Maria Goreti Samiyati tidak kuasa membendung nestapa kala kehilangan sang buah hati yang baru berusia dua bulan. Dengan menekuni atletik Paralimpiade, ia mencoba lari dari kesedihannya sehingga akhirnya berbuah emas.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
Dari atas kursi rodanya, Maria Goreti Samiyati (34) berteriak sembari membentangkan Merah Putih di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (4/8/2022). ”Indonesia, Indonesia!” pekiknya dengan mata berkaca-kaca.
Atlet kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, itu berteriak girang bercampur haru setelah meraih medali emas atletik nomor 400 meter kelas T54 (keterbatasan tubuh bagian bawah) ASEAN Para Games 2022. Ia mencatatkan waktu 1 menit 02,77 detik, mengungguli Techinee Duangin (Thailand) yang finis kedua dengan 1 menit 04,52 detik.
Capaian itu melengkapi prestasi sebelumnya, medali emas 200 meter dan satu perak 100 meter, yang diraihnya di tempat yang sama. Di kalangan rekan-rekan pemusatan latihan nasional, Maria dikenal punya kekuatan tangan, tenaga, dan daya tahan prima. Maka, ia menjadi pelari jarak menengah andalan Indonesia.
”Dua emas dan satu perak. Raihan Maria ini melampaui ekspektasi. Nomor spesialisasi dia memang di jarak menengah. Tapi, sayangnya, kali ini nomor 800 meter tidak dilombakan,” ujar Dwi Cahya Nugraha, asisten pelatih atletik Paralimpiade Indonesia.
Bagi Maria, ASEAN Para Games 2022 merupakan impian yang tertunda. Dia berkali-kali gagal mewakili Indonesia di ajang ASEAN Para Games. Menekuni atletik sejak 2014, baru kali ini dia berkesempatan mewakili Indonesia di ajang itu. Ia melewatkan ASEAN Para Games 2017 di Malaysia karena tidak dipanggil ke pelatnas.
Performanya lalu menanjak dan berkesempatan mewakili Indonesia di Asian Para Games Jakarta-Palembang 2018. Ia turun di 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Hanya saja, Maria belum bisa meraih medali.
Namun, asa Maria mempersembahkan medali pertamanya untuk Indonesia pada ajang multicabang tak pernah padam. Ia berhasrat menebus kegagalannya itu di ASEAN Para Games Filipina 2020. Sayangnya, ajang itu dibatalkan akibat pandemi Covid-19. Kekecewaan sempat menyelimuti Maria. Namun, ia tetap berlatih rutin hingga akhirnya mewakili Indonesia di ASEAN Para Games 2022.
Saat awal latihan atletik itu saya masih kepikiran sama anak. Masih sering menangis saat memutar (kursi) roda. Air mata keluar karena ingat dia. Tapi, saya tahan dan coba fokus latihan. (Maria Goreti Samiyati)
Mengingat penantian panjangnya itu, maka bisa dipahami ia sangat ekspresif merayakan capaian gemilangnya di Stadion Manahan. Medali emas yang diraihnya di sana sekaligus merupakan kristalisasi dari keringat dan air mata.
Duka kehilangan
Dulu, air matanya sering meleleh. Perkenalannya dengan atletik, yaitu pada 2014, diawali tragedi. Saat itu, Maria berduka karena kehilangan anak pertamanya yang baru berusia dua bulan akibat sakit. Hidupnya pun menjadi gelap. Buah hati yang ia dambakan sejak lama ternyata pergi sedemikian cepat.
Ia enggan beraktivitas dan tidak berselera makan. Melihat kondisinya yang terpuruk, teman-temannya lantas mengajaknya berolahraga lari. Atlet yang kehilangan salah satu kakinya akibat kecelakaan saat duduk di bangku SMP itu menggunakan kursi roda khusus untuk berlari.
”Saat awal latihan atletik itu saya masih kepikiran sama anak. Masih sering menangis saat memutar (kursi) roda. Air mata keluar karena ingat dia. Tapi, saya tahan dan coba fokus latihan,” katanya.
Meskipun awalnya merasa kesulitan dalam menerapkan teknik berlari, Maria berusaha mencintai dunia barunya itu. Ia pun memilih atletik sebagai jalan berlari dari kesedihan. Lara itu pun perlahan menghilang. Maria bisa mengikhlaskan kepergian putrinya.
Setelah meraih tiga medali internasional pertamanya, ia kini menargetkan lolos ke Asian Para Games 2023. Sama seperti kala berlari selangkah demi selangkah untuk meninggalkan duka, Maria bertekad sedikit demi sedikit untuk mewujudkan mimpi tampil di Paralimpiade.
Dengan berlari, ia akhirnya bisa melepaskan diri dari jerat kesedihannya. Ia juga mengerti bahwa saat satu pintu tertutup, Tuhan akan membuka pintu kebahagiaan lainnya.