Granit Xhaka, Idola Baru Publik Emirates
Granit Xhaka telah mengubah perasaan para pendukung Arsenal, dari benci jadi cinta. Semua itu berkat evolusi permainan sang gelandang pada musim ini.
Gelandang Granit Xhaka sudah enam tahun bermain untuk Arsenal, tetapi tidak pernah dicintai sangat dalam oleh publik Stadion Emirates. Tidak seperti musim ini. Dia mendapat apresiasi selayaknya berkat evolusi peran di lini tengah. Evolusi tersebut adalah salah satu alasan kebangkitan Arsenal musim ini.
Xhaka diapresiasi oleh seisi Stadion Emirates setelah Arsenal menang atas PSV Eindhoven, 1-0, dalam laga babak grup Liga Europa, Jumat (21/10/2022) dini hari. Puluhan ribu penonton berdiri sambil bertepuk tangan ke arahnya. Dia menjadi pahlawan kemenangan lewat gol tendangan voli di paruh kedua.
Baca juga : Hadapi PSV, Arteta Jaga Harmoni Skuad Arsenal
Gol langka Xhaka, menggunakan kaki kanan, sukses memecah ketatnya benteng pertahanan PSV. Gol semata wayang itu diraih setelah tim asuhan manajer Mikel Arteta itu mencatatkan 25 tembakan. Arsenal pun mencatat kemenangan ke-13 dari 14 laga Arsenal musim ini.
Saya sangat senang bisa mencetak gol. Saya tidak tahu kapan mencetak gol dengan kaki kanan. Mungkin ini yang pertama kali. Di luar itu, kami memang layak menang hari ini dengan begitu banyak peluang.
”Saya sangat senang bisa mencetak gol. Saya tidak tahu kapan mencetak gol dengan kaki kanan. Mungkin ini yang pertama kali. Di luar itu, kami memang layak menang hari ini dengan begitu banyak peluang,” kata gelandang berkaki kidal tersebut.
Para pendukung sangat bangga kepadanya. Berbanding terbalik dengan sekitar tiga tahun lalu. Ketika itu, Xhaka yang merupakan kapten tim sempat dikritik karena penampilan di bawah standar. Puncaknya, dia melepas dan membuang jersei Arsenal saat ditarik ke bangku cadangan pada Oktober 2019.
Tidak hanya di laga tadi. Rasa cinta basis pendukung yang dijuluki ”Gooners” itu sudah bersemi sejak awal musim, seiring peningkatan performa Xhaka. Adapun pemain berusia 30 tahun itu sedang menjalani musim terbaiknya bersama Arsenal.
Baca juga : Pesta Pora Sisi Kiri Arsenal
Gol ke gawang PSV adalah yang ketiga untuk Xhaka musim ini. Dia sudah mencetak tiga gol dalam 14 laga di seluruh kompetisi. Menariknya, jumlah itu setara dengan pencapaiannya selama tiga musim terakhir, dalam 116 laga. Lonjakan itu sangat signifikan.
Peningkatan terjadi berkat evolusi peran pemain tim nasional Swiss itu. Dia berperan untuk lebih membantu serangan, dari tipe gelandang jangkar menjadi gelandang kotak ke kotak. Tanggung jawab bertahan ditinggalkan untuk rekannya di lini tengah, Thomas Partey.
Seperti kata Arteta, peningkatan tidak jatuh dari langit. Semua sudah direncanakan sebelum musim ini berlangsung. Xhaka mendapat tugas baru karena cocok dengan rencana sang manajer. ”Gol tadi sangat hebat. Dia bisa mencetak gol terus karena berada di posisi yang tepat setiap laga,” ucapnya.
Dalam formasi awal, 4-2-3-1, Xhaka berduet dengan Partey di lini tengah. Namun, formasi itu berubah menjadi 2-3-5 ketika Arsenal membangun serangan dari belakang. Xhaka akan bertugas sebagai lima pemain di belakang pada musim-musim sebelumnya.
Baca juga : Hikmah Tuah Saka
Berbeda dengan musim ini. Xhaka menjadi salah satu dari lima pemain yang berada di lini serang. Istimewanya, dia mendapat peran bebas untuk berada di segala sisi lapangan. Dia bisa mengisi posisi gelandang serang, penyerang sayap, ataupun penyerang tengah. Semua posisi itu condong ke sisi kiri.
Gol di laga tadi adalah salah satu contoh betapa majunya posisi Xhaka. Xhaka menerima umpan silang di kotak penalti dari bek sayap Takehiro Tomiyasu. Dalam skema itu, dia berada di kotak penalti bersama tiga penyerang Arsenal lain, antara lain Gabriel Jesus dan Bukayo Saka.
Statistik dari Whoscored juga bisa menggambarkan evolusi peran Xhaka. Pada awal Oktober, Xhaka ternyata menyentuh bola lebih banyak di kotak penalti dibandingkan penyerang andalan Tottenham Hotspur Son Heung-Min.
Sementara itu, keberadaan Xhaka di lini depan menjadi titik buta yang sering kali tidak disadari lawan. Sebab, dia sering menempatkan diri di antara penyerang tengah dan penyerang sayap. Situasi itu membuat bek lawan sering kali membiarkannya terbebas.
Baca juga : Arsenal bagai Air Mengalir
Evolusi Xhaka tidak hanya berbuah gol. Pemain berdarah Albania itu juga sukses menjadi salah satu kreator terbaik Arsenal musim ini. Dia telah mengoleksi 3 asis. Jumlah itu telah melampaui catatannya sepanjang musim lalu, 2 asis.
Martin Keown, mantan pemain Arsenal, menyebut Xhaka begitu vital untuk “Si Meriam” musim ini. Berkat peran baru itu, Arsenal mampu menghadapi gaya bertahan blok rendah atau parkir bis lawan-lawannya. Terbukti, mereka selalu mencetak gol dalam 14 laga beruntun sejak awal musim.
“Kami tahu dia sempat mengalami masa sulit di klub ini. Tetapi itu hanyalah masa lalu. Sekarang dia telah berubah menjadi lebih baik. Dia sangat penting untuk kesuksesan Asenal. Dengan peran barunya, dia akan jauh lebih menikmati itu,” kata Keown kepada BBC Sport.
Evolusi peran Xhaka sukses mengubahnya dari sosok pemain yang dikenal sangat kaku jadi amat fleksibel. Juga, dari sosok kambing hitam di setiap kekalahan menjadi pahlawan yang dinyanyikan dalam kemenangan. (AP/REUTERS)