Taylof Fritz bermain dalam Turnamen Final ATP sebagai pengganti petenis nomor satu dunia, Carlos Alcaraz, yang batal tampil karena cedera. Dalam debutnya di ajang itu, Fritz justru lolos ke semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TURIN, KAMIS - Tampilnya Taylor Fritz dalam turnamen tenis Final ATP bisa dibilang sebagai keberuntungan. Dia mendapat kesempatan pertamanya bersaing pada ajang yang diikuti “petenis terbaik dari yang terbaik” itu karena absennya Carlos Alcaraz. Kini, Fritz akan tampil pada semifinal.
Fritz mendapatkan tempatnya pada babak empat besar setelah mengalahkan Felix Auger-Aliassime 7-6 (4), 6-7 (5), 6-2 di Pala Alpitour, Turin, Italia, Kamis (17/11/2022) malam atau Jumat dinihari waktu Indonesia. Ini menjadi kemenangan kedua dari persaingan antara empat petenis pada Grup Hijau setelah dia mengalahkan Rafael Nadal, Minggu.
Dengan hasil tersebut, petenis Amerika Serikat itu menempati peringkat kedua di bawah Casper Ruud (Norwegia) yang menjadi juara grup. Kekalahan Ruud atas Nadal, 5-7, 5-7, pada hari yang sama, tak berpengaruh pada statusnya sebagai juara grup karena dia menang atas Fritz yang sama-sama dua kali menang.
Pada semifinal, Sabtu, Fritz akan berhadapan dengan Novak Djokovic yang menjuarai Grup Merah, sementara Ruud akan melawan Stefanos Tsitsipas atau Andrey Rublev. Dalam pertandingan Jumat, mereka akan memperebutkan satu tiket semifinal tersisa.
Final ATP adalah turnamen di pengujung musim yang diikuti delapan petenis terbaik (tunggal dan ganda). Penghitungan poin untuk menentukan delapan terbaik diambil dari partisipasi mereka dalam turnamen ATP World Tour, yang terdiri atas level 250, 500, dan Masters 1000.
Sebagai petenis peringkat teratas, Alcaraz sebenarnya berhak tampil di Turin. Akan tetapi, dia mengundurkan diri sebelum turnamen dimulai pada 13 November karena cedera otot perut. Posisi petenis Spanyo berusia 19 tahun tersebut digantikan Fritz, petenis terbaik berikutnya setelah petenis delapan besar dunia.
Kejutan langsung dibuat Fritz saat tampil pada hari pembuka. Dia mengalahkan Nadal, 7-6 (3), 6-1, yang mengincar gelar pertama dari Final ATP. Kekalahan dari Ruud pada penampilan kedua di grup akhirnya membuat Fritz dan Auger-Aliassime harus menjalani persaingan yang mempertaruhkan satu tiket semifinal. Seperti Fritz, Auger-Aliassime juga tiba di lapangan, pada Kamis, setelah satu kali menang atas Nadal dan kalah dari Ruud.
Sama-sama memiliki servis keras, sebagai senjata untuk bermain di lapangan keras, Fritz dan Auger-Aliassime mempertahankan servis mereka sejak awal hingga menjelang akhir set ketiga. Baru pada momen ini, Fritz bisa mematahkan servis Auger-Aliassime, sebanyak dua kali dari tiga gim terakhir.
Jadi, saya berusaha sabar, tidak frustasi, dan berusaha mengkonversi break point itu menjelang akhir set ketiga.
“Saya memang harus berusaha konsisten dalam servis karena kesulitan untuk mematahkan servis Felix, meski beberapa kali mendapat peluang itu. Jadi, saya berusaha sabar, tidak frustasi, dan berusaha mengkonversi break point itu menjelang akhir set ketiga,” tutur Fritz.
Fritz juga mengungkapkan perasaannya bisa lolos dari persaingan penyisihan grup. Dia menyebutnya seperti sebuah keajaiban. “Dari yang tadinya tidak punya kemungkinan lolos (ke Final ATP) dan sekarang saya akan tampil pada semifinal. Saya merasa bisa tampil baik selama di sini,” katanya.
Petenis berusia 25 tahun yang berkarier di arena profesional sejak 2015 ini mencapai performa terbaiknya pada tahun ini. Dia meraih gelar pertama dari ATP Masters 1000, yaitu dari Indian Wells, setelah mengalahkan Nadal di final. Fritz juga mendapat pencapaian terbaik di arena Grand Slam yaitu dengan menembus perempat final Wimbledon. Peringkat kedelapan dunia, yang ditempati pada 8 Oktober, juga, menjadi posisi terbaiknya.
Nadal Terima Hasil Buruk
Setelah dua kali kalah, Nadal setidaknya mendapat satu kemenangan meski menempati posisi terakhir klasemen Grup Hijau. Dia meninggalkan Turin dengan satu kemenangan, yaitu atas Ruud, 7-5, 7-5.
“Saya sudah berlatih dengan baik untuk turnamen ini. Namun, karena tidak terlalu banyak pertandingan yang dijalani sebelum ke sini, saya tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup, apalagi setelah melalui momen-momen sulit,” tutur Nadal.
Momen sulit Nadal diawali ketika mengalami robekan otot perut saat bermain di Wimbledon, Juli. Cedera itu mempengaruhi penampilan dalam turnamen-turnamen berikutnya, termasuk Grand Slam AS Terbuka dan Final ATP. Geraknya menjadi lambat dan dia kesulitan saat servis.
“Akhir musim memang memberi hasil yang tidak sesuai keinginan saya. Namun, setidaknya saya bisa mengakhirinya dengan kemenangan. Bagi saya, ini penting karena pertandingan tadi menjadi yang terakhir pada tahun ini,” lanjut petenis berusia 36 tahun itu. (AP/AFP)