Kemenpora dan PPKGBK akan meminta restu kepada FIFA untuk penggunaan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai markas Timnas Indonesia pada Piala AFF 2022.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Keputusan penggunaan Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk ajang Piala AFF 2022 masih bergantung pada keputusan FIFA. Hal tersebut karena status SUGBK sebagai salah satu stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia U-20 2023. Kementerian Pemuda dan Olahraga atau Kemenpora sepakat untuk memfasilitasi pihak Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno atau PPKGBK untuk meminta restu kepada FIFA.
“Saya pribadi sebenarnya tetap menolak (Piala AFF 2022 di SUGBK), tetapi kami akan memfasilitasi PPKGBK untuk berkomunikasi dengan FIFA,” kata Menpora Zainudin Amali di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Zainudin yang berstatus sebagai ketua panitia lokal Piala Dunia U-20 berkomitmen memastikan semua stadion, termasuk SUGBK dalam kondisi baik hingga waktu penyelenggaraan pada Mei 2023. Dia mengkhawatirkan penggunaan SUGBK untuk turnamen lain sebelum Piala Dunia U-20, berpotensi menimbulkan kerusakan fasilitas stadion, termasuk rumput lapangan utama.
Adapun Direktur Utama PPKGBK Rakhmadi Afif Kusumo mengizinkan Timnas Garuda menjadikan SUGBK sebagai markas di Piala AFF 2022. Akan tetapi, pihaknya tetap memerhatikan arahan FIFA perihal penggunaan stadion yang digunakan untuk Piala Dunia U-20. Pihaknya sedang merencanakan komunikasi kepada perwakilan FIFA dalam waktu dekat.
Rakhmadi mengatakan, seharusnya inspeksi bulanan yang dilakukan FIFA direncanakan pada akhir November. Akan tetapi, agenda tersebut akan dipercepat guna membahas izin penggunaan SUGBK untuk Piala AFF 2022. "Kami akan mempercepat komunikasi dengan FIFA, sembari terus mempersiapkan SUGBK sehingga layak untuk penyelenggaraan Piala AFF 2022 dan Piala Dunia U-20 2023," kata Rakhmadi.
Renovasi SUGBK saat ini sudah hampir rampung 100 persen. Kepala Divisi dan Pembangunan PPKGBK David Prastyan mengatakan, perbaikan telah dilakukan pada rumput dan drainase. Perbaikan tersebut bisa menjamin SUGBK untuk kembali digunakan pada pertandingan reguler. “Seharusnya ini sudah layak, namun untuk selanjutnya (izin penggunaan AFF 2022) kami tetap menunggu respons dari FIFA,” ujar David.
Pada ajang Piala AFF 2022, setiap tim akan bergantian menjalani laga tandang dan kandang pada babak penyisihan grup. Indonesia tergabung di Grup A bersama Thailand, Kamboja, Filipina, dan Brunei Darussalam. Jika terpilih, SUGBK akan digunakan untuk menggelar empat pertandingan, dengan asumsi Indonesia berhasil melaju hingga partai final. Masing-masing dua pertandingan pada babak penyisihan serta dua kali untuk laga semifinal dan final.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan, tidak mau mengambil risiko untuk penggunaan SUGBK di Piala AFF. PSSI akan mengikuti arahan Kemenpora untuk menggunakan stadion lain. Saat ini PSSI tengah mempertimbangkan dua opsi stadion yang diberikan Kemenpora, yakni Stadion Patriot dan Stadion Pakansari.
Saya pribadi sebenarnya tetap menolak (Piala AFF 2022 di SUGBK), tetapi kami akan memfasilitasi PPKGBK untuk berkomunikasi dengan FIFA.
Terpaut lama
Dihubungi terpisah, pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo mengatakan, SUGBK seharusnya bisa saja digunakan untuk ajang antar-negara Asia Tenggara tersebut. Apalagi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 dan Piala AFF 2022 masih terpaut beberapa bulan lagi.
Anton menambahkan, penggunaan SUGBK untuk Piala AFF 2022 juga menjadi masuk akal, mengingat stadion tersebut merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia serta telah memenuhi standar keamanan tinggi. Pecinta sepakbola Tanah Air yang masih menganggap Piala AFF sebagai ajang yang bergengsi, berpotensi akan menghadirkan animo penonton yang cukup tinggi.
“Dengan kapasitas besar, berbagai keuntungan bisa didapatkan Indonesia. Akan tetapi, kembali lagi, semuanya harus patuh pada aturan FIFA. Jika tidak ada rekomendasi sebaiknya jangan dipaksakan,” ujar Anton.