Memacu Trio Eropa Menggapai Final Perdana Piala Dunia Qatar 2022
The Analyst Opta memprediksi Belgia, Portugal, dan Denmark berpeluang menembus final perdana pada Piala Dunia Qatar 2022.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, JOHN SKILBECK
·6 menit baca
Keajaiban akan selalu hadir di pesta bola terakbar misalnya tim debutan seperti tuan rumah Piala Dunia Qatar 2022. Selain itu, layak dinanti tim perdana menembus final bahkan juara baru turnamen.
Turnamen di Qatar 20 November-18 Desember 2022 dihadiri tim-tim tradisional, terutama yang sudah mencecap juara yakni Brasil (5 piala), Jerman (4 piala), Argentina dan Perancis (2 piala), serta Inggris dan Spanyol (1 piala). Selain itu, juga ada finalis edisi Rusia 2018 yakni Kroasia yang empat tahun lalu memperbaiki capaian dengan menembus partai puncak meski kalah 2-4 dari Perancis.
Spanyol merebut trofi pertama di Afrika Selatan 2010 cukup dengan gol teramung Andres Iniesta yang menang 1-0 atas Belanda. Itulah final perdana Matador, julukan Spanyol. Namun, dua tahun sebelumnya, Spanyol adalah kampiun Piala Eropa Austria-Swiss 2008 setelah gol semata wayang Fernando Torres menghentikan Jerman dengan skor 1-0.
Pada edisi 2010, penampilan juara bertahan atau Italia selaku pemenang Piala Dunia Jerman 2006 kalah bersinar dibandingkan dengan perjalanan Spanyol yang meski terseok di fase grup tetapi berubah mengerikan sampai merebut kejayaan. Di sisi lain, final 2010 ialah kegagalan ketiga Oranye, julukan Belanda yang sebelumnya gagal di 1974 oleh Jerman dan 1978 oleh Argentina.
The Analyst Opta memprediksi tiga tim Eropa yang berada di 10 besar ranking FIFA berpeluang mencapai final pertama pada Piala Dunia Qatar 2022. Ketiganya ialah Belgia (2), Portugal (9), dan Denmark (10). Akankah terwujud salah satunya bahkan dua di antaranya berhadapan di Stadion Lusail guna memperebutkan trofi dunia pada 18 Desember 2022?
Trio Benua Biru itu lebih diunggulkan misalnya dibandingkan dengan finalis Piala Emas CONCACAF 2021 dan urutan dua Liga Nasional CONCACAF 2020 Meksiko (13) atau juara Piala Afrika Kamerun 2021 Senegal (18). Prestasi terbaik Meksiko ialah perempat final saat menjadi tuan rumah edisi 1970 dan 1986. Prestasi serupa juga didapat Senegal bahkan dalam keikutsertaan pertama di edisi Korea-Jepang 2002.
The Analyst Opta memprediksi tiga tim Eropa yang berada di 10 besar ranking FIFA berpeluang mencapai final pertama pada Piala Dunia Qatar 2022. Ketiganya ialah Belgia (2), Portugal (9), dan Denmark (10).
Belgia
Pelatih Belgia Roberto Martinez berpengalaman membawa tim semenjana Wigan Athletic memenangi Piala FA mengalahkan tim kaya raya Manchester City. The Analyst Opta berpendapat, pelatih dari Spanyol ini mampu meramu generasi emas Setan Merah, julukan Belgia, untuk menjadi tim yang dapat menembus final perdana di Qatar 2022.
Pada Rusia 2018, langkah Belgia mengagumkan dengan menang 2-1 atas Brasil pada perempat final, tetapi dihentikan Perancis pada semifinal. Belgia mengalahkan Inggris dalam perebutan tempat ketiga, posisi terbaik yang diraih tim asuhan Martinez. Pada Piala Eropa Inggris 2020 yang tertunda setahun kemudian akibat pandemic Covid-19, langkah Belgia berhenti pada perempat final oleh Italia yang kemudian menjadi kampiun turnamen tersebut.
Martinez perlu kembali memaksimalkan mesin tim terutama pengatur serangan Kevin De Bruyne dan duet serang Eden Hazard dan Romelu Lukaku. Di antara ketiganya, motor Belgia terletak pada De Bruyne, gelandang Man City. Sebagai catatan, sampai dengan September 2022, De Bruyne telah mencetak 58 gol dan 92 asis atau umpan gol dari 217 laga pada Liga Inggris. Belum ada tanda performa menurun meski usia sudah 31 tahun dan Qatar 2022 mungkin menjadi piala dunia terakhirnya.
