Emas Pertama Pembuka Keran Medali
Emas pertama Indonesia dari cabang bulu tangkis di ASEAN Para Games Solo 2022 memicu motivasi atlet-atlet Merah Putih untuk memenuhi target minimal 104 medali emas.
SURAKARTA, MINGGU – Lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta yang menjadi arena bulu tangkis dalam ASEAN Para Games Solo 2022, Minggu (31/7). Tim beregu putra bulu tangkis paralimpiade Indonesia kembali mempertahankan emas di nomor itu setelah mengalahkan Vietnam dan Thailand masing-masing 3-0. Indonesia tak terkalahkan dalam nomor ini selama dipertandingkan dalam pekan olahraga atlet-atlet difabel Asia Tenggara dan Asia.
Pada hari kedua ASEAN Para Games ini, tim Merah Putih juga meraih lima medali emas dan tiga perak dari tenis meja, serta perunggu dari basket kursi roda 3x3 putra. Namun, perolehan medali itu belum masuk dalam perhitungan peringkat karena belum ada upacara penghormatan pemenang (UPP). Penyerahan medali baru berlangsung di bulu tangkis.
Perolehan lima medali emas tenis meja diraih dari kelas beregu TT10 putra, beregu TT10 putri, beregu TT8 putri, beregu TT4 putra, dan beregu TT9 putra. Medali perak tenis meja dari beregu TT6-7 putra, beregu TT1-3 putra, dan beregu TT5 putra.
"Banyak perolehan medali hari ini daru tenis meja, tetapi karena belum ada UPP maka belum sah dihitung," ujar Rima Ferdianto Sekretaris Jenderal Panitia Penyelenggara ASEAN Para Games 2022 (Inaspoc).
Perolehan medali yang sudah sah dihitung baru pada cabang bulu tangkis paralimpiade. Upacara penyerahan medali beregu putra SL3-SU5 langsung dilakukan seusai Indonesia menang 3-0 atas Thailand, pada Minggu sore di Edutorium UMS.
Indonesia sangat dominan dalam nomor beregu putra SL3-SU5 tersebut karena memiliki atlet-atlet yang setara kualitasnya di setiap klasifikasi, mulai dari SL3, SL4, dan SU5. Kondisi itu membuat kompetisi di dalam tim nasional sangat ketat yang krusial untuk terus menaikan level permainan.
Regenerasi berkelanjutan itu membuat Indonesia tak pernah kalah di nomor beregu putra SL3-SU5 setiap kali dipertandingkan, termasuk di ASEAN Para Games 2011, 2015, dan 2022. Pada ajang ASEAN Para Games 2014 di Myanmar, bulu tangkis paralimpiade tidak dipertandingkan. Tim Merah Putih juga meraih medali emas nomor ini dalam Asian Para Games 2018.
Indonesia membuka jalan mulus mempertahankan medali emas saat menang 3-0 atas Vietnam pada laga pertama. Tunggal putra SL4 Fredy Setiawan menang 21-10, 21-11 atas Ta Truc, ganda SL3-SU5 Hafish Briliansyah Prawiranegara/Ukun Rukaendi menang 21-5, 21-13 atas Bui Min Hai/Nguyen Van Thuong, dan tunggal putra SU5 Suryo Nugroho mengalahkan Van Anh Tuan 21-10, 21-11.
Kemenangan itu disempurnakan di laga kedua melawan Thailand, yang sebelumnya menang 2-1 atas Vietnam. Fredy kembali turun di laga kontra Thailand dan menang 21-19, 21-12 atas Kitichokwattana Chawarat. Hafizh yang berpasangan dengan Harry Susanto menang 21-13, 21-13 atas Chok-Uthaikul Watcharaphon/Teamarrom Siripong. Tunggal putra SU5 Dheva Anrimusthi tidak menemukan lawan yang imbang dan mengakhiri perlawanan Somsiri Pricha dalam 18 menit untuk menang 21-4, 21-8.
Mudah-mudahan dengan tim putra ini meraih medali emas bisa membuka keran emas untuk nomor-nomor lainnya.
"Mudah-mudahan dengan tim putra ini meraih medali emas bisa membuka keran emas untuk nomor-nomor lainnya," ungkap Suryo Nugroho.
Suryo juga akan tampil di nomor tunggal SU5 yang akan menjadi pengulangan perebutan medali Paralimpiade Tokyo 2020. ASEAN Para Games ini akan mempertemukan para peraih medali emas, perak, dan perunggu, yaitu Cheah Liek Hou (Malaysia), Dheva Anrimusthi, dan Suryo. Saat ini, potensi final sesama Indonesia di kelas SU5 belum bisa dipastikan, karena masih menunggu undian saat memasuki babak gugur.
"Sekarang saya akan fokus ke nomor tunggal dan ganda, semoga bisa membuah hasil terbaik," ungkap Suryo.
