Jordi Amat dan Sandy Walsh Resmi Jadi WNI, Siap Bela Indonesia di Piala AFF
Jordi Amat Maas dan Sandy Walsh resmi menjadi WNI untuk membela Indonesia di Piala AFF tahun ini. Padahal, naturalisasi yang terus langgeng dianggap sebagai bukti kegagalan pembinaan pemain sepak bola lokal.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dua pemain sepak bola naturalisasi berdarah Indonesia, Jordi Amat Maas dan Sandy Walsh, resmi mengucap sumpah sebagai Warga Negara Indonesia atau WNI di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jakarta pada Kamis (17/11/2022). Pemain asal Spanyol dan Belanda itu dipersiapkan untuk membela Indonesia dalam ajang Piala AFF 2022 pada 20 Desember mendatang.
Dua pemain yang berposisi sebagai bek itu mengucapkan sumpah tersebut dengan disaksikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Ibnu Chuldun dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan. Naturalisasi kedua pemain itu disahkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2022 dan Nomor 6 Tahun 2022 yang diterbitkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 10 November lalu.
Kedua pemain keturunan Indonesia itu datang dengan mengenakan setelan jas berwarna hitam, kemeja putih, dasi merah, dan peci hitam. Peci itu dipasang Iriawan ke kepala Sandy dan Jordi saat turun dari mobil setibanya di lokasi. Upacara pengucapan sumpah Sandy dan Jordi dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Kedua pesepak bola itu tampak bisa menyanyikan Indonesia Raya dengan baik dan lantang dari awal hingga akhir, meski belum fasih berbahasa Indonesia. Upacara yang berlangsung selama 30 menit itu ditutup dengan prosesi mencium bendera Merah Putih oleh Sandy dan Jordi.
"Semoga dalam Piala AFF nanti, kita akan mendengarkan saudara berdua mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk kemenangan sepak bola Indonesia. Kalau melihat postur tegap seperti ini, saya amat sangat yakin (juara). Jadilah pelindung yang mempertahankan gawangnya Merah Putih. Kami doakan semoga Anda sukses," kata Ibnu seusai prosesi itu.
Jordi dan Sandy mengaku tidak sabar untuk bermain membela skuad "Garuda". Mereka juga mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat yang turut membantu proses naturalisasi tersebut. Bagi mereka, menjadi WNI dan tergabung dalam tim nasional sepak bola Indonesia adalah sebuah kebanggaan.
"Terima kasih banyak. Ini adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan buat kami. Menyanyikan Indonesia Raya adalah hal terindah bagi saya. Maka, saya berjanji akan memberikan yang terbaik untuk negara ini," kata Sandy.
Bermain di Belgia
Jordi adalah bek sayap berusia 30 tahun yang kini bermain untuk klub Divisi Utama Malaysia, Johor Darul Ta'zim. Adapun Sandy, bek tengah yang berusia 27 tahun, bermain untuk klub Divisi Utama Belgia, KV Mechelen. Jordi lahir di Spanyol, namun memiliki darah Indonesia dari neneknya yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara Sandy lahir di Belgia, namun memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya yang lahir di Surabaya, Jawa Timur dan Purworejo, Jawa Tengah.
Saya tidak setuju (naturalisasi), tetapi semua sudah diputuskan negara. Jadi, tinggal kita lihat bagaimana hasilnya nanti apakah membawa perubahan bagi Indonesia atau tidak. Ini artinya pembinaan pemain bola kita tidak berjalan. (Akmal Marhali)
Iriawan menjelaskan, PSSI akan segera mengurus administrasi kependudukan kedua pemain naturalisasi itu ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta agar sah berstatus sebagai warga Jakarta. Langkah ini dilakukan agar Sandy dan Jordi bisa segera didaftarkan dalam skuad Indonesia di Piala AFF 2022. Batas akhir pendaftaran pemain untuk Piala AFF tersisa tiga hari lagi atau pada 20 November 2022.
"Setelah ini, kami ke Dukcapil. Nanti kami juga langsung bersurat untuk perpindahan pemain dari Federasi Sepak Bola Spanyol dan Belanda. Mereka sudah didaftarkan ke AFF sebagai pemain timnas, tetapi peralihan federasi ini penting," kata Iriawan.
Sementara pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/11), menilai, naturalisasi Jordy dan Sandy menjadi bukti pembinaan pemain sepak bola yang dilakukan PSSI tidak berjalan maksimal. Tanpa merendahkan kualitas pemain naturalisasi, dia menyebut masih banyak pemain Indonesia yang berkualitas untuk menjadi penggawa Garuda.
"Saya tidak setuju (naturalisasi), tetapi semua sudah diputuskan negara. Jadi, tinggal kita lihat bagaimana hasilnya nanti apakah membawa perubahan bagi Indonesia atau tidak. Ini artinya pembinaan pemain bola kita tidak berjalan. Padahal, yang penting adalah bagaimana PSSI menggenjot pembinaannya. Jangan mengandalkan naturalisasi terus. Mau sampai kapan?," tutur Akmal.
Dia mencontohkan, pemain naturalisasi tidak selalu moncer ketika membela Indonesia, seperti bek Victor Igbonefo dan penyerang Ezra Walian yang lebih banyak menghangatkan bangku cadangan di Piala AFF 2020 di Singapura.
Setelah Sandy dan Jordi, PSSI juga tengah mengurus proses naturalisasi pemain berdarah Belanda, Shayne ElianJay Pattynama, yang berusia 24 tahun. Shayne, yang berposisi bek kiri, kini bermain untuk untuk klub Liga Utama Norwegia, Viking FK. Proses naturalisasi Shayne sudah disetujui Pemerintah RI dalam rapat kerja Komisi III DPR RI bersama Wakil Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pemuda dan Olahraga, serta Ketua Umum PSSI pada Rabu (9/11) lalu.