Marc Marquez tersenyum lebar di garasi tim Repsol Honda setelah nyaris memuncaki sesi latihan kedua, jika ban belakangnya tidak tergelincir di tikungan 16. Ini menjadi sinyal potensi Marquez bersaing ketat saat balapan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
ALCANIZ, JUMAT – Marc Marquez membangkitkan optimisme tim Repsol Honda setelah mengakhiri sesi latihan bebas kedua MotoGP seri Aragon di posisi ke delapan, dan menjadi pebalap tercepat di sektor dua, Jumat (16/9/2022). Juara dunia delapan kali di semua kelas itubahkan nyaris menggeser Jorge Martin dari posisi teratas, jika ban belakangnya tidak tergelincir saat berakselerasi keluar dari tikungan 16, sehingga kehilangan sekitar 0,3 detik. Sengatan Marquez ini menguatkan potensinya untuk kompetitif saat balapan, Minggu (18/9).
Marquez mengawali akhir pekan balapan pertamanya setelah absen 110 hari ini tanpa memacu RC213V hingga limit dalam sesi latihan bebas pertama. Dia menjajaki feeling pengendalian motor menggunakan ban medium-medium dalam tiga rangkaian latihan. Waktu tercepatnya 1 menit 49,207 detik dia cetak dalam rangkaian pertama latihan.
Marquez baru mulai mencari limit pengendalian dalam sesi latihan bebas kedua, saat dia langsung membuntuti pebalap Aprilia Maverick Vinales dan mencetak waktu putaran tercepat ketiga. Dia kemudian menjalani banyak putaran beruntun untuk mencari ritme pace, sebelum melakukan time attack di akhir FP2. Dalam putaran terakhirnya, Marquez melesat mulus dan sangat cepat, bahkan diprediksi akan menjadi pebalap tercepat saat melewati garis finis.
Namun, saat keluar dari tikungan 16, ban belakangnya tergelincirsehingga motor bergoyang dan Marquez kehilangan 0,3 detik. Dia pun menempati posisi kelima, sebelum akhirnya turun ke urutan delapan dengan 1 menit 47,7610 detik. Jika tidak tergelincir di tikungan terakhir, Marquez akan menjadi pebalap tercepat menggusur pebalap Pramac Racing Jorge Martin yang memuncaki FP2.
Pencapaian Marquez ini membuat dirinya tersenyum lebar saat berada di garasi timnya. Dia menjelaskan kejadian di tikungan 16 itu dengan wajah ceria kepada anggota timnya. Hasil ini sekaligus menguatkan peluang Marquez untuk bersaing di posisi depan saat balapan.
Meskipun kondisi fisiknya belum 100 persen fit, Marquez langsung menjadi pebalap Honda tercepat di Aragon. Hal serupa dia lakukan dalam tes tengah musim di Misano pekan lalu. Marquez bisa langsung melesat karena saat ini bisa berkendara secara normal setelah operasi keempat pada Juni lalu, untuk meluruskan tulang lengan atas kanan yang bergeser 34 derajat.
"Sekarang, apa yang bisa kami lihat dalam tes di Misano adalah Marc datang dalam posisi yang lebih baik. Sebelumnya dia berkendara dalam posisi yang tidak memungkinkan untuk berkendara, sehingga dia perlu beradaptasi dengan masalah itu melalui gaya membalapnya. Di Misano, kami bisa melihat dia mulai berkendara dengan normal. Tetapi itu tetap belum cukup, karena dia masih memerlukan lebih banyak putaran, perlu kekuatan lebih pada lengannya. Terlihat bahwa operasi itu berjalan dengan baik dan dari sisi berkendara dia kembali normal," ungkap kepala mekanik Marquez, Santi Hernandez kepada MotoGP.
Hernandez mengatakan, tes di Misano bermakna lebih untuk memahami kondisi Marquez setelah lama tidak mengendarai motor. Hasilnya cukup bagus karena di hari pertama dia menjalani 39 putaran,dan sehari kemudian bisa membuat 61 putaran.
"Tetapi, kami datang ke sini bukan untuk melihat Marc bersaing meraih podium. Saya memang berharap bisa melihat Marc yang dulu, tetapi tetap targetnya seperti latihan. Juga untuk melihat lagi kondisinya karena di sini berbeda dengan tes yakni melakukan putaran, berhenti, relaks, dan berkendara lagi. Kondisi itu berbeda dengan akhir pekan balapan, karena sangat banyak yang harus dilakukan seperti memilih ban, menyetel motor, bersiap untuk kualifikasi kedua dan banyak hal yang berbeda dengan tes," jelas Hernandez.
