Tidak ada yang menyangka Spanyol dengan kekuatan pemain mudanya mampu menjungkalkan Kosta Rika yang jauh lebih senior dengan skor 7-0. Tim “Matador” menebar pesan teror ke semua favorit juara
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
DOHA, RABU – Timnas Spanyol tampil mengejutkan pada laga perdana Piala Dunia dengan membantai Kosta Rika 7-0 dalam laga penyisihan Grup E di Stadion Al Thumama, Doha, Rabu (24/11/2022) malam. Dihuni mayoritas pemian muda, kemenangan telak tim “Matador” menjadi cara mereka menebar teror ke tim-tim yang lebih difavoritkan.
Gol kemenangan Spanyol dicetak Dani Olmo, Marco Asensio, Ferran Torres (2 gol), Gavi, Alvaro Morata, dan ditutup oleh Carlos Soler. Hasil ini menjadi kemenangan bersejarah bagi Spanyol yang belum pernah mencetak tujuh gol dalam satu laga di Piala Dunia.
“Ini adalah pertandingan yang sangat spesial bagi kami. Kami telah melakukan persiapan khusus untuk menghadapi kompetisi (Piala Dunia) dengan baik dan hasilnya baik bagi kami. Biasanya sulit bagi kami untuk memulai kompetisi, tetapi kami telah melakukannya dengan sangat baik,” kata pelatih Spanyol, Luis Enrique setelah laga, dikutip dari Marca.
Selain sukses mengukir sejarah dan mengamankan tiga poin pertama di Piala Dunia Qatar, kemenangan atas Kosta Rika ini berarti besar bagi Tim “Matador”. Melalui kaki-kaki para pemain muda, mereka mencoba mengembalikan era keemasan lebih dari satu dekade silam. Pada periode 2008-2012, Spanyol adalah raja sepak bola Eropa dan dunia.
Dalam kurun waktu tersebut, Spanyol merebut gelar juara Piala Eropa 2008, juara Piala Dunia 2010, dan juara Piala Eropa 2012. Spanyol dengan generasi emasnya mendominasi dunia sepak bola lewat permainan atraktif yang menekankan pada penguasaan bola dominan atau yang lebih dikenal sebagai tiki-taka.
Seiring berjalannya waktu, performa impresif Spanyol memudar lantaran taktik penguasaan bola mereka terbongkar dan semakin menuanya para pemain kunci. Bagaikan musim yang berganti, Spanyol perlahan memasuki era muram dengan gagal lolos dari fase grup Piala Dunia 2014. Pada Piala Dunia 2018, Spanyol hanya mampu melaju hingga babak 16 besar.
Perlahan namun pasti, Spanyol mencoba mengumpulkan kembali keping-keping kejayaan masa lalu dengan meregenerasi pemain. Pelatih Spanyol Luis Enrique menyadari timnya butuh penyegaran. Ia membuat gebrakan dengan tidak memanggil pemain-pemain veteran seperti Sergio Ramos, Hector Bellerin, dan Jesus Navas saat Piala Eropa 2020.
Sebagai gantinya, Enrique memasukkan beberapa pemain muda, semisal Ferran Torres dan Pedri. Hasilnya, Spanyol mampu bersaing di Piala Eropa 2020 dengan melaju hingga semifinal. Pada semifinal, Spanyol takluk dari Italia yang kemudian keluar sebagai juara.
Kami telah melakukan persiapan khusus untuk menghadapi kompetisi (Piala Dunia) dengan baik dan hasilnya baik bagi kami.
Merasakan upayanya mulai membuahkan hasil, Enrique melanjutkan langkahnya memanggil pemain-pemain muda. Peremajaan timnas Spanyol berlanjut. Di Piala Dunia Qatar, Enrique setidaknya membawa tiga pemain berusia di bawah 20 tahun, yaitu Gavi (18), Alejandro Balde (19), dan Pedri (19). Ketiganya merupakan pemain Barcelona.
