MALANG, KOMPAS-Kondisi di Kabupaten Malang pada Minggu (2/10/2022) sekitar pukul 10.00 berangsur-angsur pulih, pasca kerusuhan Sepakbola yang terjadi di Kanjuruhan Sabtu (2/10/2022). Jalan-jalan utama di Kota Kepanjen, mulai tenang setelah sebelumnya ricuh.
Kendaraan-kendaraan bekas terbakar tadi malam sudah mulai disingkirkan dan beberapa yang masih ada sudah digaris polisi. Kerusuhan tadi malam menyebabkan 13 mobil rusak, 10 di antaranya mobil dinas, Patwal, Brimob K9 dan mobil pribadi. Adapun stadion Kanjuruhan ditutup rapat.
Kondisi di jalan-jalan utama lancar. Sesekali ambulan lewat untuk mengantar korban ke rumah mereka atau ke rumah sakit. Kelompok suporter sudah tidak terlihat lagi.
Suporter sepak bola yang sebelumnya berkumpul di sekitar stadion kini hanya terlihat di rumah sakit. Mereka mencari keberadaan rekannya yang hilang atau menunggu dan mengurus rekannya yang sakit atau meninggal.
Di RS Wava Husada, sudah tertera sejumlah nama korban yang meninggal dunia. Sebagian sudah dijemput keluarganya, sebagian masih belum teridentifikasi. Petugas juga menyimpan 15 foto korban yang belum teridentifikasi agar keluarga bisa mengenali. Di RS Wava Husada masih ada sekitar 14-18 ambulan disiagakan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Polres Malang mengatakan korban yang belum teridentifikasi akan dikirim ke RSUD Saiful Anwar (RSSA) di Kota Malang. Khofifah meminta agar masyarakat tetap tenang.
Ia menyatakan seluruh biaya pengobatan di RSSA akan ditanggung pemerintah provinsi. Adapun keluarga dari korban yang meninggal akan diberikan santunan Rp 10 juta, sedangkan korban luka berat diberi santunan Rp 5 juta. Pemkab Malang pun akan memberikan santunan bagi keluarga korban namun tak disebutkan jumlahnya.
Pasca kerusuhan di Kanjuruan, warga Malang memilih berada di rumah dan membatalkan aktivitasnya keluar rumah. Mereka masih khawatir kerusuhan akan berlanjut. "Kami membatalkan acara sepeda bersama di hari Minggu. Kami khawatir jalan-jalan masih ramai. Lebih baik di rumah saja," kata Nurahmat (42) warga Sukun yang biasanya bersepeda di akhir pekan pagi.
Kekhawatiran yang sama diungkapkan Azalia Puspita warga Tanjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Selama ini Azalia selalu menghindari jalan jika ada konvoi suporter sepakbola. Meski pertandingan diadakan di Kabupaten, namun konvoi sering kali dilakukan di Kota Malang.
Bupati Malang, Sanusi meminta masyarakat tenang. Saat ini timnya mendahulukan penanganan emergensi di lapangan.
Adapun Pemerintah Kota Malang membuka pos layanan informasi Kanjuruan bagi warga yang mencari keluarga yang masih hilang dalam peristiwa kerusuhan tadi malam. Mereka memanfaatkan layanan darurat 112 dan call center BPBD di 0821 4040 3223 serta mendirikan tenda di Balaikota Malang.
Saat Kompas mencoba menghubungi nomor layanan darurat pada pukul 10.15, petugas belum bisa memberikan informasi data korban. "Kami masih dalam tahap pengumpulan data, kami anjurkan untuk ke kelurahan untuk melaporkan jika ada anggota keluarga yang hilang. Bisa juga mengikuti update kami di sosial media," kata Ita, operator yang bertugas. Adapun call center BPBD tak menjawab telepon.