Pemberian bingkisan di upacara pembukaan Piala Dunia 2022 menjadi viral. Namun, apakah semua yang hadir di Stadion Al Bayt mendapatkannya?
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
Setelah menanti selama 4.371 hari atau 11 tahun, 11 bulan, dan 18 hari, Qatar membuka perhelatan Piala Dunia 2022, Minggu (20/11/2022) malam, di Stadion Al Bayt, kota Al Khor. Melalui pertunjukan seni yang berdurasi sekitar 30 menit dan 11 detik, Qatar menyebarkan pesan agar semua manusia mengikis segala perbedaan dan fokus menikmati sepak bola.
Negara yang berduduk 2,9 juta itu tak henti mendapat sorotan publik sejak disebut Presiden FIFA 1998-2015 Sepp Blatter sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, pada 2 Desember 2010. Penampilan Jung Kook dari BTS, boyband fenonemal asal Korea Selatan; monolog dari Morgan Freeman; hingga pesta kembang api menandai dimulainya turnamen sepak bola terakbar edisi ke-22 yang pertama di Timur Tengah.
Tak hanya menyiapkan upacara pembukaan dengan parade acara termegah yang pernah terselenggara, Qatar juga berusaha memberikan pelayanan yang belum ada sebelumnya.
Untuk pertama kali dalam sejarah upacara pembukaan Piala Dunia, panitia menyiapkan bingkisan yang diletakkan di seluruh kursi. Pemberian bingkisan itu pun sempat menjadi viral di tengah berlangsungnya upacara pembukaan.
Bingkisan itu tersedia di kursi penonton dan tamu naratama di tiga tingkatan tribune dan tribune media yang berada di tribune tingkat teratas. Bingkisan itu berupa totebag (tas jinjing) berwarna krem yang terdapat logo Piala Dunia 2022. Totebag itu berisi gelang, sapu tangan, minyak wangi, kaus, dan boneka maskot Qatar 2022, La’eeb.
Ketika memasuki tribune, Kompas melihat tas jinjingitu berada di tiap-tiap kursi. Hal serupa dilihat enam wartawan asal Indonesia lain yang juga mendapat kesempatan untuk menyaksikan upacara pembukaan dan laga pembuka.
Kami sudah membayangkan dan penasaran dengan isi bingkisan itu. Bagi kami, bingkisan itu bisa jadi kisah dan kesan tersendiri dari menyaksikan upacara pembukaan Piala Dunia 2022.
Ketika tiba di tempat duduk yang berada di barisan kedua paling atas dari Stadion Al Bayt, kami terkejut tas jinjingitu tidak ada. Lalu, kami melihat tribune media lainnya yang dilengkapi meja dan televisi, tas jinjing tersedia di meja.
Sontak, perasaan tidak setara langsung kami rasakan. Tidak hanya kami, wartawan dari Indonesia, beberapa wartawan dari negara lain yang duduk di baris atas dan bawah kami, misalnya Norwegia, Bangladesh, dan Australia, juga tidak mendapat bingkisan itu.
Selain media, para penonton yang hadir di kawasan tribune yang sama dengan kami juga tidak mendapat perlakuan setara itu. Kami mengira awalnya tidak adanya bingkisan itu karena kami berasal dari Indonesia yang bukan negara peserta dan menjadi prioritas ke sekian untuk mendapat jatah peliputan pertandingan.
Akan tetapi, itu juga dialami para penonton yang duduk di tribune teratas. Mereka sama dengan pendukung Qatar lainnya yang telah membayar tiket.
Jika mengacu kepada kelas tiket yang dijual untuk upacara pembukaan Piala Dunia 2022, penonton yang berada satu sesi dengan media tribune membayar minimal 200 dollar AS atau setara (Rp 3,14 juta). Jumlah itu adalah harga terendah untuk tiket upacara pembukaan dan laga pembuka Qatar 2022.
Kamu tidak dapat tas ini? Saya kira semua orang di dalam stadion dapat.
”Kamu tidak dapat tas ini? Saya kira semua orang di dalam stadion dapat,” kata Sjams, salah satu penonton berpaspor Lebanon, yang menenteng tas jinjing di pundaknya dan langsung mengenakan gelang yang bermotif serupa dengan kain ulos asal suku Batak di Sumatera Utara.
Setelah pertandingan, Manager Media Stadion Al Bayt Andrey Terekhin menjelaskan perihal ketiadaan bingkisan itu. Ia menjawab, ”Kami sudah mengalokasikan satu tas di setiap kursi. Saya tidak yakin jika orang-orang mengambil lebih dari satu tas.”
Kompas kemudian memberikan foto di telepon seluler yang menunjukkan ketiadaan bingkisan di beberapa tribune atas. Foto itu diambil sekitar 3 jam sebelum sepak bola mula laga Qatar versus Ekuador. Responsnya hanya singkat, ”Mungkin seseorang mengambilnya.”