PSM Makassar Ciptakan Sejarah Baru di Asia
PSM Makassar menjadi tim Indonesia pertama yang menembus babak final zona ASEAN Piala AFC. Meski mendapat dua kartu merah, ”Juku Eja” bisa mengalahkan Kedah Darul Aman, 2-1, Selasa malam.
JAKARTA, KOMPAS — PSM Makassar menciptakan sejarah baru dalam keikutsertaan tim Liga 1 Indonesia di ajang Piala AFC. Kemenangan 2-1 atas wakil Malaysia, Kedah Darul Aman, pada laga semifinal zona Asia Tenggara, Selasa (9/8/2022) malam, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali, menjadikan tim berjuluk ”Juku Eja” itu sebagai duta Indonesia pertama yang bisa menembus final zona ASEAN.
Perjalanan terbaik perwakilan Indonesia di kompetisi level kedua antarklub Asia itu memang masih dicatatkan Persipura Jayapura. Tim ”Mutiara Hitam” bisa tampil di babak semifinal pada musim 2014.
Ambisi Persipura tampil di final dikandaskan sang juara pada edisi itu, yaitu Al Qadsia, tim asal Kuwait, dengan agregat 2-10. Sebelum Persipura, dua wakil Indonesia, Arema dan Semen Padang, bisa menembus babak perempatfinal pada musim 2012 dan 2013.
Baca juga: Anomali Bali United di Asia
Hanya saja, sejak musim 2017, Piala AFC mengalami perubahan format. Terdapat pembagian zona yang terdiri dari Asia Tengah, Asia Timur, Asia Barat, dan ASEAN.
Dengan format baru itu, wakil ASEAN, termasuk Indonesia, harus bisa menjadi juara zona ASEAN dan memenangi pula persaingan di babak inter-zona yang bertemu dengan wakil Asia Tengah dan Asia Timur.
Babak final interzona adalah babak semifinal utama Piala AFC 2022. Jika memenangi final interzona, PSM baru akan tampil di final utama menghadapi pemenang dari persaingan di zona Asia Barat.
Oleh karena itu, PSM masih harus memenangi dua pertandingan lagi sebelum bisa tampil di babak semifinal utama. Meski begitu, Wiljan Pluim dan kawan-kawan telah mencatatkan diri sebagai tim Indonesia dengan prestasi terbaik di era baru Piala AFC.
Prestasi terbaik sebelumnya tim Indonesia di kompetisi itu dihasilkan oleh PSM di musim 2019 dan Persija Jakarta pada edisi 2018. Pada kesempatan itu, kedua tim legendaris tersebut tersingkir di babak semifinal zona ASEAN.
PSM tumbang dari wakil Vietnam, Becamex Binh Duong, karena kalah dari produktivitas gol tandang pada laga yang berakhir dengan agregat 2-2 itu. Sementara Persija kalah 3-6 dari duta Singapura, Home United.
Baca juga: Modal Penting Duta Indonesia
Oleh karena itu, prestasi PSM itu disambut baik oleh Pelatih PSM Bernardo Tavares dan semua pemain. Sebagai pemegang predikat juara Piala Indonesia musim 2018-2019, Juku Eja mampu menjaga pamor Indonesia di kancah Asia.
Saya mengucapkan selamat kepada pemain atas kemenangan ini mereka menciptakan sejarah baru bagi sepak bola Indonesia.
”Saya mengucapkan selamat kepada pemain atas kemenangan ini mereka menciptakan sejarah baru bagi sepak bola Indonesia. Tak lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada suporter yang datang jauh-jauh untuk mendukung kami dan dukungan itu sangat penting bagi kami,” kata Tavares seusai laga.
Pluim, gelandang serang dan kapten PSM, menambahkan, ”Saya ingin mengucapkan selamat kepada semua anggota tim, mulai dari pemain hingga staf pelatih. Kemenangan ini terasa lebih baik karena PSM menjadi tim pertama Indonesia yang mencapai final (zona ASEAN).”
Selanjutnya, PSM akan menghadapi pemenang duel Viettel, tim Vietnam, dengan wakil Malaysia, Kuala Lumpur City. Kedua tim akan bertanding di Stadion Thong Nhat, Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Rabu (10/8/2022) pukul 18.00 WIB.
