Trimedya Terpilih Kembali Jadi Ketum PGSI, Gulat Targetkan Emas di SEA Games Kamboja
Trimedya Panjaitan terpilih kembali menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia. Ia mencanangkan target medali emas pada SEA Games Kamboja 2023.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Trimedya Panjaitan terpilih kembali menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia. Pembinaan atlet akan ditingkatkan untuk meraih target medali emas pada SEA Games 2023 Kamboja. Gulat pun menargetkan masuk cabang olahraga prioritas nasional dalam Desain Besar Olahraga Nasional atau DBON.
“Gulat masihmemiliki kesempatan masuk 14 besar cabang olahraga prioritas dalam DBON. Syaratnya adalah berprestasi. Saya siap bekerja keras memimpin Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga gulat,” kata Trimedya dalam Musyawarah Nasional PGSI, di Medan, Selasa (25/10/2022).
Trimedya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat PGSI periode 2022-2026 setelah dipilih secara aklamasi oleh 25 dari 26 Pengurus Provinsi PGSI di Indonesia. Trimedya pun melanjutkan kepemimpinannya di induk cabor gulat itu dari periode sebelumnya 2018-2022.
Trimedya mengatakan, pembinaan atlet mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional menjadi salah satu pekerjaan rumah terbesar PGSI saat ini. Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar untuk cabor gulat, misalnya, sudah beberapa tahun terakhir ini tidak berjalan. Untuk menghidupkan kembali pembinaan atlet gulat dari usia dini, latihan gulat untuk usia dini akan dihidupkan kembali.
“Ini sangat bermanfaat untuk membina dan menjaring atlet-atlet gulat berbakat dari daerah. Pembenahan pembinaan atlet ini harus diperbaiki mulai dari daerah sampai ke tingkat nasional,” kata Trimedya yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI.
Trimedya mengatakan, Indonesia punya bibit-bibit unggul atlet gulat dari berbagai daerah. Pada SEA Games Vietnam 2021, atlet cabor gulat Indonesia berhasil membawa pulang tiga medali perak dari target satu medali perak.
Perolehan perak diraih Muhammad Aliansyah di nomor 67 kilogram Greco Roman, Andika Sulaeman di nomor 77 kg Greco Roman, dan Kharisma Tantri Herliana di nomor 62 kg gaya bebas putri. “Pada SEA Games 2021, Indonesia hampir tidak memberangkatkan atlet gulat. Namun, saya waktu itu meminta Menteri Pemuda dan Olahraga untuk tetap mengirimkan atlet gulat dan berjanji akan membawa medali,” katanya.
Trimedya mengatakan, cabor gulat hampir tidak diberangkatkan karena tidak ada ukuran prestasi dari SEA Games Filipina 2019. Ketika itu, Indonesia tidak mengirimkan atlet karena tidak berpotensi mendapatkan medali. Trimedya pun optimistis prestasi cabor gulat bisa meningkat dengan target medali emas pada SEA Games Kamboja 2023.
Organisasi PGSI sejauh ini cukup solid dan tidak pernah ada dualisme kepengurusan seperti yang dihadapi induk organisasi cabor lainnya.
Asisten Deputi Pembibitan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Bayu Rahadian mengatakan, program prioritas pemerintah saat ini adalah memperbaiki tata kelola organisasi induk cabang olahraga serta pembinaan usia dini yang berjenjang.
“Organisasi PGSI sejauh ini cukup solid dan tidak pernah ada dualisme kepengurusan seperti yang dihadapi induk organisasi cabor lainnya,” kata Bayu.
Wakil Ketua Bidang Organisasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Eman Sanusi mengatakan, Pekan Olahraga Nasional Sumut-Aceh 2024 juga harus menjadi momentum membangkitkan prestasi dan menjaring atlet gulat dari berbagai daerah di Indonesia. “Atlet PON pun harus diambil dari pembinaan di kabupaten/kota untuk memastikan pembinaan dilakukan secara berjenjang,” katanya.
Eman mengatakan, gulat Indonesia pernah mencapai puncak prestasi yang menyapu medali emas pada SEA Games Jakarta 2011. Namun, setelah itu, prestasi gulat terus menurun. Atlet-atlet negara tetangga lain, seperti Vietnam dan Kamboja, pun selalu menjadi juara gulat di SEA Games.