Jepang dan Filipina akan menghadapi rute yang lebih sulit dari peserta lainnya untuk menembus perempat final. Mereka bahkan sudah dinanti juara bertahan Australia di perempat final.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua tim kuda hitam, Jepang dan Filipina, harus saling jegal pada kualifikasi perempat final untuk memperebutkan satu tiket ke babak delapan besar. Pemenang dari laga itu sudah dinanti juara bertahan Australia. Kedua tim itu pun akan melewati tantangan terberat dalam beberapa hari ke depan.
Jepang dan Filipina akan bertarung di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (19/7/2022). Mereka harus menjalani kualifikasi lagi karena gagal menjadi pemuncak grup masing-masing. Jepang finis di peringkat kedua Grup C, sementara Filipina menempati peringkat ketiga Grup D.
Di antara empat laga kualifikasi, pertemuan kedua tim ini merupakan yang paling seimbang. Pertarungan setara ini bisa terwujud karena kejutan di Grup D. Lebanon yang tidak diunggulkan berhasil menjadi pemuncak klasemen, di atas Selandia Baru dan Filipina.
Filipina, akibat dua kali kalah di babak grup, terpukul hingga peringkat ketiga. Tim peringkat ke-34 dunia ini semula diperkirakan akan finis di peringkat kedua grup, setelah Selandia Baru. Mereka akan bertemu Jepang, tim peringkat ke-38 dunia.
Pelatih Filipina Chot Reyes mengatakan, hasil itu memang tidak sesuai harapan. Namun, mereka tidak punya waktu untuk kecewa terlalu lama. Tantangan besar sudah menanti tim berjuluk ”Gilas” tersebut.
”Saya sudah sampaikan kepada para pemain, kami masih punya peluang. Satu kemenangan lagi atas Jepang dan kami akan masuk delapan besar. Kami harus segera melupakan hasil sebelumnya dan fokus ke laga di depan mata,” ucapnya setelah kekalahan dari Selandia Baru, 75-92, Minggu malam.
Filipina, dengan sembilan pemain belum berusia lebih dari 25 tahun, tampak kurang garang pada turnamen kali ini. Tidak ada pemain bintang yang benar-benar bisa memimpin tim ini untuk menang. Pemain terbaik mereka adalah guard veteran, Bobby Ray Parks Jr (29), yang hanya menyumbang rerata 12,3 poin.
Kekalahan dari Selandia Baru memperlihatkan titik lemah itu. Filipina kalah dalam segala aspek, terutama pertarungan di area dalam. Mereka kalah rebound 28-61 dari tim lawan, nyaris tiga kali lipat lebih sedikit. Sementara itu, Selandia Baru bisa menghasilkan 40 poin dari area berwarna atau paint area.
Satu kemenangan lagi atas Jepang dan kami akan masuk delapan besar.
Filipina yang datang dengan ”tim kecil” bisa dieksploitasi lawan. Pemain tertingi mereka adalah Shaun Geoffrey Chiu, 2,03 meter. Saat bersamaan, Selandia Baru punya empat pemain yang lebih tinggi dari itu.
Tinggi badan memang bukan segalanya di bola basket. Namun, masalahnya, Filipina yang seharusnya lebih cepat dan agresif dengan tubuh mungil mereka ternyata juga tidak bisa memanfaatkan itu. Permainan mereka tidak efisien. Gilas pun hanya berhasil menang atas tim terlemah di grup, India, 101-59.
Adapun Reyes banyak mendapatkan kritik pedas dari para pendukung Filipina di media sosial. Pelatih yang sempat melatih Filipina pada periode 2000-an dan 2010-an itu dinilai bukan sosok tepat. Apalagi, setelah dia gagal membawa timnya untuk mempertahankan emas pada SEA Games Vietnam 2021.
Jepang menunjukkan sebaliknya. Dengan skuad yang terbilang mungil, mereka bisa memanggungkan permainan cepat dan efisien. Tim asuhan pelatih Tom Hovasse ini mengandalkan kecepatan transisi permainan dan lemparan tiga angka. Dua hal yang seharusnya lebih unggul untuk tim mungil.
Jepang memperlihatkan itu ketika kalah dari Iran, pemenang kedua Piala Asia di pergelaran sebelumnya. Meskipun kalah 76-88, Yuta Watanabe dan rekan-rekan menunjukkan karakter mereka. Jepang mencetak 20 poin dari serangan balik cepat atau fast break. Serangan itu merepotkan tim lawan.
Skuad asuhan Hovasse juga piawai menembak tiga angka sepanjang turnamen. Akurasinya mencapai 40,7 persen. Adapun mereka yang punya penembak andal, seperti Yutaroh Suda dan Keisei Tominaga, memecahkan rekor tembakan tiga angka ketika laga kedua lawan Suriah. Jepang menciptakan 27 lemparan tiga angka, melampaui rekor sebelumnya 25 lemparan.
Permainan agresif sesuai karakter tim itu membuat Hovasse sangat senang, terlepas dari hasil. Dia percaya permainan tersebut akan menjadi modal berharga untuk melawan Filipina. ”Saya sangat menyukai bagaimana tim ini bermain sangat agresif. Kami hanya perlu belajar dari laga ini dan tampil lebih baik di laga selanjutnya,” tutur Hovasse yang masih menjadi pelatih kepala tim putri Jepang di Olimpiade Tokyo 2020.
Ujian berat Jepang dan Filipina akan berlanjut setelah kualifikasi. Di perempat final, pemenang laga itu sudah dinanti tim peringkat ketiga dunia, Australia, yang lolos langsung sebagai juara Grup A.
Australia yang datang dengan mantan pemain NBA, Thon Maker, akan menjadi batu sandungan terbesar dalam turnamen ini. Sang juara bertahan punya kedalaman tim luar bisa. Mereka menyapu bersih tiga laga di grup dengan kemenangan berselisih dua digit angka.
Seluruh kemenangan itu diraih dengan membagi rata menit bermain ke 12 pemain. Adapun tim ”Negeri Kanguru” itu akan jauh lebih bugar dibandingkan dengan calon lawan mereka. Australia akan mendapat waktu istirahat 5 hari, sebelum menjalani perempat final pada Kamis nanti. Jepang dan Filipina hanya punya rentang 2 hari, dari kualifikasi ke perempat final.