Pemenang laga Viettel kontra Kuala Lumpur akan menjadi tuan rumah pada partai puncak zona ASEAN. Perebutan satu tiket wakil ASEAN ke babak semifinal interzona akan berlangsung pada 24 Agustus mendatang.
Dua kartu merah
Kemenangan Indonesia dihasilkan melalui gol dari Yakob Sayuri di menit ke-31 serta tandukan bek tengah Yuran Fernandes, ketika babak kedua baru berjalan sembilan menit. Yakob mencetak gol seusai berkolaborasi dengan penyerang sayap, Muhammad Rizky Eka.
Baca juga: Kebugaran Pemain Jadi Faktor Penentu
Adapun Yuran memanfaatkan postur tingginya untuk unggul duel udara dengan pemain belakang Kedah dalam situasi sepak pojok. Peluang tendangan sudut itu dieksekusi oleh gelandang, Muhammad Arfan.
Keunggulan itu menegaskan dominasi Juku Eja atas Kedah dalam satu jam jalannya pertandingan. Hingga menit ke-60, PSM menghasilkan 12 tembakan dengan tingkat akurasi 50 persen sehingga enam tendangan pemain PSM mengarah ke gawang tim tamu.
Di sisi lain, PSM juga mencatatkan 56 persen penguasaan bola. Kedah, yang banyak ditekan, hanya mencatatkan 44 persen penguasaan bola.
Namun, superioritas PSM itu memudar ketika Fernandes menerima kartu kuning kedua di menit ke-62. Ia menekel Ronald Ngah dalam serangan di sepertiga akhir pertahanan PSM.
Tak hanya Fernandes, anak asuhan Tavares juga harus mengakhiri laga dengan sembilan pemain setelah bek sayap kiri, Agung Mannan, juga menerima kartu merah langsung dari wasit asal Uzbekistan, Riskullaev Akhrol. Itu disebabkan tekel sambil melompat yang dilakukan Agung kepada penyerang pengganti Kedah, Afeeq Iqmal.
Kehilangan Fernandes dan Agung merupakan pukulan telak bagi PSM jelang final zona ASEAN. Sebab, keduanya adalah pilihan utama Tavares di lini belakang.
Baca juga: Pertaruhan Kualitas Liga 1
Gol hiburan Kedah dicetak oleh Fayadh Zulkifli Amin, yang memanfaatkan terbukanya ruang di kotak penalti PSM, di menit ke-86. Gol itu sempat diprotes pemain PSM karena ada seorang pemain yang tengah menjalani perawatan di sisi lapangan. Alhasil, Akhrol mengganjar Pluim, kapten PSM, kartu kuning akibat protes yang berlebihan.
Terkait gol Kedah, Tavares pun heran dengan keputusan wasit yang mengesahkan gol itu. Padahal, katanya, serangan Kedah diawali lemparan ke dalam fair play yang seharusnya bola dioper kepada pemain PSM. Namun, Kedah justru mencetak gol ketika pemain PSM tidak dalam kondisi siap.
Adapun mengenai hukuman kartu merah pemainnya, juru taktik asal Portugal itu menuturkan, itu adalah buah dari kualitas wasit yang buruk di Liga 1.
”Kalau di Liga 1, dua pelanggaran kami itu adalah pelanggaran biasa yang tidak akan mendapat kartu kuning. Saya akan berbicara ini kepada pemain, tetapi yang penting mereka menunjukkan semangat juang luar biasa untuk menjaga kemenangan dalam situasi sembilan melawan 11,” ujar Tavares.
Baca juga: Partai Perdana Grup G Piala AFC Disambut Antusias
Pelatih Kedah Aidil Sharin menuturkan, pemainnya bermain buruk di babak pertama karena buruknya komunikasi antarpemain. Itu mencapai klimaksnya ketika PSM mencetak gol pertama.
”Kami telah melakukan segalanya untuk mengimbangi PSM di babak kedua. Ketika melawan 10 pemain, laga menjadi jauh lebih sulit karena lawan bermain dengan pertahanan yang sangat dalam,” ucap Sharin yang berasal dari Singapura itu.