Berkekuatan para pemain muda, Spanyol langsung menjadi tim yang tidak begitu difavoritkan menjuarai Piala Dunia. “Mungkin orang-orang tidak berharap banyak dari kami. Mereka tidak melihat kami sebagai favorit. Meski demikian, kami tidak akan memakai medali tanpa melakukan apa pun. Kalau kami bekerja seperti seharusnya, peluang akan datang,” kata Pedri.
Tampil atraktif
Dengan membantai Kosta Rika yang dihuni mayoritas pemain senior, Pedri membuktikan kata-katanya. Kendati lebih hijau, para pemain Spanyol bermain berani meladeni Kosta Rika sejak awal laga. Mereka tidak memberikan kesempatan bagi Kosta Rika untuk mengembangkan permainan.
Sejak awal laga, Spanyol mendominasi penguasaan bola dan serangan. Tim “Matador” mencatatkan 82 persen penguasaan bola. Dominasi Spanyol juga tampak dari angka expected goal yang menyentuh 3,48. Dari sana terlihat betapa efektifnya Spanyol yang diperkirakan akan mencetak tiga hingga empat gol, justru mampu menang telak 7-0.
Pedri tampil memikat dengan melepaskan tiga umpan kunci. Jumlah itu adalah yang terbanyak di antara pemain Spanyol lainnya, bersama Cezar Azpilicueta. Selain itu, Pedri mencatatkan 92 sentuhan dan 15 operan ke sepertiga akhir pertahanan Kosta Rika.
Rekan Pedri, Gavi, juga tidak mau kalah. Ia turut menyumbangkan gol dengan sepakan voli. Menurut catatan Opta, gol itu membuat Gavi (18 tahun 110 hari) sebagai pemain termuda ketiga yang mampu mencetak gol di Piala Dunia. Rekor pemain termuda yang mencetak gol pada Piala Dunia dipegang legenda Brasil, Pele, yang mencetak gol melawan Swedia di final Piala Dunia Swedia 1958. Pele kala itu berusia 17 tahun dan 249 hari. Pada posisi kedua ditempati pemain Meksiko, Manuel Rosas (18 tahun 93 hari) dengan mencetak dua gol ke gawang Argentina pada Piala Dunia Uruguay 1930.
Pemain-pemain muda Spanyol bersinar di tengah kepungan Kosta Rika yang mulai menua. Tiga dari empat bek Kosta Rika sudah menyentuh kepala tiga. Hanya Carlos Martinez yang masih berusia 23 tahun. Kosta Rika juga masih mengandalkan pemain-pemain veteran semacam Joel Campbell (30) dan Celso Borges (34).
Bek Kosta Rika, Kendall Waston (34), mengaku malu dan terpukul usai dibantai pasukan muda Spanyol. Dia tidak menyangka timnya akan kalah telak. Statistik laga menunjukkan, Kosta Rika tidak melepaskan satu tembakan pun ke gawang Spanyol.
“Ini adalah hasil yang tak seorang pun ingin alami, kalah 7-0 pada Piala Dunia. Kami harus berdiri bersama dan melawan dalam dua pertandingan yang tersisa,” katanya.
Dalam sekejap, pembantaian terhadap Kosta Rika membuat Spanyol kini lebih diperhitungkan. Mereka yang semula tidak begitu diperhatikan publik mendadak masuk menjadi salah satu favorit juara. "
Mereka, saat ini, tampaknya, berada di depan yang lain," kata jurnalis sepak bola Spanyol, Guillem Balague, kepada BBC Sport.
Kemenangan besar atas Kosta Rika membawa Spanyol ke puncak Grup E melampaui Jepang yang pada laga lainnya sukses membungkam Jerman. Meski sama-sama mengoleksi tiga poin dengan Jepang, Spanyol unggul produktivitas gol. Setelah ini, Spanyol akan menghadapi Jerman pada 28 November. (AP/REUTERS)