logo Kompas.id
OlahragaMudarat Gas Air Mata di Sepak ...
Iklan

Mudarat Gas Air Mata di Sepak Bola

Gas air mata menjadi sumber petaka di tragedi Kanjuruhan. FIFA telah melarang penggunaannya karena sejarah mencatat gas air mata memberikan dampak buruk pada penanganan suporter sepak bola.

Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
· 5 menit baca
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola pekan ke-11 BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Insiden itu menyebabkan sedikitnya 127 orang tewas.
ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola pekan ke-11 BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Insiden itu menyebabkan sedikitnya 127 orang tewas.

”Sejarah mengulang dirinya sendiri” adalah sebuah frasa yang cocok menggambarkan penyebab utama hadirnya ratusan korban jiwa pada tragedi Kanjuruhan seusai laga pekan ke-11 BRI Liga 1 2022-2023 antara Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Penggunaan gas air mata untuk membubarkan suporter Arema yang ricuh di akhir pertandingan mengakibatkan ratusan orang sesak napas sehingga menyebabkan mereka meninggal. Gas air mata itu tidak hanya diarahkan untuk membubarkan massa pendukung Arema yang menginvasi lapangan, tetapi juga ke arah tribune penonton, utamanya sisi utara dan selatan stadion.

Editor:
JOHANES WASKITA UTAMA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000