Motivasi yang saya juga diraih oleh Fredy yang bertanding dengan dukungan penuh keluarganya yang datang ke arena. "Emas ini membuat lebih percaya diri untuk menjalani pertandingan selanjutnya. Target pribadi saya meraih empat medali, karena saya akan tampil di tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran, selain beregu ini," ungkap atlet dengan keterbatasan pada kaki itu.
Laga pertama ini juga membuat para atlet bisa lebih beradaptasi dengan arena yang berangin. Fredy sempat kehilangan akurasi pukulan karena kok keluar lapangan beruntun, karena angin yang kencang. Dia pun menemukan trik mengatasi itu dengan tidak banyak bermain bola-bola panjang. "Angin kenceng banget tadi, jadi sebisa mungkin mengatasi itu," ujar dia.
Baca juga : Momentum Emas Membangun Kesetaraan
Pelatih tim nasional bulu tangkis paralimpiade Indonesia Imam Kunantoro menilai, pertandingan beregu ini sangat penting bagi atlet untuk memantapkan adapatasi dengan kondisi lapangan. Detail pemahaman arena, termasuk angin, menjadi salah satu kunci untuk memenangi pertandingan dalam laga-laga individu dan ganda.
"Kalau teknik dan fisik semua sudah siap, sekarang tinggal detail-detail pemahaman arena, itu sangat penting. Meskipun sudah pernah tes Hari ini menjadi pemantapan yang bagus, karena diuji langsung dalam laga penentuan," ungkap Imam.
Momentum dari emas pertama bulu tangkis ini juga memberi motivasi lebih pada dua atlet senior Hary Susanto dan Ukun Rukaendi. Hary yang terus berkutat dengan cedera achilles kanan dan kiri, serta meniskus yang robek, menjadikan momen ini untuk meraih medali lagi di nomor individu dan ganda.
"Kita syukuri hasil ini, karena pertandingan ke depan masih banyak dan di usia saya yang semakin bertambah ini yang terpenting adalah terus menjaga kondisi dengan pola makan dan istirahat teratur," unkap Harry yang meraih medali emas ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo 2020 berpasangan dengan Leany Ratri Oktila.
Baca juga : Kholidin, Pemanah Super Bertangan Satu
Atlet senior lainnya, Ukun Rukaendi juga menjadikan emas ini sebagai suntikan semangat untuk terus meraih prestasi sebelum pensiun. "Untuk saya pribadi, dalam usia lebih dari 52 tahun, hasil ini merupakan anugerah, karena masih diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah, serta masih bisa memberikan medali emas. Itu berkesan sekali bagi saya di usia saat ini," ungkap Ukun.
Atlet asal Jawa Barat itu mengaku, dirinya mulai mempertimbangkan untuk mundur dari nomor tunggal dan fokus pada nomor ganda. Dia merasa sangat berat untuk menjaga kondisi fisik tetap prima dalam persaingan tunggal, karena memerlukan kedisiplinan yang lebih tinggi.
"Saya mungkin hanya akan fokus di ganda, saya berpikir ke sana. Saya sudah tua, untuk menjaga fisik tidak mudah, saya juga ingin menikmati dunia bebas, disiplinnya berat sekali," ungkap Ukun.
"Untuk menjaga fisik di usia ini, bagi saya kuncinya tidak begadang, menjauhi minuman es, pola hidup yang sehat. Saya juga latihan setiap hari, kecuali Minggu, kalau Senin sampai Sabtu saya sempaatkan bermain bulu tangkis kapan pun jamnya," tegas Ukun.
Baca juga : ASEAN Para Games 2022 Menjadi Ajang Pertandingan Istimewa
Potensi emas
Perebutan medali akan semakin banyak dalam hari ketiga ASEAN Para Games, karena sejumlah cabang lumbung emas sudah mulai diperlombakan. Atletik dengan target 35 medali emas akan mengawali perjuangan mendulang emas di Stadion Manahan mulai Senin (1/8). Sejumlah atlet andalan seperti Saptoyogo Purnomo, Karisma Evi Tiarani, dan Nanda Mei Sholihah, akan tampil pada hari pertama perlombaan atletik.
"Saya akan tampil di nomor 100 meter, 200 meter, 400 meter, dan estafet campuran, targetnya bisa mempertahankan pencapaian sebelumnya," ungkap Nanda atlet putri klasifikasi T37 yang meraih tiga emas pada ASEAN Para Games 2017.
Demikian juga dengan renang yang menargetkan 27 emas akan mulai berlomba di kolam renang Jatidiri, Semarang. Atlet-atlet paralimpiade, Jendi Pangabean dan Syuci Indriani, akan menjadi tulang punggung tim renang. Tenis meja juga akan mulai mempertandingan nomor-nomor individu dan ganda, dengan atlet elite David Jacob dan Komet Akbar.
Peraih medali perak dan perunggu angkat berat Paralimpiade Rio dan Tokyo, Ni Nengah Widiasih, juga akan tampil pada hari ketiga. Dia menargetkan meraih medali emas di kelas 45 kilogram.