Dampak “Tragedi Kanjuruhan”, Kompetisi Dihentikan Sepekan dan Hukuman Berat Menanti Arema
Stadion Kanjuruhan di Malang menjadi saksi bisu tragedi terkelam di sepak bola Indonesia. Luapan kekecewaan Aremania mengakibatkan ratusan orang tewas. PSSI dan PT LIB menghentikan sementara BRI Liga 1 2022-2023.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tragedi paling kelam di era modern sepak bola Indonesia tercipta di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Kerusuhan yang mengakibatkan 127 orang tewas dan ratusan lainnya luka, pecah seusai Arema tumbang dari Persebaya Surabaya 2-3 di laga pekan ke-11 BRI Liga 1 2022-2023.
Akibat "Tragedi Kanjuruhan" itu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan PT Liga Indonesia Baru memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh aktivitas kompetisi Liga 1 musim ini.
Penghentian itu difokuskan untuk pekan ke-12 yang akan berlangsung Kamis (6/10) hingga Senin (10/10). Laga tunda pekan keenam antara Barito Putera melawan PSM Makassar yang dijadwalkan, Senin (3/10), juga kembali ditunda.
Adapun dua laga tersisa di pekan ke-11, yaitu duel derbi klasik, Persib Bandung versus Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat, serta laga PSIS Semarang kontra Bhayangkara di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, yang dijadwalkan berlangsung, Minggu (2/10) ini, berpotensi pula mengalami penundaan.
Kompetisi BRI Liga 1 2022-2023 dihentikan selama sepekan. Keputusan itu sesuai arahan dari Ketua Umum PSSI. Kami putuskan itu juga untuk menghormati semua pihak yang berdampak dari insiden itu sekaligus menunggu proses investigasi PSSI yang dimulai hari ini (Minggu).
“Kompetisi BRI Liga 1 2022-2023 dihentikan selama sepekan. Keputusan itu sesuai arahan dari Ketua Umum PSSI. Kami putuskan itu juga untuk menghormati semua pihak yang berdampak dari insiden itu sekaligus menunggu proses investigasi PSSI yang dimulai hari ini (Minggu),” ujar Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita yang dikonfirmasi, Minggu dini hari.
Lukita mengungkapkan, dirinya bersama tim PT LIB akan bertolak ke Malang, Minggu pagi, untuk terlibat dalam proses investigasi yang dilakukan PSSI. Serupa dengan PT LIB, tim investigasi PSSI juga berencana tiba di Malang, Minggu pagi.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyayangkan aksi berlebihan suporter Arema atau Aremania seusai timnya menelan kekalahan kelima di musim ini pada derbi Jawa Timur. Iriawan pun mengucapkan bela sungkawa dan permohonan maaf kepada ratusan keluarga korban yang kehilangan orang terkasih akibat laga sepak bola itu.
“PSSI langsung membentuk tim investigasi untuk langsung melakukan penyelidikan di Malang. Kami juga mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kejadian ini yang sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia,” tutur Iriawan.
Penyelidikan yang dilakukan PSSI akan dimulai dengan memeriksa panitia pelaksana (panpel) pertandingan Arema yang bertanggung jawab pada laga tersebut. Hal itu demi mengetahui penyebab awal mula tragedi itu.
Salah satu hal yang berpotensi memberatkan panpel Arema adalah kelalaian dalam mengatur jumlah suporter pada laga derbi Jatim itu. Menurut data PT Liga Indonesia Baru, pendukung Arema yang menyaksikan langsung derbi Jatim itu berjumlah 42.588 orang. Itu artinya mencapai 102 persen dari total kapasitas Kanjuruhan.
Hal itu bisa menyebabkan pihak yang bertanggung jawab pada laga Arema versus Persebaya berpotensi dikenakan Pasal 359 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang kealpaan yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Hukuman dari pasal itu ialah pidana penjara maksimal lima tahun.
Larangan main kandang
Selain panpel, tim Arema pun akan menerima hukuman berat. Meski PSSI belum melakukan sidang Komisi Disiplin (Komdis), Iriawan menegaskan, Arema dilarang untuk memainkan laga kandang di Malang pada sisa kompetisi 2022-2023.
“Arema dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” kata Iriawan.
Alhasil, Arema akan menjadi tim musafir di 11 laga kandang tersisa di musim ini. Jumlah itu terdiri dari empat laga di putaran pertama, lalu tujuh pertandingan kandang pada paruh kedua kompetisi.
Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing menambahkan, hukuman berat lainnya menanti Arema. “Setelah mendapat laporan dari PT LIB, kami segera menggelar sidang atas kasus ini. Selain larangan menjadi tuan rumah, Arema juga akan dikenakan sanksi lainnya,” ujar Erwin.
Tampil sebagai tim musafir berpeluang semakin memperburuk performa tim Singo Edan di musim ini. Setelah menyabet gelar Piala Presiden 2022, penampilan Arema jauh dari ekspektasi fans mereka yang mendambakan trofi Liga 1 musim ini.
Pada enam laga kandang yang telah berlangsung, Abel Kamara dan kawan-kawan hanya mengemas tujuh poin berkat dua menang, sekali imbang, dan menelan tiga hasil negatif. Tiga kekalahan di kandang itu terjadi secara beruntun ketika menghadapi tiga rival terberat Singo Edan, yaitu Persija Jakarta, Persib Bandung, dan Persebaya.
Kondisi itu membuat Arema tertahan di peringkat kesembilan dengan perolehan 14 poin. Mereka tertinggal sembilan poin dari Borneo yang memimpin puncak klasemen di pekan ke-11.
Adapun laga Arema melawan Persebaya sudah berlangsung “panas” sejak awal. Polda Jatim pun melarang pendukung Persebaya datang ke Kanjuruhan untuk menghindari bentrokan antar-suporter.
Selain itu, anggota skuad dan staf pelatih Persebaya menuju stadion dengan kendaraan taktis Brigade Mobile Polda Jatim untuk menghindari serangan dari Aremania.
Pada akhir pertandingan derbi Jawa Timur itu, ribuan pendukung Arema melempari pemain Persebaya dengan botol air minum dan beragam benda lainnya ke lapangan. Hal itu menyebabkan semua pemain dan staf “Bajul Ijo” berlari menuju lorong stadion untuk masuk ke dalam kendaraan taktis itu demi meninggalkan Kanjuruhan.