Audisi Umum PB Djarum menjadi salah satu jalan mencari pebulu tangkis putri yang potensial. Lewat ajang ini juga diharapkan lebih banyak lagi anak-anak dan remaja putri yang berminat menekuni bulu tangkis.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
KUDUS, KOMPAS – Prestasi pebulu tangkis putri Indonesia, utamanya di nomor tunggal, meredup setidaknya dalam satu dekade terakhir. Rendahnya minat anak-anak putri belia untuk serius menekuni bulu tangkis ditengarai menjadi sebab. Audisi Umum Perkumpulan Bulu Tangkis atau PB Djarum di GOR Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah, 19-23 Oktober menjadi salah satu ikhtiar meningkatkan minat anak-anak putri untuk fokus sebagai pebulu tangkis.
Prestasi fenomenal terakhir yang mampu ditorehkan sektor tunggal putri Indonesia terakhir kali adalah saat Maria Kristin Yulianti merebut medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008. Hingga saat ini, belum ada tunggal putri Indonesia lain yang mampu menyamai pencapaian pebulu tangkis binaan PB Djarum tersebut.
Di sektor tunggal putri, Indonesia saat ini hanya memiliki Gregoria Mariska Tunjung yang menempati peringkat 21 dunia. Kesenjangan antara Gregoria dan pebulu tangkis tunggal putri lainnya di pemusatan latihan nasional tergolong besar. Menginjak level senior, Gregoria tampak sulit mengulangi prestasi besar saat menjuarai Kejuaraan Dunia Yunior pada 2017 di Yogyakarta.
Mantan pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Yuni Kartika, mengakui prestasi tunggal putri Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. “Mengembalikan kejayaan prestasi atlet putri Indonesia merupakan tantangan yang cukup besar karena kami tidak ingin prestasi atlet putri terus tertinggal,” kata Yuni yang dipercaya sebagai Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum.
Audisi Umum PB Djarum menjadi salah satu ikhtiar untuk mencari pebulu tangkis putri potensial. Dari ajang ini PB Djarum menyediakan kuota sebanyak empat pebulu tangkis putri kategori U-11 dan U-13 untuk menjalani karantina. Jumlah itu belum termasuk kuota dari para legenda bulu tangkis PB Djarum. Pebulu tangkis yang punya potensi tapi gugur di turnamen bisa bergabung dengan PB Djarum melalui kuota dari legenda tersebut.
Harapan menemukan bibit berkualitas di sektor putri mulai terlihat dengan aksi-aksi yang ditunjukkan oleh para pebulu tangkis yang berlaga di babak turnamen. Dalam fase gugur ini, kualitas pemain muda semakin terlihat karena mereka dituntut untuk menang demi lolos ke babak karantina dan menjaga peluang menjadi atlet binaan PB Djarum.
Turnamen ini, kan, tekanannya lebih tinggi dibanding dengan tahap skrining kemarin. Jadi, gaya bermain, teknik, dan karakter mereka, semakin terlihat jelas sehingga Tim Pencari Bakat bisa menelaah kualitas para atlet lebih dalam lagi.
“Turnamen ini, kan, tekanannya lebih tinggi dibanding dengan tahap skrining kemarin. Jadi, gaya bermain, teknik, dan karakter mereka, semakin terlihat jelas sehingga Tim Pencari Bakat bisa menelaah kualitas para atlet lebih dalam lagi,” kata Yuni.
Lebih sedikit
Minimnya minat anak-anak putri untuk serius menekuni bulu tangkis ditengarai menjadi salah satu penyebab tertinggalnya prestasi tunggal putri Indonesia. Hal itu terlihat dari jumlah pebulu tangkis putri yang mengikuti audisi umum. Dari 2.386 pendaftar, 624 di antaranya adalah pebulu tangkis putri, atau sekitar 25 persen.
“Dibilang senang, tentunya tidak. Kami inginnya putrinya lebih banyak lagi. Tetapi, kami berharap dari 25 persen itu juga bisa bertemu bibit-bibit berbakat yang bisa mengharumkan nama bangsa,” ujar Yuni.
Situasi serupa juga terjadi di sejumlah perkumpulan bulu tangkis yang ada di daerah. Kurangnya minat anak-anak putri serius menekuni bulu tangkis terjadi di hampir semua daerah. Elmalia Nita (21), pelatih putri PB MNC dari Madiun, Jawa Timur, mengakui sangat sulit mempertahankan seorang pebulu tangkis putri agar konsisten berlatih bulu tangkis.
PB MNC saat ini memiliki 10 pebulu tangkis putri. Dari 10 orang itu, yang benar-benar serius dan rajin datang berlatih hanya empat anak. Dari pengamatan Nita, remaja atau anak-anak putri cenderung lebih berminat pada dunia fashion.
Selain itu, fisik pebulu tangkis putri tidak sekuat putra. Maka dari itu, ketika menjalani latihan yang berat, mereka lekas menyerah dan berhenti berlatih. Nita juga melihat orangtua cenderung berat melepas putrinya untuk berlatih bulu tangkis secara rutin di klub.
“Kecenderungannya begitu. Dulu yang masuk PB MNC ada sekitar 50-an pebulu tangkis putri. Tapi di tengah jalan mereka berhenti karena merasa latihan bulu tangkis berat,” katanya.
Menurut Nita, audisi umum bulu tangkis seperti yang dilakukan oleh PB Djarum bisa menjadi salah satu cara meningkatkan minat pebulu tangkis putri. Dengan adanya ajang pencarian bakat ini, pebulu tangkis menjadi lebih bersemangat untuk berkompetisi dibandingkan hanya berlatih tanpa mengikuti turnamen atau seleksi.