PSSI Diminta Lebih Selektif dalam Program Naturalisasi
Demi meningkatkan prestasi timnas RI secara cepat, PSSI mengusulkan program naturalisasi sejumlah pemain di Eropa. Namun, pemerintah minta usulan itu dilakukan secara tepat dan benar-benar berdampak positif ke depannya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Delegasi PSSI, antara lain Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri (paling kiri), pelatih Shin Tae-yong (tengah), dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (paling kanan), berdiskusi sebelum Menpora Zainudin Amali memimpin rapat mengenai rencana PSSI melakukan naturalisasi pemain, Kamis (10/2/2022), di Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang Piala AFF 2022 dan babak ketiga kualifikasi Piala Asia 2023, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong lewat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengusulkan naturalisasi sejumlah pemain kepada pemerintah. Menanggapi usulan itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali meminta PSSI agar selektif memilih pemain agar tidak mengulangi kegagalan program naturalisasi di masa lalu.
”Saat ini, saya hati-hati sekali dengan naturalisasi. Kalau tidak terpaksa sekali, saya tidak menyetujuinya. Sebab, ini hanya untuk jangka pendek. Yang utama adalah membangun fondasi pembinaan sepak bola nasional, seperti tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional,” ujar Zainudin dalam konferensi pers seusai rapat koordinasi dengan PSSI terkait rencana naturalisasi pemain, Kamis (10/2/2022), di Jakarta.
Dalam rapat itu, Shin mengungkapkan, ada tiga pemain yang diusulkan untuk dinaturalisasi. Mereka adalah Sandy Walsh (26), bek sayap Mechelen (klub divisi utama Belgia); Jordi Amat (29), bek tengah Eupen (klub Belgia); dan Tijjani Reijnders (23), gelandang AZ Alkmaar (klub Belanda).
Menurut Hasani Abdulgani, anggota Komite Eksekutif PSSI, Walsh dan Amat, mempunyai darah Indonesia dari ibu mereka. Maka, mereka bisa membela Indonesia sesuai Statuta FIFA.
Adapun Reijnders dikabarkan memiliki ibu berdarah Maluku. Kalau memang itu terbukti, dia pun bisa bermain untuk Indonesia dan memenuhi syarat pindah federasi.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kiri), Menpora Zainudin Amali (tengah), dan Pelatih Indonesia Shin Tae-yong berpose seusai konferensi pers mengenai rencana PSSI melakukan naturalisasi pemain, Kamis (10/2/2022), di Jakarta.
Shin menjelaskan, ia telah memantau pemain keturunan Indonesia yang bermain di liga-liga utama Eropa, setahun terakhir. Dari pencarian itu, ada empat nama yang diinginkannya, yakni Walsh, Amat, Kevin Diks (25), dan Mees Hilgers (20). Namun, hanya Walsh dan Amat yang sejauh ini bersedia membela Indonesia.
”Kami butuh pemain naturalisasi untuk membantu meningkatkan kemampuan timnas. Tadinya, kami butuh pemain naturalisasi di semua posisi, terutama penyerang. Akan tetapi, yang menonjol dan mau dinaturalisasi baru dua orang, yakni Walsh dan Amat,” ujar Shin, pelatih asal Korea Selatan.
Namun, Zainudin meminta PSSI tidak lagi sembarangan melakukan naturalisasi pemain. Dari pengalaman, banyak pemain naturalisasi yang tidak berdampak signifikan untuk tim ”Garuda”. Sebagai contoh, bek Victor Igbonefo dan penyerang Ezra Walian lebih banyak menghangatkan bangku cadangan Garuda di Piala AFF Singapura, akhir tahun lalu.
Berkualitas
Maka itu, Zainudin ingin para pemain yang diusulkan untuk dinaturalisasi adalah pemain yang berkualitas. ”Saya tidak mau lagi naturalisasi dilakukan dengan cara yang lama. Bahkan, saya tidak mau lagi naturalisasi berdasarkan permintaan klub. Sekarang, naturalisasi harus dari federasi (PSSI) dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya hanya membantu proses usulan naturalisasi pemain. Adapun yang berkewajiban menyiapkan administrasinya adalah PSSI.
Terkait masukan Zainudin itu, Shin menegaskan, dirinya juga selektif terkait naturalisasi. Maka itu, sejauh ini dia hanya mengusulkan tiga pemain dari puluhan kandidat. ”Dari pengamatan saya, semua pemain itu (khususnya Walsh dan Amat) memenuhi tiga syarat utama, yakni punya darah Indonesia yang jelas, teknik hebat, dan bisa bertanggung jawab sebagai pemain timnas,” ujarnya.
Saya tidak mau lagi naturalisasi dilakukan dengan cara yang lama. Bahkan, saya tidak mau lagi naturalisasi berdasarkan permintaan klub. Sekarang, naturalisasi harus dari federasi (PSSI) dan bisa dipertanggungjawabkan.
Jika bisa membela Indonesia, Walsh dan Amat diyakini Shin bisa bermanfaat untuk jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek, keduanya bisa membantu timnas menjuarai Piala AFF 2022 dan mengarungi kualifikasi Piala Asia 2023.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Suasana rapat antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan PSSI mengenai rencana naturalisasi pemain untuk tim nasional sepak bola, Kamis (10/2/2022), di Jakarta. Rapat yang dipimpin Menpora Zainudin Amali itu turut dihadiri sejumlah petinggi PSSI, seperti Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri, dan pelatih Shin Tae-yong.
Untuk jangka panjang, kehadiran mereka bisa memotivasi pemain-pemain muda menjadi lebih baik. ”Beberapa pemain muda akan tampil di Piala Dunia U-20 Indonesia pada tahun depan. Kami ditugaskan untuk sukses di ajang itu,” katanya.
Adapun Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berkata, dalam program naturalisasi saat ini, pihaknya menyesuaikan usulan atau kebutuhan Shin untuk tim Garuda. ”Kini, kami membantu berkoordinasi dengan Kemenpora agar program itu bisa dipercepat,” ujarnya.