Real Madrid, “The Invincibles” dan Rekor Lima Dekade
Real Madrid memperpanjang rekor tak terkalahkan musim ini usai menundukkan Atletico Madrid 2-1. “Los Blancos” kian dekat untuk melampaui rekor yang bertahan selama lima dekade dengan tak terkalahkan di 11 laga awal
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, SENIN – Real Madrid memetik kemenangan penting 2-1 atas rival sekota, Atletico Madrid, Senin (19/9/2022) dini hari WIB. Kemenangan di Derbi Madrid ini menjadi semakin manis lantaran diraih di markas Atletico, Stadion Wanda Metropolitano, Madrid. Hasil ini memuluskan langkah Madrid untuk memecahkan rekor lima dekade sebagai tim The Invincibles atau tak terkalahkan, baik di Liga Champions Eropa maupun Liga Spanyol, dalam 11 laga awal.
Madrid sejauh musim ini telah menjadi satu-satunya tim yang menang 100 persen di lima liga top Eropa. Menurut catatan Opta, Los Blancos telah memenangkan sembilan laga di seluruh kompetisi. Tim besutan pelatih Carlo Ancelotti itu menyapu bersih enam laga di Liga Spanyol, dua di Liga Champions Eropa, dan satu laga final Piala Super UEFA melawan Eintracht Frankfurt di awal musim.
Berhasil memenangi sembilan laga di awal musim ini membuat Real Madrid menyamai pencapaian mereka di musim 1961-1962 dan 1968-1969. Pada dua musim yang telah berlalu lebih dari lima dekade itu, Madrid mampu menjaga rekor kemenangan sempurna hingga pertandingan ke-11. Artinya, Madrid perlu memenangkan tiga laga lagi untuk melampaui rekor tersebut.
Untuk melampaui rekor di dua musim itu, Madrid perlu menjaga konsistensi. Los Blancos wajib menang di tiga laga berikutnya melawan Osasuna, Shakhtar Donetsk, dan Getafe. Di atas kertas, target itu sangat mungkin dicapai karena kualitas para pemain Madrid masih lebih baik daripada ketiga tim tersebut. Apalagi, kemenangan di Derbi Madrid telah meningkatkan kepercayaan diri juara Eropa 14 kali itu.
“Kami bermain sangat baik, tetapi memang masih kurang pada akurasi. Anda akan selalu sangat gembira setelah memenangkan derbi,” kata Ancelotti selepas pertandingan.
Hasil positif di markas Atletico menjadi sangat penting karena membawa Madrid kembali ke puncak klasemen yang sebelumnya sempat direbut rival abadi, Barcelona. Pada pertandingan sebelumnya, Barcelona mengatasi perlawanan Elche 3-0 di Stadion Camp Nou. Selisih poin antara Madrid dan Barcelona saat ini kembali menjadi dua poin. Madrid memimpin dengan koleksi 18 poin, sementara Barca 16 poin.
Meski lebih diunggulkan atas Atletico, Madrid bermain dalam tekanan pada babak pertama. Begitu krusialnya derbi ini bagi Atletico membuat pelatih Diego Simeone membuat sejumlah perubahan, salah satunya dengan memainkan penyerang Antoine Griezmann sejak awal. Untuk pertama kalinya di musim ini, Antoinne Griezmann dimainkan sebagai pemain mula. Sebelumnya, Griezmann selalu diturunkan dari bangku cadangan saat laga sudah berjalan selama 60 menit.
Gagal berkontribusi
Kendati diturunkan sejak awal laga, Griezmann gagal berbuat banyak. Ia hanya melepaskan satu tembakan tepat sasaran walau diturunkan secara penuh di laga ini. Strategi Ancelotti yang memilih menerapkan blok pertahanan rendah menyulitkan para pemain Atletico, termasuk Griezmann dan Joao Felix di lini depan, untuk mengancam gawang Thibaut Courtois.
Kami bermain sangat baik, tetapi memang masih kurang pada akurasi. Anda akan selalu sangat gembira setelah memenangkan derbi.
“Kami bertahan dengan blok rendah karena itu adalah cara menghentikan Griezmann dan Joao Felix,” ucap Ancelotti.
Strategi itu cukup efektif meredam agresivitas para pemain Atletico. Aurelien Tchouameni yang ditugaskan Ancelotti untuk menjaga kedalaman pertahanan melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Gelandang timnas Perancis itu mampu membaca arah permainan dan memutus umpan-umpan kunci yang diarahkan kepada Griezmann dan Felix.
Bertahan dengan blok rendah, Madrid mampu unggul lebih dulu melalui kerja sama apik antara Tchouameni dan Rordygo Goes. Tchouameni dengan jeli melihat Rodrygo yang berlari di antara para bek Atletico. Ia kemudian mengirim umpan akurat yang dikonversi menjadi gol oleh Rodrygo di menit ke-18.
“Saya harus katakan itu adalah umpan indah dari Tchouameni. Jadi saya sangat berterima kasih kepadanya,” kata Rodrygo terkait golnya yang membuat Madrid memimpin 1-0.
Area kanan pertahanan Atletico menjadi favorit para pemain Madrid untuk memulai serangan dan menusuk ke jantung pertahanan lawan. Hasilnya, Madrid menggandakan keunggulan di menit ke-36 berkat aksi Federico Valverde.
Gol Valverde dimulai dari manuver Vinicius Junior di sayap kiri. Ia merangsek masuk ke pertahanan Atletico dan melepaskan sepakan yang mengenai tiang gawang. Bola muntah langsung disambar Valverde yang berlari bebas tanpa pengawalan.
Pemain pengganti, Mario Hermoso, memperkecil ketertinggalan Atletico di menit ke-83. Namun, enam menit kemudian ia diganjar kartu merah sehingga menyulitkan Atletico untuk menyamakan kedudukan pada sisa waktu pertandingan karena kalah jumlah pemain. Hingga laga usai, Madrid mengamankan keunggulan 2-1.
Simeone mengakui Madrid tampil lebih baik dibandingkan timnya. Dengan sarkastik, Simeone mengatakan, strategi Madrid yang memilih bermain dengan blok rendah mengingatkannya kepada Atletico saat masih diperkuat penyerang Diego Costa, pada 2013 dan final Piala Super UEFA 2018.
Saat itu, Atletico juga menerapkan blok pertahanan rendah dan mengincar serangan balik untuk melawan Madrid di markasnya, Stadion Santiago Bernabeu. Hasilnya, Costa menjadi aktor utama kekalahan Madrid 0-1 di Liga Spanyol pada 2013 dan 2-4 di final Piala Super UEFA. (AFP)