento sedikit resah. Di atas kertas, peluang Korea Selatan menang atas Ghana tidak terlalu besar. Berdasarkan data Opta Facts yang diterima Kompas, dalam pertemuan terakhir pada 10 Juni 2014 dari total enam pertemuan yang semuanya pada laga uji coba, Korea Selatan dihajar Ghana 0-4.
Korea Selatan selalu kesulitan bertemu tim asal Afrika di Piala Dunia. Dari tiga laga, mereka kalah 2-4 dari Aljazair pada Piala Dunia Brasil 2014, imbang 2-2 dengan Nigeria pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010, dan menang 2-1 atas Togo pada Piala Dunia Jerman 2006.
Uniknya, sejarah berkata, Korea tidak pernah menang dalam laga kedua fase grup dari 10 edisi Piala Dunia yang diikuti sebelumnya. Rekornya empat imbang dan enam kalah. Mereka kalah beruntun dalam laga kedua fase grup di tiga Piala Dunia terakhir, yakni 1-2 dari Meksiko pada 2018, 2-4 dari Aljazair pada 2014, dan 1-4 dari Argentina pada 2010.
Kendati demikian, Korea Selatan bisa sedikit bernafas lega karena Ghana juga tidak memiliki rekor statistik yang lebih baik. Sang ”Bintang Hitam” tidak pernah menang di lima laga terakhir mereka di Piala Dunia, yakni seri dua kali dan kalah tiga kali.
Ghana memang tim yang berani menyerang dengan mengandalkan pemain-pemain cepat dan kuat. Namun, mereka tidak punya koordinasi lini belakang cukup mumpuni seperti saat kalah 2-3 dari Portugal dalam laga pertama Grup H.
Celah itu sudah dibaca Korea Selatan. Gelandang Kwon Chang-hoon, dilansir Yonhap, Sabtu, menyampaikan, Ghana cenderung memberikan ruang di belakang bek sayap mereka. Itu bisa dioptimalkan oleh pemain-pemain sayap Korea yang tak kalah cepat untuk membuka ruang mencuri gol. ”Kami pun punya orang-orang yang bisa menembus ruang atau benang yang bisa melewati lubang tersebut. Ini akan menjadi laga di mana kami harus mengeksploitasi kelemahan lawan,” tegasnya.
Menurut Chang-hoon, Korea Selatan sangat ingin menang dan optimis bisa mewujudkannya. Mereka telah terinspirasi kesuksesan tim-tim Asia lain, seperti Arab Saudi yang menang 2-1 atas Argentina dan Jepang menang 2-1 atas Jerman. ”Kami berada di grup terakhir jadi kami bisa menyaksikan Arab dan Jepang bermain. Kami bisa merasakan tekad mereka. Kami bisa menyamai level gairah mereka setidaknya itu kami tunjukkan ketika menghadapi Uruguay,” tuturnya.
Namun, misi Korea Selatan merebut kemenangan atas Ghana tidak akan mudah. Sebab, Ghana juga sudah menyusun rencana untuk menumbangkan Korea Selatan yang boleh jadi lebih diunggulkan karena peringkat dunia yang lebih baik.
Salah satu rencana Ghana adalah meredam pergerakan Heung-min. Meskipun baru pulih dari cedera patah tulang wajah dan harus memakai topeng pelindung, pemain berusia 30 tahun itu pasti tidak tinggal diam usai tampil kurang optimal melawan Uruguay. Lagi pula, sebelum cedera pada awal November ini, grafik permainannya menonjol bersama klub Inggris, Tottenham Hotspur, dengan koleksi lima gol dan dua asis dari 19 laga di semua kompetisi.
”Saya mengenal Son karena kami bermain di Liga Inggris. Dia pemain yang sangat bagus. Namun, kami telah memiliki strategi untuk menghentikannya,” ungkap Daniel Amartey, bek Ghana yang bermain untuk klub Inggris, Leicester City, dikutip Footballghana.com, Minggu.
Setelah kalah dari Portugal, Ghana mesti berjuang habis-habisan kalau ingin mengulangi pencapaian tatkala lolos ke 16 besar dalam debut Piala Dunia mereka pada 2006. Mereka pun bermimpi bisa kembali melaju ke perempat final seperti 12 tahun silam yang menahbiskan mereka menyamai prestasi terbaik wakil Afrika, yakni Kamerun pada Piala Dunia Italia 1990 dan Senegal pada Piala Dunia Korea-Jepang 2002.
”Saya percaya Ghana bisa mengalahkan tim mana pun di Piala Dunia. Tentunya akan sangat sulit mengalahkan Korea Selatan karena mereka tim bagus. Namun, sekarang, kami harus menang untuk bisa lolos dari penyisihan grup. Kami memang berada di bawah tekanan, tetapi Korea Selatan juga merasakannya,” kata Pelatih Ghana Otto Addo dilansir Ghanasportspage.com, Sabtu.
Penyerang sekaligus kapten Ghana, Andre Ayew, menekankan, timnya wajib tetap tenang dan rileks sembari meningkatkan performa. ”Kami hanya perlu mencoba mencetak lebih banyak gol dan lebih sedikit kebobolan,” ujar Ayew yang menyarangkan satu gol ke gawang Portugal. (REUTERS)