Menpora Minta Panjat Tebing Optimalkan Status Tuan Rumah Piala Dunia
PB FPTI diminta optimalkan kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia Panjat Tebing untuk menyiapkan atlet ke kualifikasi Olimpiade 2024. Panjat tebing adalah cabang prioritas DBON yang dituntut berprestasi di Olimpiade.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park, Jakarta, 24-26 September, Kementerian Pemuda dan Olahraga minta Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia mengoptimalkan kesempatan itu untuk mempersiapkan tim menuju kualifikasi Olimpiade Paris 2024 mulai tahun depan. Panjat tebing adalah cabang prioritas dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sehingga diharapkan bisa meloloskan atlet sebanyak-banyaknya ke Olimpiade Paris guna menambah peluang Indonesia membawa pulang medali dari Olimpiade edisi ke-33 tersebut.
”Kami berharap PB FPTI (Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia) bisa mengoptimalkan kesempatan menjadi tuan rumah seri Piala Dunia kali ini untuk mempersiapkan atlet menuju kualifikasi Olimpiade 2024. Sebab, panjat tebing adalah salah satu cabang prioritas (dari 14 cabang prioritas plus 3 cabang industri) dalam DBON. Maka itu, mereka sangat diharapkan bisa berpartisipasi dalam Olimpiade 2024 karena Olimpiade merupakan target prestasi utama kita,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali saat menerima rombongan PB FPTI di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Menanggapi pesan itu, Ketua Umum PB FPTI Yenny Wahid mengatakan, pihaknya akan menurunkan sekitar 40 atlet yang terdiri dari 20 atlet nomor pertandingan speed dan 20 atlet nomor pertandingan lead. Sebagian atlet adalah anggota pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan sebagian lainnya dari daerah.
Atlet pelatnas nomor speed diharapkan bisa meraih prestasi optimal, yakni tim putra ditargetkan meraih emas, sedangkan tim putri setidaknya bisa masuk tiga besar. Indonesia memang masih lebih dominan di nomor speed, sedangkan nomor lead butuh waktu panjang untuk berprestasi di tingkat internasional.
Sejauh ini, dua atlet putra Indonesia menguasai dua besar klasemen individu nomor speed, yakni Veddriq Leonardo di puncak klasemen dengan 3.910 poin dari lima seri dari total tujuh seri speed musim ini dan Kiromal Katibin di urutan kedua dengan 3.275 poin dari jumlah seri yang sama. Di putri, dua wakil terbaik Indonesia, yakni Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah, terlempar dari 10 besar karena tim Indonesia tidak tampil dalam seri ke-11 Piala Dunia di Edinburgh, Skotlandia, 9-11 September. Desak turun dari urutan kedelapan menjadi ke-13 dengan 1.760 poin dan Rajiah turun dari peringkat kesepuluh menjadi ke-14 dengan 1.700 poin.
Kami pun berharap atlet Indonesia bisa kembali memecahkan rekor dunia ’speed ’di seri ke-12 Piala Dunia kali ini, di mana saat ini rekor dunia ’speed ’ masih dipegang Kiromal dengan 5,009 detik (dalam kualifikasi seri kedelapan Piala Dunia 2022 di Chamonix, Perancis, 8 Juli 2022).
”Kami pun berharap atlet Indonesia bisa kembali memecahkan rekor dunia speed di seri ke-12 Piala Dunia kali ini, di mana saat ini rekor dunia speed masih dipegang Kiromal dengan 5,009 detik (dalam kualifikasi seri kedelapan Piala Dunia 2022 di Chamonix, Perancis, 8 Juli 2022). Selain itu, kami berharap juga Indonesia secara tim bisa juara musim ini (kini Indonesia berada di urutan kedua dengan 13.455 poin atau terpaut 82 poin di bawah Polandia di puncak klasemen sementara),” kata Yenny.
Kalau bisa memenuhi target di seri-12 Piala Dunia atau seri ketujuh speed musim ini, posisi Veddriq dan Kiromal di klasemen akhir kemungkinan tidak akan tergusur. Adapun Desak dan Rajiah berpeluang kembali masuk 10 besar.
Hal itu akan menjadi keuntungan Indonesia menyambut musim depan. Sebab, atlet yang masuk 10 besar klasemen akhir musim ini bakal mendapatkan wildcard untuk musim depan. Dengan begitu, Indonesia bisa menambah kuota atlet yang bisa turun di setiap musim kompetisi, yakni normalnya setiap negara diberi jatah maksimal menurunkan lima atlet putra dan lima atlet putri per nomor per seri di musim terkait.
Artinya, kesempatan Indonesia memperbaiki prestasi di musim depan lebih besar karena ada lebih banyak atlet yang bisa tampil dalam rangkaian seri Piala Dunia tahun depan. Kalau ada lebih banyak wakil di 10 besar klasemen akhir musim depan, tim Merah Putih bisa menurunkan atlet lebih banyak pula untuk kualifikasi ketiga Olimpiade 2024 di Perancis pada Juni atau Juli 2024.
Itu untuk mengantisipasi andai tidak ada pemanjat nasional yang lolos dari kualifikasi pertama di Bern, Swiss, pada Agustus 2023 atau kualifikasi kedua untuk zona Asia yang kemungkinan di Indonesia atau Korea Selatan yang sedang bersaing mencalonkan diri sebagai tuan rumah. ”Jadi, status tuan rumah seri ke-12 Piala Dunia musim ini dan upaya menjadi tuan rumah kualifikasi kedua Olimpiade 2024 adalah bagian dari upaya kita untuk memperbesar peluang atlet Indonesia lolos ke Paris,” ujar Yenny.
Sementara itu, untuk atlet-atlet daerah yang diberi kesempatan tampil di seri ke-12 Piala Dunia kali ini, mereka diharapkan bisa menimba banyak pengalaman dari bertanding di level internasional dan berjumpa secara langsung dengan atlet-atlet elite dunia. ”Ini juga menjadi kesempatan para pembuat jalur dan juri nasional belajar dari para ahli terkait yang berlevel internasional yang hadi di Jakarta nanti,” ucap Yenny.