Dia menambahkan, balapan di Aragon diguanakan untuk melihat kondisi Marquez, dan tim berusaha melakukan yang terbaik. Jika Marquez merasa bagus dan bisa melakukan lebih, maka itu hal yang baik.
Apa yang ditunjukan oleh Marquez dalam FP2 menunjukan dirinya memiliki potensi untuk bersaing saat balapan. Namun, itu masih perlu dikonfirmasi pada Sabtu, karena kondisi fisiknya bisa jadi menurun saat kualifikasi. Saat ini, kekuatan otot tubuh Marquez belum berada pada level untuk belapan dengan maksimal. Bahkan, untuk menjalani jumlah putaran balapan, masih ada peluang kelelahan di lap-lap akhir. Kondisi fisik itulah yang akan dikonfirmasi oleh Marquez di Aragon, trek tempat dia menang lima kali di ajang MotoGP pada 2013, serta 2016-2019.
Dia masih memerlukan lebih banyak putaran, perlu kekuatan lebih pada lengannya. Terlihat bahwa operasi itu berjalan dengan baik dan dari sisi berkendara dia kembali normal.
"Terkait podium, peluangnya satu persen, sangat rendah. Pertama, saya masih sangat jauh dari kondisi fisik terbaik, terutama kondisi lengan. Tulang sudah solid, tetapi yang terpenting adalah kondisi otot yang masih jauh dari yang saya inginkan," ungkap juara enam kali MotoGP itu saat konferensi pers, Kamis malam WIB. "
"Kedua, saat ini Honda berada dalam momen yang sulit, kita melihat itu dengan semua pebalap lain. Kami masih jauh dari tim pabrikan lainnya. Target saya adalah berusaha menyelesaikain semua akhir pekan mulai saat ini," ujar Marquez, yang menjadi pebalap tercepat di sektor dua dalam FP2.
Mengesankan
Selain Marquez, performa mengesankan juga ditunjukan oleh pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo yang menempati posisi kedua tercepat dalam FP2. Hasil ini menjadi pertanda positif dari usaha Yamaha untuk mengatasi masalah mereka di Aragon. Musim lalu, Quartararo juga bagus dalam sesi latihan dan kualifikasi, hingga dia meraih posisi start ketiga. Namun, saat balapan dia mengalami kesulitan dan hanya bisa finis di urutan kedelapan.
Musim ini, dia optimistis bisa meraih hasil balapan lebih baik, karena Yamaha telah mengetahui masalah di Aragon dan berusaha mengurangi kesulitan itu. Perbaikan itu terlihat dari catatan waktu Quartararo yang tercepat di sektor 1, serta posisi kedua di sektor dua. Adapun sektor tiga dan empat dikuasai oleh para pebalap Ducati, Enea Bastianini dan Jorge Martin.
Quartararo juga memiliki pace yang kompetitif dengan ban medium-medium, yang berpotensi menjadi ban balapan mengingat daya cengkeram aspal di Aragon tidak terlalu tinggi. Quartararo masih akan bersaing di tengah kepungan para pebalap Ducati. Di akhir FP2, ada empat pemacu Ducati Desmosedici GP dalam lima besar. Selain Martin, ada tiga pebalap Ducati lain di posisi tiga hingga lima, yaitu Johann Zarco, Bastianini, dan pemenang balapan musim lalu Francesco Bagnaia.
"Ini trek yang sulit, kami selalu bisa sangat cepat setiap kali di sini dalam latihan dan kualifikasi, namun dalam balapan kami tidak pernah mencetak hasil yang bagus. Kami tahu di mana masalahnya, terutama dalam dua tahun terakhir, dan kami berusaha supaya itu tidak terjadi tahun ini. Yang pasti, sektor empat akan menjadi salah satu yang sulit bagi kami. Namun, saya merasa percaya diri, dan kita lihat saja bagaimana akhir pekan ini," ungkap Quartararo dalam konferensi pers di Aragon.
Juara dunia MotoGP 2021 itu mengakui, di sektor terakhir Yamaha sangat kesulitan karena akselerasi dari gigi pertama hingga keenam. Tikungan terakhir juga menjadi masalah. Tetapi tahun lalu, Yamaha sangat cepat. "Kami perlu memahami bagaimana cara mengurangi masalah kami dalam balapan. Menurut saya, dengan itu kami bisa menjalani balapan yang bagus," jelas Quartararo.