Timnas Indonesia Diupayakan Tetap Bermarkas di GBK untuk AFF 2022
Meski sempat dilarang digunakan oleh Kemenpora, pengelola Kompleks GBK mengupayakan agar Timnas Indonesia tetap bermarkas di SUGBK saat Piala AFF 2022.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Timnas Indonesia diupayakan untuk tetap bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno atau SUGBK saat Piala AFF 2022 berlangsung. Dengan renovasi yang hampir rampung, pengelola stadion memperbolehkan Timnas "Garuda" menjadikan SUGBK sebagai markas untuk turnamen yang akan berlangsung pada 20 Desember-16 Januari 2023.
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks GBK Rakhmadi Afif Kusumo pada Selasa (8/11/2022), mengatakan, dalam waktu dekat akan bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali untuk membahas kesiapan SUGBK menjadi markas timnas untuk Piala AFF 2022. Dalam pertemuan tersebut, pihaknya berupaya memastikan lapangan akan tetap aman saat digunakan di Piala Dunia U-20.
Pada ajang Piala AFF 2022, setiap tim akan bergantian menjalani laga tandang dan kandang pada babak penyisihan grup. Indonesia tergabung di Grup A bersama Thailand, Kamboja, Filipina, dan Brunei Darussalam. Skuad Garuda akan dua kali bermain sebagai tuan rumah, melawan Kamboja pada 23 Desember, dan menjamu Thailand pada 29 Desember 2022.
Sebelumnya, Menpora Zainudin Amali memutuskan untuk melarang penggunaan enam stadion yang akan digunakan sebagai arena Piala Dunia U-20 Indonesia yang akan dilaksanakan pada Mei 2023. Zainudin menyatakan, enam bulan sebelum penyelenggaraan, seluruh stadion termasuk SUGBK akan steril dari berbagai aktivitas olahraga dan non-olahraga, karena akan direnovasi pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Rakhmadi mengungkapkan kesiapan GBK karena pihaknya telah melakukan renovasi mandiri sejak Juni 2022, sebelum pengarahan dari Menpora. Dengan demikian, renovasi yang dilakukan sejak jauh-jauh hari tersebut memastikan rumput lapangan utama bisa digunakan lagi untuk pertandingan resmi.
“Perbaikan rumput saat ini telah mencapai kemajuan 98 persen. Sekarang tinggal perbaikan kecil bagian lain stadion,” kata Rakhmadi.
Menurut dia, perhelatan Piala AFF di SUGBK tidak menyalahi regulasi FIFA, yang mensyaratkan rumput stadion yang digunakan harus steril dari penggunaan, setidaknya 14 hari sebelum Piala Dunia U-20 2023. Dengan berbagai renovasi yang telah dilakukan, dia optimistis SUGBK bisa menyelenggarakan Piala AFF 2022 dan Piala Dunia U-20 2023.
Perbaikan rumput saat ini telah mencapai kemajuan 98 persen. Sekarang tinggal perbaikan kecil bagian lain stadion.
Selain bertemu Menpora, Rakhmadi mengaku telah berkomunikasi dengan PSSI untuk membahas kemungkinan penggunaan SUGBK untuk AFF 2022. Dia menambahkan, dalam waktu dekat, pihak PSSI akan mengunjungi SUGBK untuk membahas kemungkinan penggunaan tersebut.
Sementara itu, Kepala Divisi dan Pembangunan PPKGBK David Prastyan mengatakan, FIFA melalui inspeksi terakhirnya September 2022, memuji renovasi yang telah dilakukan. Hanya ada catatan perihal perbaikan minor, seperti fasilitas kesehatan untuk Piala Dunia U-20.
Menurut dia, setelah renovasi mencapai angka 100 persen pada akhir November ini, seharusnya sudah tidak ada lagi perbaikan lanjutan. “Akan tetapi kami masih menunggu arahan dari pemerintah untuk tahap selanjutnya,” kata David.
Dihubungi terpisah, pengamat sepak bola Rayana Jakasurya mengungkapkan pentingnya timnas Indonesia bermain di GBK saat berlangsungnya Piala AFF 2022. Menurut dia, dengan skema permainan skuad garuda di bawah asuhan Shin Tae-yong yang mengandalkan permainan bola pendek, harus didukung dengan rumput lapangan yang bagus pula.
Stadion Utama GBK yang saat ini menjadi salah satu stadion dengan rumput terbaik, dianggap tepat untuk mengakomodasi skema permainan timnas tersebut, jika dibandingkan stadion lain yang sempat diusulkan Menpora, seperti Stadion Pakansari dan Stadion Patriot. Selain itu, fasilitas yang dimiliki SUGBK telah memenuhi standar keamanan dan kenyamanan untuk menggelar pertandingan.
Rayana melanjutkan, dengan kapasitas besar yang dimiliki SUGBK, panitia bisa leluasa mengatur jumlah penonton stadion agar standar keamanan tetap bisa terjamin. “Hal paling penting juga, perihal keamanan dan kenyamanan. Secara kapasitas dan fasilitas, SUGBK sangat memenuhi syarat. Tentu kita tidak ingin tragedi di Stadion Kanjuruhan terulang lagi,” ujar Rayana.