Dua tim generasi emas Belgia dan Kroasia menjalani laga hidup mati untuk lolos ke fase gugur Piala Dunia Qatar 2022. Mungkin ini laga terakhir generasi emas kedua tim yang sudah menua di Piala Dunia.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
AR-RAYYAN, RABU – Kroasia dan Belgia berebut tiket ke fase gugur melalui laga ketiga penyisihan Grup F Piala Dunia Qatar di Stadion Ahmad bin Ali, Ar Rayyan, Kamis (1/12/2022) pukul 22.00 WIB. Mungkin ini pertarungan terakhir generasi emas Kroasia dan Belgia yang telah menua.
Kroasia lebih beruntung karena cuma memerlukan hasil imbang untuk lolos ke fase gugur. Bagi Belgia, hasil imbang tidak cukup untuk mengamankan posisi ke fase gugur sebab harus berharap Kanada mengalahkan Maroko.
Pada klasemen sementara Grup F, Kroasia di puncak dengan poin 4 dari imbang 0-0 dengan Maroko dan menang 4-1 atas Kanada. Maroko di urutan kedua dengan poin 4 dari imbang 0-0 dengan Kanada dan menang 2-0 atas Belgia. Urutan tiga ditempati Belgia dengan poin 3 dari menang 1-0 atas Kanada dan kalah dari Maroko. Kanada di dasar klasemen, belum mendapat poin dengan defisit 4 gol.
Dari situasi itu, tiada jalan lain bagi De Rode Duivels atau Setan Merah, julukan Belgia, kecuali mengalahkan Kroasia yang dijuluki Vatreni atau Lidah Api. Meski sudah berhadapan delapan kali dengan hasil berimbang yakni menang 3 laga, seri 2 laga, dan kalah 3 laga tetapi pertarungan Kroasia dan Belgia patut dinanti. Setidaknya, menggantikan ‘rencana’ final ideal Piala Dunia Rusia 2018.
Rencana empat tahun lalu itu tidak terwujud sebab Belgia kalah dari Perancis pada semifinal. Pada partai puncak, Perancis berjaya dengan kemenangan hebat 4-2 atas Kroasia. Kekalahan pada semifinal itu bahkan disebut sebagai perampokan Perancis terhadap ‘generasi emas’ Belgia. Harapan sebagian fans sepak bola bahwa Piala Dunia Rusia 2018 melahirkan juara baru dengan partai puncak yang diharapkan Belgia kontra Kroasia tak terwujud.
Saat ini, Belgia dan Kroasia terpaksa lebih cepat berhadapan. Laga penyisihan jelas tidak bergengsi karena belum mendapat ganjaran trofi. Namun, bagi kedua tim, gengsi laga ini penting menyangkut perjalanan di pesta bola Qatar. Belgia yang dilatih oleh Roberto Martinez (Spanyol) dinilai mengecewakan karena kalah secara mengejutkan dari Maroko. Kekalahan itu bahkan memicu kerusuhan di Brussels yang menimbulkan kecemasan terhadap keamanan domestik pada masa depan karena sebagian warga Belgia adalah imigran termasuk dari Maroko.
Kekalahan dari Ousud Al-Atlas atau Singa Atlas, julukan Maroko, memperlihatkan penurunan kualitas permainan Belgia. Tudingan diarahkan kepada barisan generasi emas yang menua. Namun, tudingan itu dibantah oleh playmaker Kevin De Bruyne.
Belgia bukan tim dengan barisan tertua seperti Iran, tetapi mungkin ada masalah dengan usia para pemain yang berpengaruh dalam kebugaran dan performa tim. Misalnya, kapten dan penyerang Eden Hazard kurang waktu bermain di Real Madrid sehingga tidak teruji. Bahkan, top scorer Romelu Lukaku yang baru dimainkan pada menit ke-81 lawan Maroko gagal membawa perubahan signifikan.
Kami harus menjadi lebih kuat dan siap melawan Kroasia.
Martinez tampaknya memahami aspek psikologis kekalahan dari Maroko dapat mengganggu kesiapan Belgia menjalani laga vital. "Kami harus menjadi lebih kuat dan siap melawan Kroasia,” katanya.
Martinez mengakui, Belgia di Qatar belum sebaik di Rusia. Belgia tak boleh bermain dengan rasa takut. “Ketika menguasai bola, kami tidak menonjol, bukan diri sendiri sehingga kami harus berubah lebih kuat,” ujarnya.
Martinez kemungkinan menurunkan Belgia dengan formasi 3-4-2-1 seperti saat menghadapi Kanada. Jika memasang Lukaku sebagai target man, Martinez dihadapkan pada kondisi bahwa si pemain kurang menjalani laga-laga kompetitif sebelum ke Piala Dunia Qatar. Menempatkan Lukaku dan disokong Hazard-De Bruyne menjadi perjudian besar bagi Martinez untuk laga berisiko tinggi menghadapi Kroasia. Gelandang Amadou Onana tidak dapat turun karena terkena akumulasi kartu kuning sehingga dapat digantikan oleh Youri Tielemans.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic mengatakan, perjalanan tim asuhannya juga dimulai dengan kurang apik karena ditahan Maroko. Namun, laga itu memberikan pijakan untuk perubahan dan berhasil saat menghadapi Kanada. Kroasia memukul Kanada termasuk dengan gol ganda Andrej Kramaric yang menghilangkan keraguan bahwa tim ini tak punya keunggulan di lini serang.
Menurut Dalic, hasil imbang memang cukup, tetapi dia tidak menginginkan skenario itu. "Tiada laga yang mudah di Piala Dunia. Belgia perlu menang sehingga kami tidak boleh menerima opsi hanya imbang,” katanya.
Apapun hasilnya, Kroasia akan menghadapi tim dari neraka Grup E yang dari posisi klasemen sementara ini ialah Spanyol (4 poin), Jepang (3 poin), Kosta Rika (3 poin), dan Jerman (1 poin). Spanyol menghadapi Jepang sedangkan Jerman melawan Kosta Rika. Opsi menang dan menjadi juara Grup F menjadi yang terbaik sementara ini bagi Kroasia. (AFP/REUTERS)