Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay bertekad tampil lebih baik dibandingkan dengan turnamen Indonesia International Challenge. Namun, Ikhsan hanya bertahan hingga babak kedua Indonesia Masters.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MALANG, RABU — Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay tak juga bisa melangkah jauh dalam turnamen Indonesia Masters. Kekalahan pada babak kedua KB Financial Group Indonesia Masters membuatnya hanya meraih perempat final sebagai pencapaian terbaik dalam turnamen berlevel BWF Super 100.
Kekalahan pada babak kedua tahun ini dialami dari unggulan ketujuh asal Malaysia, Chem June Wei, 20-22, 19-21. Pertandingan tersebut berlangsung di Platinum Arena, Malang, Jawa Timur, Rabu (19/10/2022).
Dengan hasil ini, Ikhsan pun gagal mencapai target bisa melangkah sejauh mungkin untuk memperbaiki hasil buruknya pada turnamen pekan lalu di tempat yang sama. Tunggal putra Indonesia berperingkat ke-84 dunia itu tersingkir pada babak pertama Indonesia International Challenge, satu level lebih rendah daripada Indonesia Masters.
Kekalahan dari Cheam juga membuat tunggal putra nomor enam Indonesia itu hanya meraih perempat final turnamen BWF Super 100 sebagai hasil terbaik dalam kariernya. Hasil itu didapatnya pada Indonesia Masters 2018 di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, dan turnamen yang sama pada 2019 di Malang. Gelar juara pernah diraih pemain berusia 22 tahun itu, tetapi dari level lebih rendah, seperti Indonesia International Series di Yogyakarta, empat pekan lalu.
Rekan Ikhsan yang juga mengalami kekalahan pada babak kedua adalah Alvi Wijaya Chairullah. Ia dikalahkan pemain Malaysia, Leong Jun Hao, 19-21, 16-21. Sementara itu, pemain yunior, Muhammad Sultan Nurhabibu Mayang, disingkirkan pemain China, Wang Zhengxing, 13-21, 17-21, pada babak pertama.
Meski demikian, skuad tuan rumah masih bisa berhadap pada tunggal putra lainnya yang lolos ke babak ketiga. Mereka, antara lain, Bobby Setiabudi, Iqbal Diaz Syahputra yang lolos dari kualifikasi, serta Krishna Adi Nugraha dan Christian Adinata yang memenangi persaingan sesama pemain Indonesia. Krishna mengalahkan Panji Ahmad Maulana 21-13, 21-11, sedangkan Christian menang atas Yohanes Saut Marcellyno 21-19, 21-13.
Kami datang kembali ke turnamen ini dengan persiapan yang lebih matang.
Dari nomor tunggal putri, Komang Ayu Cahya Dewi membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan kedelapan, Zhang Wen Yu (Kanada), 21-9, 21-14, pada babak pertama. Kemenangan juga didapat Bilqis Prasista atas Myisha Mohamad Khairul (Malaysia) 21-15, 13-21, 21-14. Pada babak kedua, Bilqis akan menantang unggulan teratas asal Jepang, Saena Kawakami.
Menantang senior
Pada ganda campuran, dua ganda campuran muda pelatnas, Ghana Muhammad Al Ilham/Indah Cahya Sari Jamil dan Adnan Maulana/Nita Violina Marwah, mendapat tempat pada babak kedua. Ghana/Indah menang 21-11, 21-18 atas Liang Wei Jie/Tang Wen Xin (Malaysia), sedangkan Adnan/Nita mengalahkan pasangan India, Kona Tarun/Sri Krishna Priya Kudaravalli 21-11, 21-18.
Pada babak berikutnya, kemampuan Ghana/Indah akan diuji pasangan senior yang pernah berlatih di pelatnas, yaitu Hafiz Faizal/Melati Daeva Oktavianti. Pada turnamen sebelumnya di tempat yang sama, yaitu Indonesia International Challenge, mereka harus mengakui keunggulan pasangan senior lainnya, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Saat di pelatnas, Gloria berpasangan bersama Hafiz.
”Kami datang kembali ke turnamen ini dengan persiapan yang lebih matang. Kami ingin memberikan yang terbaik dengan tidak membuat banyak kesalahan, serta ingin fokus pada setiap pertandingannya,” komentar Indah.
Sementara itu, motivasi untuk tampil lebih baik dari Ghana diimbangi dengan latihan untuk mempertajam serangan. ”Berdasarkan evaluasi pada turnamen sebelumnya, saya harus bermain lebih agresif untuk menyerang,” katanya.