Untuk mencapai final, Belgia perlu menjadi juara Grup F dengan menghadapi Kroasia, Kanada, dan Maroko. Dari catatan pertemuan, Belgia menang 3 kali, seri 2 kali, dan kalah 3 kali dengan Kroasia. Melawan Maroko, Belgia menang 2 kali dan kalah 1 kali. Belgia menang 1 kali atas Kanada. Jika lolos dari penyisihan, lawan berikutnya tidak mudah yakni jebolan Grup F di antara Spanyol, Jerman, Jepang, atau Kosta Rika.
Kekuatan Portugal tidak bisa dilepaskan dari megabintang Cristiano Ronaldo. Pada usia 37 tahun, Ronaldo akan menjadikan Qatar 2022 sebagai piala dunia kelima sekaligus terakhir. Ronaldo dengan tujuh gol pada empat piala dunia sebelumnya hanya terpaut dua gol dari top scorer Poltugal yakni Eusebio dengan 9 gol di Piala Dunia Inggris 1966. Di sanalah Portugal mewujudkan capaian terbaik yakni urutan tiga yang mungkin bisa diperbaiki di Qatar 2022.
Portugal memenangi trofi mayor pertama di Piala Eropa Perancis 2016 dengan mengalahkan tuan rumah. Pada Rusia 2018, perjalanan Portugal terhenti di 16 besar oleh Uruguay. Namun, setahun kemudian, Portugal kembali bertaji dengan menjadi kampiun Liga Nasional Eropa 2019. Sayangnya, situasi itu tidak dapat bertahan di Inggris 2020 dan Liga Nasional Eropa 2021.
Pelatih Fernando Santos perlu dapat menemukan kembali keseimbangan tim. Kebintangan Ronaldo bisa kembali membuatnya besar kepala sehingga sulit bekerja sama dengan rekan setim antara lain Bruno Fernandes, Bernardo Silva, Joao Felix, dan Rafael Leao.
Santos perlu melihat laga kontra Spanyol di Grup B Piala Dunia Rusia 2018 yang berakhir dengan skor 3-3. Semua gol dicetak oleh Ronaldo, yang kemudian menjadi pemain tertua (33 tahun 130 hari) sebagai pengemas trigol. Portugal perlu kembali memompa permainan terbaik Ronaldo yang telah melesakkan 818 gol sepanjang karier yang teratas dunia.
Di Grup H, Portugal menghadapi Ghana, Uruguay, dan Korea Selatan. Portugal menang 1 kali atas Ghana di Piala Dunia Brasil 2014 dan kalah 1 kali dari dari tuan rumah Korea di edisi 2002. Melawan Uguruay, Portugal menang sekali, imbang sekali, dan kalah sekali di Rusia 2018. Jika lolos ke fase gugur, lawan yang akan dihadapi dari Grup G yang cukup berat yakni Brasil, Serbia, Swiss, atau Kamerun.
Sudah tiga dekade terlewati sejak Denmark menghadirkan kisah Cinderella di Piala Eropa Swedia 1992. Denmark ketika itu menjadi tim pengganti Yugoslavia, tetapi mampu juara setelah menang 2-0 atas jago turnamen Jerman di final. Kejutan itu dilanjutkan dengan kejayaan meraih Piala Konfederasi FIFA 1995 dengan kemenangan 2-0 atas Argentina, juara Copa America Ekuador 1993. Ledakan Denmark sehingga dijuluki Dinamit itu selalu ditunggu kapan akan terwujud kembali terutama di piala dunia.
Dari sisi prestasi, setelah era Laudrup bersaudara (Michael dan Brian) itu, Denmark meredup. Bahkan setelah berjaya di Eropa, Denmark gagal lolos ke Piala Dunia AS 1994. Empat tahun kemudian, Dinamit menembus perempat final, capaian tertinggi selama keikutsertaan di piala dunia.
Denmark belum lagi menemukan duet berbahaya seperti Laudrup bersaudara. Dilihat dari Piala Dunia edisi sebelumnya, langkah Denmark memang tak mengagumkan di Grup C yakni menang 1-0 atas Peru, imbang 1-1 dengan Australia dan 0-0 dengan Perancis. Di 16 besar, kalah 2-3 adu penalti dengan Kroasia setelah dalam laga normal imbang 1-1. Denmark memperbaiki posisi pada Piala Eropa Inggris 2020 dengan mencapai semi final.
Denmark akan menghadapi tim favorit sekaligus juara bertahan Perancis, Australia, dan Tunisia. Grup D seolah mengulang Grup C Rusia 2018 dengan keberadaan Perancis dan Australia. Denmark inferior daripada Perancis dengan menang 6 laga, seri 2 laga, dan kalah 8 laga. Melawan Australia, Denmark sedikit lebih baik yakni menang 2 kali, seri 1 kali, dan kalah 1 kali. Denmark sekali melawan Tunisia di persahabatan dengan hasil menang. Jika lolos, lawan di fase gugur cukup berat yakni Argentina, Meksiko, Polandia, atau Arab Saudi. (THE ANALYST)