Indonesia hanya berpeluang meraih satu gelar juara dari turnamen bulu tangkis Indonesia Masters BWF Tour Super 100. Satu-satunya peluang itu ada pada ganda putra Pramudya Kusumawardana/Rahmat Hidayat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pramudya Kusumawardana/Rahmat Hidayat menjadi satu-satunya harapan publlik tuan rumah menyaksikan pebulu tangkis Indonesia menjadi juara dalam turnamen KB Financial Group Indonesia Masters BWF Tour Super 100. ”Ganda sementara” itu berpeluang meraih dua gelar juara dari dua turnamen yang diikuti di Malang, Jawa Timur.
Mereka menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memenangi semifinal di Platinum Arena, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022). Pramudya/Rahmat mengalahkan Hiroki Okamura/Masayuki Onodera (Jepang) 21-18, 21-14 untuk berebut gelar juara dengan pasangan China, He Jiting/Zhao Haodong.
Jika menang pada laga final, Minggu, Pramudya/Rahmat meraih gelar kedua setelah menjuarai Indonesia International Challenge di tempat yang sama, pekan lalu. Pengalaman tersebut membuat mereka makin solid pada pekan ini.
Pelatih ganda putra pelatnas memasangkan keduanya karena pasangan Pramudya, yaitu Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, belum bisa bertanding. Yeremia masih memulihkan diri dari cedera lutut kiri yang dialami ketika tampil dalam Indonesia Terbuka, Juni.
Partner Rahmat, yaitu Muhammad Rayhan Nur Fadillah, memperkuat Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Yunior di Santander, Spanyol, 17-30 Oktober. Rahmat tak bisa berpasangan dengan Rayhan karena berusia 19 tahun lima bulan, sedangkan ajang yunior hanya bisa diikuti pemain berusia di bawah 19 tahun.
”Komunikasi kami berjalan dengan baik, kami semakin solid dalam rotasi bertahan ke menyerang. Sejauh ini secara keseluruhan semua berjalan baik,” kata Rahmat. Dengan faktor itu, mereka bisa menguasai jalannya pertandingan. Apalagi, mereka pun mengalahkan lawan yang sama di Indonesia International Challenge.
Adapun Pramudya mengatakan, dia dan Rahmat bisa bermain dengan tenang saat menyerang. ”Ketika bisa mengontrol serangan, lawan pun kesulitan untuk mengembangkan permainan,” kata juara Asia bersama Yeremia itu.
Selain Pramudya/Rahmat, empat semifinalis lain dari Indonesia tersingkir. Mereka adalah Komang Ayu Cahya Dewi (tunggal putri), Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum (ganda putri), serta dua ganda campuran, Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja.
Komang harus mengakui keunggulan pemain Jepang, Riko Gunji, 14-21, 14-21, yang di final akan berhadapan dengan Gao Fangjie (China). Pemain Indonesia berusia 20 tahun itu mengakui bahwa dia kewalahan menghadapi permainan cepat lawan yang merupakan juara dunia yunior 2019.
”Lawan bermain sangat baik hari ini. Saya sedikit kewalahan meladeni permainannya, meski secara keseluruhan saya puas bisa masuk semifinal Super 100. Dari penampilan di sini, saya berharap bisa bermain ngotot sejak awal pertandingan saat tampil di turnamen lain,” ujar Komang.
Ketika bisa mengontrol serangan, lawan pun kesulitan untuk mengembangkan permainan.
Dalam laga semifinal selama 36 menit, Komang tampil dengan cedera pada engkel kanan. Meski demikian, dia menegaskan bahwa hal tersebut tidak menjadi penyebab kekalahannya.
Sementara itu, kejutan yang dibuat ganda campuran muda, Jafar/Aisyah, berakhir di tangan pasangan China, Cheng Xing/Chen Fanghui, dengan skor 21-23, 21-13, 14-21. Penampilan baik mereka pada gim pertama dan kedua menurun pada gim ketiga karena kehilangan fokus.
”Memang disayangkan, kami hilang fokus. Kami harus bermain lebih percaya diri lagi dan bermain menekan sepanjang permainan,” kata Jafar.
Jafar/Aisyah membuat kejutan pertama ketika mengalahkan unggulan kedelapan, Tan Ming Kang/Serena Kani (Malaysia/Indonesia), pada babak kedua. Setelah itu, pemain pelatnas pratama itu menyingkirkan unggulan teratas, Yujiro Nishikawa/Saori Ozaki (Jepang), pada perempat final.
Dejan/Gloria gagal menyamai pencapaian pada turnamen Indonesia International Challenge di tempat yang sama, pekan lalu, ketika menjadi juara. Langkah Dejan/Gloria juga dihentikan pasangan China, Jiang Zhenbang/Wei Yaxin, 17-21, 21-15, 21-23. Adapun Jesita/Febi kalah dari Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto (Jepang) 11-21, 13-21.